Siapkan dirimu untuk di panggil Ibu...
Apakah kamu sedang menanti kelahiran si buah hati? Cemas pasti kamu rasakan, terlebih kamu yang sangat ingin merasakan proses melahirkan normal. Tak perlu ragu, persiapkan diri dan fokus pada proses bahagia yang akan kamu jalani, kamu pasti akan berhasil. Sebelum benar-benar menjalani persalinan, persiapkan dirimu dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Rutin Periksakan Diri dan Kandungan
Menjalani persalinan normal sangat memerlukan persiapan lebih. Kesiapan ibu secara fisik sangat penting diketahui. Hal ini biasanya dapat kamu tanyakan saat kamu memeriksakan kandungan di pelayanan kesehatan, baik bersama dokter spesialis kandungan maupun bidan. Jadwal pemeriksaan yang di sarankan minimal kamu lakukan 4 kali, yaitu sekali saat trimester pertama, sekali saat trimster kedua dan dua kali saat trimester ketiga. Pemeriksaan yang diperlukan biasanya meliputi nilai normal Hb, tekanan darah, gula darah untuk mengetahui adanya diabetes gestasional, pemeriksaan laboratorium lainnya untuk mengetahui infeksi pada jalan lahir dan lain sebagainya. Selain kondisi ibu, kamu juga harus memeriksakan secara detail kondisi bayi di dalam kandungan. Pemeriksaan janin dan kandungan yang dilakukan meliputi usia kehamilan, posisi janin, berat janin, posisi plasenta dan komplikasi lain pada kandungan. Jika semuanya oke, maka kamu dapat melanjutkannya.
2. Bangun Komunikasi dengan Janin
Saat usia kandungan memasuki 22 minggu, pendengaran janin mulai berkembang dan janin bisa mendengar. Uniknya janin tidak hanya mendengar, dengan bertambahnya usia kandungan dan perkembangan indra pendengarannya, janin akan mulai merespon suara yang didengarnya. Bahkan janin bisa membedakan mana suara ibu dan ayah atau suara-suara lainnya. Saat ini lah kamu harus mulai membangun komunikasi dengan janin mu. Ajak ia mempersiapkan diri untuk menjalani kelahiran secara normal. Sampaikan padanya untuk tetap sehat dan saat waktunya tiba ia akan ikut berjuang bersama kamu  untuk membantu kelancaran proses persalinan.
3. Diskusi dengan Penolong Persalinan
Tentukanlah dengan pasti dimana dan siapa penolong persalinan yang dipercaya untuk membantu kamu saat melahirkan, perbanyaklah diskusi dengannya. Agar proses persalinan nantinya berjalan lancar kamu harus banyak tahu dan belajar memahami apa yang disampaikan dokter kandungan atau bidanmu. Tidak apa-apa jika kamu jadi ingin banyak bertanya ini dan itu. Diskusikan pula terkait hal-hal yang kamu inginkan nanti, saat persalinan berlangsung, misal posisi bersalin yang nyaman untukmu, keinginanmu melakukan IMD (inisiasi menyusu dini), apa yang kamu ingin penolong lakukan jika saja kamu tidak sadarkan diri setelah proses persalinan. Semua hal perlu kamu bicarakan agar penolong juga siap untuk mempersiapkan alat dan kebutuhan yang mungkin bisa dipenuhi untukmu.
4. Sharing dengan Teman yang Berpengalaman
Jika ada teman mu yang sudah lebih dulu menjalani persalinan normal, ajak mereka berdiskusi. Dengarkan cerita mereka dan sesuaikan mana yang perlu kamu aplikasikan untuk dirimu. Memang kamu tidak hanya akan mendapat cerita yang menyenangkan, kamu juga akan mendengar sebagian teman yang mengeluh sakitnya kontraksi, atau ngilunya saat jahitan perineum dilakukan, namun jangan takut. Hal ini justru penting kamu ketahui agar kamu dapat mempersiapkan diri lebih matang untuk merasakan berbagai hal menyakitkan sebelum kebahagiaan besar menyambut kehadiran sang buah hati.
5. Siapkan Berbagai Kebutuhan Diri dan Bayi
Selain persiapan informasi, persiapan barang-barang yang dibutuhkan juga tak kalah penting. Persiapan ini sudah bisa mulai kamu cicil untuk dipenuhi saat kehamilanmu memasuki usia 28 minggu. Lebih cepat lebih baik tentunya untuk mengurangi kecemasan dan kamu bisa dengan nyaman menunggu waktu memasuki ruang bersalin. Untuk bayimu, kamu masih bisa skip barang-barang yang kamu anggap kurang penting di awal-awal kehidupannya di dunia. Setelah semuanya siap, masukkan berbagai keperluan itu dalam satu tas yang siap kamu bawa kapan saja jika kamu sudah mulai merasakan tanda-tanda ingin melahirkan.
6. Tentukan Support System
Tentukan siapa yang akan menemanimu saat proses persalinan dimulai. Kamu perlu membicarakannya agar sang- support system  bisa mempersiapkan diri. Kamu juga harus bisa melihat dengan jeli siapa yang kamu inginkan dan mungkin untuk menjadi support systemmu. Jangan menuntut suamimu jika saja suamimu ternyata punya fobia darah. Jadi malah ngerepotin nantinya kan?
7. Persiapan Mental
Mempersiapkan diri secara psikologis sangat penting untuk mengahadapi proses persalinan, baik sebelum, saat proses bersalin maupun sesudahnya. Ketenangan menanti, sadar saat proses persalinan terjadi dan memahami peran baru sebagai seorang ibu setelah persalinan dapat mencegah komplikasi secara fisik dan sindrome lainnya.
Meski terlihat sedikit merepotkan, kebahagiaan yang akan kamu rasakan saat menjadi seorang ibu pasti akan sangat istimewa. Terlebih jika keinginan mu untuk melahirkan sang buah hati dengan persalinan normal berhasil baik tanpa ada komplikasi setelahnya. Jadi, siapkan dirimu dengan baik IBU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H