Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Estimasi Jarak Tempuh "Mudik Lebaran" - Chapter 3

22 Maret 2024   19:09 Diperbarui: 22 Maret 2024   19:14 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jarak tempuh arus mudik "bukan menjadi hambatan atau tantangan" untuk ditembus, apapun kondisi yang terjadi tetap jalan". - Noto Susanto.

Memperkirakan jarak tempuh pulang kampung, sangatlah penting dengan waktu yang berbeda-beda "baik dalam kondisi macet atau kondisi jalan normal". Cerita ini, akan saya simulasikan perjalanan mudik ke kampung Desa Batu Gajah, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara dan Provinsi Sumatera Selatan.

"Pikiran pemudik harus tetap tenang dan fokus supaya jalan mudik bisa dinikmati sampai tujuan kampung halamannya". - Noto Susanto.

Perkiraan sampai tujuan dengan menggunakan berbagai macam transportasi seperti:

1. Pesawat Udara:

Perjalanan dari Jakarta, jika naik pesawat jam 12.45 wib akan tiba di Bandara Silampari (Lubuk Linggau - Musi Rawas) jam 13.00 Wib "Menunggu bagasi sekitar 20 Menitan" kemudian perjalanan menuju kampunng sekitar 1 jam, kalau lancar diperkirakan jam 14.20 wib sampai tujuan itupun kalau tidak macet.

Berarti rata-rata waktu pulang kampung menggunakan pesawat udara sekitar "2,5 jam" belum di hitung perjalanan dari rumah Jakarta menuju Bandara Soeta "Masih sekitar 3,5 Jam", ternyata butuh perjuangan juga "meskipun pulang naik Pesawat terbang".

"Fisik pemudik harus sehat agar tetap stabil membawa kendaraan dan lebih cepat berkumpul dengan keluarga di kampung". - Noto Susanto.

2. Menggunakan Bis:

Perjalanan pulang kampung menggunakan Bis diperkirakan "1 hari 1 malam - 24 jam di jalan" itupun kalau tidak macet di jalan atau ada kendala lainnya. Bisa sampai menuju rumah di kampung, dan berkumpul bersama keluarga.

Situasi mudik sulit ditebak juga, dalam arus pulang pasti semakin ramai terutama mendekati hari H lebaran. Budaya arus mudik ini, tentu menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia, pastinya bagi perantau ingin pulang kampung halamannya masing-masing.

"Mental pemudik harus tetap kuat, meskipun dalam kondisi macet tetap bersabar menghadapinya, yang harus diingat adalah keluarga dibkampung". - Noto Susanto.

3. Menggunakan Kendaraan Pribadi:

Perjalanan menggunakan kendaraan Pribadi waktunya, hampir sama pulangnya menggunakan tranpsortasi Bis. Namun lebih bebas dan tidak tergesa-gesa dijalan, bisa santai dan menikmati situasi perjalanan arus mudik ke kampung halaman tercinta.

Jadi perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dalam kondisi "Pada umumnya sekitar 24 Jam" dengan asumsi normal dan tidak ada hambatan di jalan. Namun situasi bulan Ramadahan, apalagi menjelang H-7 lebaran Idul Fitri "pasti macet". Tidak bisa di prediksi macetnya berapa jam, yang pasti berdasarkan pengalaman "pasti macet, meskipun hanya sebentar". 

"Fokus dan prioritas terhadap tujuan utama "Arus Mudik" artinya perjalanan masih jauh, setelah tiba ke kampung "sudah pasti memikirkan arus balik ke kota asal". - Noto Susanto.

4. Menggunakan Kendaraan Pribadi "Versi Saya dan Istri": 

Berdasarkan pengalaman pada tahun 2022, macet sangat parah dan menguras tanaga, pikiran dan mental. Adapun ceritanya sebagai berikut:

- Jam 22.00 Wib perjalanan dari Tanggerang Selatan menuju Pelabuhan Merak sampai jam 05.00 Wib "Perjalanan di tempuh dengan waktu 8 jam".

- Jam 05.00 Wib stand by di Pelabuhan Merak "karena situasi macet" jam 14.00 Wib baru masuk kapal, itupun dapat kapal yang tidak mendukung "kapal tua" waktu perjalanan menunggu di pelabuhan Merak sekitar "sekitar 8 Jam".

- Jam 14.00 Wib perjalanan dari pelabuhan Merak menuju pelabuhan Bakauheni "ditempuh dengan jarak sekitar 3,5 jam" karena tiba di pelabuhan Bakauheni jam 17.30 Wib. 

"Suka dan duka perjalanan menuju kampung "kado terindah untuk keluarga" karena pada dasarnya, pemudik lainnya merasakan juga, meskipun hanya satu tahun sekali". - Noto Susanto.

- Jam 17.30 Wib perjalanan menuju kota palembang melintas jalan tol Lampung, tibanya sekitar "jam 07.00 wib esok harinya - Hampir 12 jam" karena hampir setiap rest area berhenti untuk istirahat tidur. Pecah telor dan terlama di perjalanan "bukan macet ya" tapi memang situasi ngantuk karena sudah capek menunggu kondisi macet sebelumnya.

- Jam 17.00 Wib perjalanan dari kota Palembang menuju Desa batu "menempuh lintasan malam hari - jarak tempuh sekitar 14 jam sampai depan rumah". Bayangkan berangkat pulang kampung kamis jam 22.00 wib sampai di rumah kampung hari Minggu jam 08.00 wib.

Ini perjalanan sangat luar biasa, baik macet sebelumnya karena situasi jalan sering berhenti istirahat. Jadi estimasi jarak tempuh normalnya satu hari semalam, dengan perjalanan tidak macet dan tidak banyak berhenti.

"Di penghujung jalan, saya dan Anda akan menemukan nilai kehidupan yang sesungguhnya "meski dalam keandaan capek, emosi, kesal" itu semua akan hilang "jika sudah bertemua sanak saudara di kampung". - Noto Susanto.

Maka dari itu, beberapa uraian diatas dapat di tarik inti sarinya adalah sebagai estimasi jarak tempuh "Mudik Lebaran" ke kampung "Saya Ya":

1. Ini hanya cerita saya dan istri, memprediksi untuk keberangkatan pulang kampung ke Desa Batu Gajah " begitu juga yang lain pupang kampung halaman".

2. Mengingatkan kepada para pemudik atau anak rantau lainnya, agar tetap memikirkan jarak tempuh perjalanan menuju ke kampung halaman masing-masing.

3. Segala sesuatu di perjalanan bisa terjadi "tidak hanya macet" terkadang bisa saja situasi lainnya yang dialami seperti kecelakaan, mogok di jalan dan kondisi lainnya.

4. Sebelum pulang kampung, pastikan Anda analisa dan prediksi jalan yang akan di lintasi "supaya terciptanya rasa aman dan nyaman", sehingga situasi macet-pun "bisa enjoy dan rilek" dan nikmati perjalanan sampai tujuan.

Jadi, semua pasti punya cerita untuk arus mudik dan pulang kampung ke halamannya masing-masing "dengan jarak tempuh sangat bervariari".

"Happy always "Arus Mudik" sampai ketemu di tahun-tahun berikutnya, sama-sama berdo, sehat selalu, panjang umur dan makin sukses". - Noto Susanto.

Salam Jarak Tempuh Mudik !!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun