Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Refleksi Pengelolaan Risiko Security

23 Desember 2021   08:25 Diperbarui: 23 Desember 2021   10:06 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                     

Dengan dinamisnya lingkungan kerja atau perubahan dan inovasi membuat sumber daya manusia bertahan dalam perusahaan tempat mengais rezeki, namun perlu juga melakukan perbandingan di perusahaan lain untuk menguji mental dan keterampilan yang dimilikinya. Tentunya dalam hal ini tetap ada risikonya ditempat baru belum tentu mendapatkan kenyamanan dalam bekerja sedangkan tempat lama terlihat berada di zona nyaman dan aman karena sudah menguasai tugas yang telah diberikan.

Beberapa pelanggaran prosedur merupakan masalah atau risiko yang serius dalam kecelakaan, perbedaan standar keselamatan menciptakan kondisi pengelolaan yang berbeda dan rentan terhadap terjadinya risiko. Sering kali kita memikirkan akan terjadi risiko namun mitigasinya tidak diterapkan sama saja ingin sukses tapi malas, tidak bedanya seperti itu? Maka dari itu semua bisa dilakukan pencegahan atas kesadaran diri sendiri untuk mengurangi risiko walaupun pimpinannya tegas dan disiplin tidak akan bisa merubahnya kalau security dan sumber daya yang ada tidak mengikutinya.

Perilaku arogansi atau cuek boleh dikatakan salah satu unsur penyebab terjadinya risiko dan yang perlu di garis bawah apakah perlu terjadinya bencana terlebih dahulu agar orang mau mengelola risiko? Hal yang harus dihindari adalah berpikirnya tidak akan pernah terjadi, tidak apa-apa karena sudah biasa padahal tidak benar, mengampangkan persoalan yang terjadi sehingga akan mengakibatkan lebih fatal terhadap sumber daya manusia dan perusahaan. Banyak juga kita jumpai karyawan seperti itu, memang sudah karakternya dan kebiasaan untuk melakukan hal yang benar namun mengandung risiko untuk orang lain?

Mungkin juga karena keberuntungan untuk merubah risiko atau berpikirnya bahwa risiko dapat dihilangkan sepenuhnya? Jadi sekali lagi saya sampaikan bahwa risiko tidak bisa dihilangkan melainkan dikurangi? Menjadi perhatian siapapun dan dimanapun sumber daya security baik dari anggota sampai dengan directur security bahwa tindakan security dilingkungan kerja adalah melakukan pencegahan terjadinya potensi risiko yang lebih besar.

Refleksi terhadap peristiwa yang berisiko, ini mengutip dari teori "Susilo & Kabo 2018" kemudian penulis melakukan terjemahan dan uraian berdasarkan kegiatan yang ada di security. Dan digabungkan juga dengan bagaimana melakukan pengelolaan risiko dengan penjelasan sebagai berikut :

Sistimatis Risiko Security :

Mengelolah risiko dengan terukur walaupun secara tidak sadar maupun secara sadar telah kita lakukan untuk pengelolaan risiko security yang berpedoman pada prosedur kerja security, seperti contoh yang dilakukan oleh anggota security dilingkungan kerja melarang dan menegur karyawan atau tamu merokok tidak pada tempatnya dan seorang manager security memberikan pengarahan kepada bawahannya dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dalam memperhatikan risiko security diarea kerja.

Kewenangan security dilingkungan kerja sangatlah luas namun harus diberikan batasan dalam menerapkan manajemen risiko sesuai dengan peran saat menjalankan tugas terutama melakukan pemeriksaan, pengecekan, pengawasan, patroli, dan lain sebagainya. Fokusnya semakin terarah tidak hanya menjalankan tugas semata namun ada risiko yang dikelolah sehingga mencegah kerugian dan bahaya ditempat kerja, walaupun hanya menggunakan komunikasi saja namun itu lebih terarah bila dilakukan secara berkesinambungan.

Jadi, seluruh sumber daya manusia yang berada dilingkungan kerja bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk melakukan pengelolaan risiko yang berdampak negatif, artinya jangan menunggu dari security melakukan peneguran dan penertiban karena pelanggaran prosedur. Namun pengguna jasa security harus ada ketegasan untuk memberikan sanksi bagi yang tidak mengikuti himbauan dari manajemen terkait pengolahan risiko secara sistimatis tersebut.

Berpikir Kedepan Risiko Security :

Dalam membuat perencanaan penyedia jasa security dan pengguna jasa security harus mengikat dan kerja sama yang baik untuk menetapkan rencana jangka panjang dalam pengelolaan risiko. Keistimewaannya adalah bagaimana membangun intuisi melalui peramalan atau kira-kira apa yang akan terjadi tahun depan baik itu melihat dari dampak ekonomi, politik, kesehatan dan lain sebagainya. Sehingga sasaran lebih tepat untuk menghadapi risiko yang akan terjadi maksudnya berpikir juga hal yang tidak mungkin terjadi harus dibuatkan dalam rencana kegiatan manajemen security.

Strateginya adalah bagaimana terus berkomunikasi dalam menganalisa risiko apa yang akan terjadi, saya ambil contoh dua tahun belakang ini mengalami musibah yang luar biasa atas serangan dan wabah virus corona terutama masyarakat Indonesia yang mengakibatkan penurunan ekonomi sangat drastis tentunya ada hubunganya dengan ketenagakerjaan dan akhirnya security juga ikut terdampak. Sehingga pemikiran seperti ini penting direncanakan sejak awal karena pasti berkaitan dengan risiko dan biaya yang akan dianggarkan, dibebankan dan dikeluarkan menjadi cost perusahaan.

Oleh karenannya, dengan memikirkan risiko kedepannya memerlukan dukungan tim dalam membuat perencanaan risiko jangka panjang yang dikelolah secara bersama baik penyedia jasa security maupun pengguna jasa security. Sehingga menciptakan kolaborasi dan kerja sama yang positif dengan tujuan mengurangi risiko dan mengatasi risiko yang akan terjadi, walaupun datangnya kejadian yang luar biasa setidaknya sudah mempersiapkan mitigasi dan biaya yang akan dikeluarkan dalam penanganan risiko yang dialaminya.

Berpikir Seimbang Risiko Security :

Berpikir seimbang dalam pengelolaan risiko adalah merupakan kegiatan security dengan menjalankan fungsi managemen dalam memperdayakan sumber daya manusia dilingkungan kerja baik karyawan internal maupun sebagai security. Seperti bagian finance, accounting, Human capital develoment, bagian legal atau kontak kerja, invoice, operasional security dan lain sebagainya. Sehingga tidak hanya satu sumber untuk mengelolah risiko yang ada didalam perusahaan, setidaknya masing-masing bagian mengetahui risiko dalam pekerjaannya.

Hubungkan juga sumber daya manusia dengan prosedur kerja, dengan sistem, sesama rekan kerja dan lingkungan kerja juga baik internal dan eksternal yang sekiranya berdampak risiko. Sebab risiko datang disetiap bagian devisi atau departement lainnya, harus tetap menganalisa risiko yang dikelolah karena kedepan akan pasti terjadi terutama menilai dari sisi biaya dikeluarkan untuk memperbaiki dan mengembangkan bila ada yang dirugikan atau yang membahayakan baik kerusakan gedung, psikologis manusia, dan lain sebagainya. 

Sehingga secara penalaran dalam mengelolah risiko harus bisa membagikan waktu baik menjalankan tugas pokok maupun tugas tambahan, ini tergantung manager security mengatur kegiatan untuk tetap fokus terhadap risiko yang ditetapkan bersama pengguna jasa security. Seperti waktu untuk berkomunikasi anggap saja meeting setiap bulannya, mengatur jadwal pelatihan security, berpikir tentang risiko baru, dan lain sebagainya.

Memaksimalkan Peluang dan Ancaman Risiko Security :

Ini bagian meminimalkan risiko yang berhubungan dengan operasional security baik pengamanan perimeter sampai dengan pengamanan area dalam yang menganggu bisnis utama dilingkungan kerja. Mengatasi gangguan dan ancaman internal dan eksternal sehingga tidak ada kesempatan atau peluang yang diberikan untuk melakukan tindakan kejahatan, teknik yang bisa digunakan melaksanakan koordinasi lingkungan terutama kepada pihak yang berpengaruh dan membantu saat terjadi adanya ancaman dingkungan kerja.

Siapa saja yang bisa diajak koordinasi? Sebagai tindakan mitigasi risiko tepat sasaran seperti menjalin komunikasi kepada pihak TNI dan POLRI (Babinsa dan Binmas), aparat lingkungan sekitar tempat kerja bisa saja kepala desa/lurah dan RT/RW, organisasi masyarakat sesuai dengan lokasi atau area tertentu, bisa juga terhadap tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan pihak kepentingan lainnya. Hal seperti ini dalam kegiatan security merupakan makanan sehari-hari artinya tidak lepas koordinasi agar tetap melakukan binaan dan hubungan baik satu sama lain. 

Kemudian tim security tetap fokus melakukan pencegahan dalam memaksimalkan ancaman ditempat kerja, konsistensi melaksanakan pekerjaan rutinitas sehingga stabilitas tetap terjaga dan prosedur kerja security menjadi pedoman. Kalaupun ada ancaman internal dan eksternal lebih cepat memberikan respon sesuai dengan tindakan mitigasi untuk menyelesaikan pekerjaan yang akan dilaporkan kepada pimpinan security dan diketahui oleh bagi pengguna jasa security.

Memberikan Kerangka Kerja dan Pengambilan Keputusan Risiko Security :

Kerangka kerja dan risiko security merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan yang diatur oleh pimpinan security baik manager security sampai dengan directur utama security sebagai pengendali utama dalam menentukan keputusan dalam organisasi. Pengendaliannya membentuk tim khusus dalam mengelolah risiko di tempat kerja baik bagian memberikan kebijakan risiko, bagian pelaksanaan penilaian risiko, bagian pembuat perencanaan, pelaksanaan kontrol hasil identifikasi, dan pengambilan keputusan tentunya pimpinan puncak security.

Fasilitas kegiatan dalam mengelolah risiko menjadi tanggung jawab penyedia jasa security untuk melengkapi yang belum ada atau mengembangkan yang sudah ada, ini bagian mengendali risiko yang direncanakan baik kondisi saat ini maupun untuk kedepannya. Fenomena yang terjadi seperti kurang peduli terhadap mitigasi yang disampaikan oleh bawahannya, tapi sebenarnya sangat memahaminya mungkin berpikirnya tidak terlalu urgent dan tidak dianggap penting dari pimpinan security tersebut.

Namun pada akhirnya hanya laporan dan data yang bisa menjawab apa yang diberikan keputusan dari seorang pimpinan security, karena bisa saja waktu itu belum mengalami kejadian dilingkungan kerja. Ini sebagai ulasan bahwa biasanya pimpinan lah yang bertanggung jawab terhadap risiko yang sudah di mappingkan baik yang pernah terjadi maupun yang belum terjadi artinya perlu mempersiapkan untuk keberlangsungan perusahaan serta mampu mengatasi risiko yang sudah dikelolah tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun