Hujan itu menariÂ
Di atas perapianÂ
Menaklukan gempita di tengah kemegahan
Pandang mata dalam-dalam
Kesaksian massa yang menegurnya
Tak membuat ia pergi
Langit itu bertanya
Pada hingar bingar manusia
Sedang apa mereka
Bersatu menikam kesederhanaan
Kemudian ia berdoa di tengah kesunyian galaksi
Bersimpuh bertasbih pada Sang Khalik
Sambil terisak-isak menahan perih
Ada yang membakar kulitnya
Ia tetap kuat
Namun tidak untuk jiwanya
Air matanya tumpah berserakan
Mengguyur suara menggerutu
Dari sang pemilik api
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!