Teori etika berfungsi sebagai panduan untuk keputusan bisnis ketika aktor menghadapi situasi dengan dimensi moral. Keterampilan atau kompetensi yang dikembangkan oleh etika bisnis meliputi keterampilan analitis, yaitu. kemampuan memahami posisi dan konteks prinsip dan tindakan moral, keterampilan positif (prediktif), kemampuan untuk memahami reaksi pihak lain berdasarkan aspek moralnya dan antisipasi dan mengantisipasi reaksi orang lain terhadap perilaku kita serta keterampilan normatif (pemrograman), yaitu kemampuan untuk mengarahkan keputusan dan kebijakan bisnis serta memahami prinsip-prinsip moral dalam semua keputusan sebagai manajer atau pebisnis. Etika bisnis sangat penting dalam bisnis profesional. sebagaimana dikemukakan Dr. Syahata bahwa etika bisnis merupakan tugas penting untuk membekali para pebisnis dengan:
1) Penciptaan kode etik Islam yang mengatur, mengembangkan dan mengkomunikasikan praktik bisnis dalam kerangka ajaran agama. Aturan etika ini juga merupakan simbol dari kebijakan yang melindungi pengusaha dari resiko.
2) Aturan etika Islam dapat menjadi dasar hukum untuk mendefinisikan tanggung jawab pengusaha, terutama kepada diri mereka sendiri, kepada perusahaan, kepada masyarakat dan terutama kepada Allah.
3) Kode etik dipandang sebagai dokumen hukum yang dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul daripada harus menyerahkannya kepada lembaga peradilan.
4) Kode etik dapat membantu menyelesaikan banyak masalah antara rekan kerja, pengusaha dan komunitas kerja.
5) Kode etik dapat membantu dalam pengembangan pendidikan bisnis dan program seminar yang menggabungkan nilai-nilai, etika dan perilaku yang baik dengan prinsip-prinsip bisnis modern.
6) Kode etik ini dapat merepresentasikan bentuk-bentuk aturan Islam yang konkrit dan kultural sedemikian rupa sehingga merepresentasikan kelengkapan (universalitas) dan orisinalitas ajaran Islam, yang dapat diterapkan kapan saja dan di mana saja tanpa bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan.
Perspektif Ajaran Barat (non Islam)
- Teori keadilan distribusi
Inti dari teori ini adalah bahwa "suatu tindakan disebut etis jika membela keadilan barang dan jasa", yang didasarkan pada pengertian keadilan. Suatu tindakan disebut etis di sini jika menghasilkan pemerataan manfaat dan beban, jadi istilah ini berfokus pada mode distribusi. Alokasi menurut bagian, kebutuhan, biaya, keuntungan dan manfaat, yang hasilnya dapat meningkatkan kerjasama di dalam atau di antara anggota masyarakat.
- Teori utilitarianism
Teori etika yang paling mewakili pendekatan teology disebut utilitarianism. Teori ini memandu pengambilan keputusan etis dengan mempertimbangkan keuntungan terbesar bagi banyak pihak (the greatest benefit to the greatest number). Dengan kata lain, apa yang benar didefinisikan sebagai apa yang memaksimalkan apa yang baik atau meminimalkan apa yang berbahaya bagi kebanyakan orang.
- Konsep Deontologi
Deontology berasal dari kata Deon yang berarti tugas atau kewajiban. Ketika sesuatu dilakukan karena kewajiban, dia sepenuhnya membebaskan moralitas dari konsekuensi tindakannya. Jadi keputusan itu baik karena sesuai dengan tugas, dan dianggap buruk karena dilarang. Prinsip dasar dari konsep ini adalah tanggung jawab individu untuk kesejahteraan orang lain dan kemanusiaan. Pendukung khas pendekatan ini adalah orang beragama (mengikuti perintah/kewajiban agama) dan orang hukum.
- Teori keutamaan