Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Refleksi Pengelolaan Risiko Security

23 Desember 2021   08:25 Diperbarui: 23 Desember 2021   10:06 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpikir Kedepan Risiko Security :

Dalam membuat perencanaan penyedia jasa security dan pengguna jasa security harus mengikat dan kerja sama yang baik untuk menetapkan rencana jangka panjang dalam pengelolaan risiko. Keistimewaannya adalah bagaimana membangun intuisi melalui peramalan atau kira-kira apa yang akan terjadi tahun depan baik itu melihat dari dampak ekonomi, politik, kesehatan dan lain sebagainya. Sehingga sasaran lebih tepat untuk menghadapi risiko yang akan terjadi maksudnya berpikir juga hal yang tidak mungkin terjadi harus dibuatkan dalam rencana kegiatan manajemen security.

Strateginya adalah bagaimana terus berkomunikasi dalam menganalisa risiko apa yang akan terjadi, saya ambil contoh dua tahun belakang ini mengalami musibah yang luar biasa atas serangan dan wabah virus corona terutama masyarakat Indonesia yang mengakibatkan penurunan ekonomi sangat drastis tentunya ada hubunganya dengan ketenagakerjaan dan akhirnya security juga ikut terdampak. Sehingga pemikiran seperti ini penting direncanakan sejak awal karena pasti berkaitan dengan risiko dan biaya yang akan dianggarkan, dibebankan dan dikeluarkan menjadi cost perusahaan.

Oleh karenannya, dengan memikirkan risiko kedepannya memerlukan dukungan tim dalam membuat perencanaan risiko jangka panjang yang dikelolah secara bersama baik penyedia jasa security maupun pengguna jasa security. Sehingga menciptakan kolaborasi dan kerja sama yang positif dengan tujuan mengurangi risiko dan mengatasi risiko yang akan terjadi, walaupun datangnya kejadian yang luar biasa setidaknya sudah mempersiapkan mitigasi dan biaya yang akan dikeluarkan dalam penanganan risiko yang dialaminya.

Berpikir Seimbang Risiko Security :

Berpikir seimbang dalam pengelolaan risiko adalah merupakan kegiatan security dengan menjalankan fungsi managemen dalam memperdayakan sumber daya manusia dilingkungan kerja baik karyawan internal maupun sebagai security. Seperti bagian finance, accounting, Human capital develoment, bagian legal atau kontak kerja, invoice, operasional security dan lain sebagainya. Sehingga tidak hanya satu sumber untuk mengelolah risiko yang ada didalam perusahaan, setidaknya masing-masing bagian mengetahui risiko dalam pekerjaannya.

Hubungkan juga sumber daya manusia dengan prosedur kerja, dengan sistem, sesama rekan kerja dan lingkungan kerja juga baik internal dan eksternal yang sekiranya berdampak risiko. Sebab risiko datang disetiap bagian devisi atau departement lainnya, harus tetap menganalisa risiko yang dikelolah karena kedepan akan pasti terjadi terutama menilai dari sisi biaya dikeluarkan untuk memperbaiki dan mengembangkan bila ada yang dirugikan atau yang membahayakan baik kerusakan gedung, psikologis manusia, dan lain sebagainya. 

Sehingga secara penalaran dalam mengelolah risiko harus bisa membagikan waktu baik menjalankan tugas pokok maupun tugas tambahan, ini tergantung manager security mengatur kegiatan untuk tetap fokus terhadap risiko yang ditetapkan bersama pengguna jasa security. Seperti waktu untuk berkomunikasi anggap saja meeting setiap bulannya, mengatur jadwal pelatihan security, berpikir tentang risiko baru, dan lain sebagainya.

Memaksimalkan Peluang dan Ancaman Risiko Security :

Ini bagian meminimalkan risiko yang berhubungan dengan operasional security baik pengamanan perimeter sampai dengan pengamanan area dalam yang menganggu bisnis utama dilingkungan kerja. Mengatasi gangguan dan ancaman internal dan eksternal sehingga tidak ada kesempatan atau peluang yang diberikan untuk melakukan tindakan kejahatan, teknik yang bisa digunakan melaksanakan koordinasi lingkungan terutama kepada pihak yang berpengaruh dan membantu saat terjadi adanya ancaman dingkungan kerja.

Siapa saja yang bisa diajak koordinasi? Sebagai tindakan mitigasi risiko tepat sasaran seperti menjalin komunikasi kepada pihak TNI dan POLRI (Babinsa dan Binmas), aparat lingkungan sekitar tempat kerja bisa saja kepala desa/lurah dan RT/RW, organisasi masyarakat sesuai dengan lokasi atau area tertentu, bisa juga terhadap tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan pihak kepentingan lainnya. Hal seperti ini dalam kegiatan security merupakan makanan sehari-hari artinya tidak lepas koordinasi agar tetap melakukan binaan dan hubungan baik satu sama lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun