Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Implementasi 9-Box Model dalam Learning and Development

25 Januari 2023   06:25 Diperbarui: 25 Januari 2023   06:51 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari sisi lain bisa diukur dengan KPI (key Performance Indicator) baik dari KPI perusahaan maupun KPI Masing-masing individu trainer. Kemudian uraian dari KPI tersebut bisa diterjemahkan kembali menjadi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing trainer, sehingga lebih mudah mengevaluasi dari pencapaian kinerja yang sudah dituangkan kedalam KPI tersebut. Walaupun terkadang kecenderungan lebih banyak subjektif, minimal penilaian ini menjadi tolok ukur dalam memberikan perbaikan terhadap kualitas kerja yang belum tercapai.

Objektif dan subjektif sudah pasti terjadi? Tergantung pimpinan yang melakukan penilaian "meskipun sudah sangat profesional menjalankan tugas pekerjaan" jika pimpinan merasa tidak cocok atau hasil pekerjaan tidak sesuai yang diharapkan, tentu akan berdampak terhadap penilaian. Jadi, bila ditarik benang merahnya 'tetap melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan ruang lingkup pekerjaan masing-masing dan yang paling penting pimpinan mengetahuinya, serta tetap sejalan dengan pimpinan yang berdasarkan tujuan perusahaan.

Indikator 9-Box Model : 

Aspek yang menjadi indikator penilaian karyawan adalah "potensi karyawan dan performance karyawan" kemudian kedua poin ini saling berhubungan, jika potensi dan kualitas baik tentu perusahaan lebih mudah merencanakan karir kedepannya. Dalam hal ini dipromosikan ke jabatan baru di tempat yang berbeda maksudnya diberikan kesempatan departement lain seperti finance, commercial, human resources, dan ke bagian operasional. Bila keduanya berjalan baik dari sisi potensial maupun dari sisi kinerja, harus mempersiapkan diri juga untuk menjadi generasi penerus atau menjadi seorang pemimpin.

Pendekatan dengan potensial tentu sangat berhubungan erat dengan individu-individu trainer yang meliputi 'menyelesaikan tugas dengan tepat terutama dari waktu yang diberikan', 'dapat diandalkan tentu dipercaya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab bahkan menyelesaikan dan mendapatkan tugas tambahan', memberikan solusi dalam setiap permasalahan baik yang dihadapi dalam training maupun kegiatan operasional atau departement lainnya', membantu pimpinan dalam hal "problem solving dan decisions maker" ini menjadi nilai ++ potensi yang sangat mendukung.
***
Yang harus diantisipasi "setiap kegiatan dilaporkan kepada pimpinan" agar mendapat evaluasi atau perbaikan dari setiap yang dilakukan artinya jangan sampai tindakan berlebihan sehingga pimpinan tidak menyetujui hal yang anda lakukan. Sebetulnya tidak menjadi permasalahan yang serius, asalkan tetap dikomunikasi baik itu dalam menyelesaikan tugas, hal yang dapat dipercayakan, solusi yang diberikan, dan dalam menyelesaikan masalah serta keputusan yang diberikan. Kata kuncinya "karyawan potensial" bisa menempatkan diri kapan harus bertindak dan kapan harus komunikasi, dan hal lainnya.

Sedangkan pendekatan performance karyawan terutama kepada trainer adalah 'perilaku dan sikap - bagaimana seorang trainer  mampu berperilaku baik, 'tepat waktu - berhubungan dengan kehadiran, kedisiplinan, laporan dan pelaksanaan kegiatan training 'karakter kepemimpinan - mampu memimpin diri sendiri dan mempengaruhi yang positif peserta training, rekan kerja dan orang berada dilingkungan kerja, 'kualitas dan kuantitas pekerjaan - ini lebih kepada berapa banyak kegiatan yang dilakukan tentunya mampu membuat perubahan dan berkontribusi untuk perusahaan.
***
Selain yang di uraikan diatas ada beberapa poin penting juga yang perlu dibahas seperti : 'kerja sama tim - bisa berkomunikasi dan berkoordinasi yang baik dengan tidak mementingkan ego individu trainer masing-masing, 'bertanggung jawab - wewenang yang diberikan bisa diselesaikan dengan baik tanpa memberatkan beban kerja kepada tim yang lain, 'inisiatif - melakukan hal yang benar dan menanggung risiko segala perbuatan dan tindakan yang dilakukan artinya bila melakukan inisiatif bertentangan dengan departement lain maka harus mendapatkan solusi atau jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Dari penjelasan indikator 9-box diatas antara  "potential dengan performance" mempunyai hubungan dan pengaruh untuk saling memberikan  dampak positif dan dampak negatif terhadap potensi perkembangan dan perubahan karyawan serta kualitas kerja karyawan. Contohnya begini, terkadang "potensi karyawan bagus namun kinerjanya kurang bagus dan sebaliknya kinerjanya bagus namun potensi sulit untuk dikembangkan" ini menjadi fenomena situasi karyawan dilingkungan kerja ada juga potensi dan kinerjanya bagus menjadi penilaian dari pimpinan kepada individu trainer.

Pengisian 9-Box Model :

Dari pokok pikiran dan indikator 9-Box menjadi acuan dalam mengisi penilaian dari setiap individu karyawan dalam hal ini yaitu "Trainer". Kolom 9-Box Dibuat dalam bentuk "power point atau excel" dari setiap trainer sehingga lebih terukur melakukan penilaian dari setiap trainer tersebut. Perlu melakukan "1 one 1" atau memanggil satu persatu dengan pertanyaan diantaranya evaluasi kinerja bulanan maupun tahunan, presetasi yang dicapai selama bekerja, karir atau posisi apa yang diharapkan, hal apa saja yang bisa perusahaan support terkait pengembangan personal, dan kepribadian trainer lainnya.

Gambaran secara umum dalam penilaian menggunakan 9-Box model ini, tentu pimpinan sudah memiliki catatan penting dari masing-masing trainer artinya tidak hanya pada saat penilaian saja, namun dari keseluruhan kegiatan pelatihan dan pengembangan sudah ada penilaian sebelumnya. Sehingga keakuratan dalam mengisi form penilaian tersebut lebih terarah dan sesuai dengan kriteria 9-Box model, baik atau tidaknya karyawan tergantung bimbingan dari seorang pimpinan namun kedewasaan karyawan akan menjadi penilaian jika ada perubahan atau perbaikan dari karyawan tersebut.

Matrix 9-Box model memudahkan pimpinan dalam menampatkan setiap trainer berada dikolom yang mana diantara 9 kotak yang ada di matrix tersebut, walaupun tidak sesuai dengan isi kolom matrix yang menjadi acuan lain adalah hasil dari evaluasi dan penilaian kerja dari setiap masing-masing trainer. Oleh karena itu, setiap penilaian pasti akan ada evaluasi terhadap karyawan baik yang mempunyai potensi dan kinerja bagus maupun sebaliknya. Membutuhkan proses management untuk memberikan perbaikan dan perubahan terhadap trainer tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun