"Mental pemudik harus tetap kuat, meskipun dalam kondisi macet tetap bersabar menghadapinya, yang harus diingat adalah keluarga dibkampung". - Noto Susanto.
3. Menggunakan Kendaraan Pribadi:
Perjalanan menggunakan kendaraan Pribadi waktunya, hampir sama pulangnya menggunakan tranpsortasi Bis. Namun lebih bebas dan tidak tergesa-gesa dijalan, bisa santai dan menikmati situasi perjalanan arus mudik ke kampung halaman tercinta.
Jadi perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dalam kondisi "Pada umumnya sekitar 24 Jam" dengan asumsi normal dan tidak ada hambatan di jalan. Namun situasi bulan Ramadahan, apalagi menjelang H-7 lebaran Idul Fitri "pasti macet". Tidak bisa di prediksi macetnya berapa jam, yang pasti berdasarkan pengalaman "pasti macet, meskipun hanya sebentar".Â
"Fokus dan prioritas terhadap tujuan utama "Arus Mudik" artinya perjalanan masih jauh, setelah tiba ke kampung "sudah pasti memikirkan arus balik ke kota asal". - Noto Susanto.
4. Menggunakan Kendaraan Pribadi "Versi Saya dan Istri":Â
Berdasarkan pengalaman pada tahun 2022, macet sangat parah dan menguras tanaga, pikiran dan mental. Adapun ceritanya sebagai berikut:
- Jam 22.00 Wib perjalanan dari Tanggerang Selatan menuju Pelabuhan Merak sampai jam 05.00 Wib "Perjalanan di tempuh dengan waktu 8 jam".
- Jam 05.00 Wib stand by di Pelabuhan Merak "karena situasi macet" jam 14.00 Wib baru masuk kapal, itupun dapat kapal yang tidak mendukung "kapal tua" waktu perjalanan menunggu di pelabuhan Merak sekitar "sekitar 8 Jam".
- Jam 14.00 Wib perjalanan dari pelabuhan Merak menuju pelabuhan Bakauheni "ditempuh dengan jarak sekitar 3,5 jam" karena tiba di pelabuhan Bakauheni jam 17.30 Wib.Â
"Suka dan duka perjalanan menuju kampung "kado terindah untuk keluarga" karena pada dasarnya, pemudik lainnya merasakan juga, meskipun hanya satu tahun sekali". - Noto Susanto.