Rasakan udara pagi yang bertiup lembut
Ditemani mata memandang meja kayu bergambar "Power Ranger"
Itu meja kerja
itu meja belajarku
Menarik senyumku yang tak mau untuk menyinggahinya
Aku benar-benar menikmati santai pagi ini
Mengingat-ingat lagi, begitu banyak nikmat yang selama ini terlupakan
Udara ini sejuk, gratis, dan menyegarkan
Di luar sana banyak orang yang tidak seberuntung kita, oksigen harus dibeli jutaan
Langit indah tergores awan lurus ini gratis untuk kita pandang
Di luar sana banyak orang yang tidak seberuntung kita, tak bisa melihat hanya meraba
Aku tarik nafas dalam-dalam
Sambil ku cium aroma masakan yang terdengar renyah gemericik minyak di atas wajan
Istriku memang suka mengusik kebatinanku dengan pagi
Pagi yang tenang, sibuk dengan orang berlalu lalang
Demi sebuah pekerjaan
Ya itu wajar agar dapat menyalakan kehidupan
Tapi jangan pernah lupakan, semua tercipta ini banyak kenikmatan
Cobalah bicara dengan hati dalam-dalam
Rasakan detak jantung yang bernyanyi mengikuti irama burung bersahut-sahutan
Sayang di sini tak ada pegunungan
Bukan berarti kekurangan
Setiap nikmat terselip dalam kehidupan
Di manapun kita dan kapanpun
Tergantung bagaimana kita menggali permata itu
Ah aku gak mau beranjak terlalu cepat
Aku tak mau terlalu cepat siang
Pagi baru saja bermesraan
Jakarta, 23 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H