Sepertinya penting juga kita bahas, hal apa saja yang akan dipersiapkan sebelum ajal menjemput. Atau kita hanya biasa-biasa saja dan tidak perlu juga memikirkan kematian, tidak menjadi persoalan juga.
Yang paling penting adalah bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan menghadapi kematian atau akan dipanggil oleh sang pencipta. Hari ini, besok, atau lusa tentunya tidak bisa ditentukan kapan kita mati. Yang pastinya ajal atau maut bisa datang kapanpun dan tidak pandang buluh.
Alasan yang mendasar mengapa kita harus mempersiapkan kematian, karena ironisnya bahwa bermacam-macam cara tuhan memanggil umatnya dengan ketidakpastian meninggalnya. Dalam hal ini sengaja atau tidak sengaja baik sedang melaksanakan aktivitas, diam di rumah saja, sedang di perjalanan, dan semua bisa terjadi.
Terkadang lama mengidap penyakit yang dideritanya dan lama juga ajalnya dijemput, ada yang mengalami serangan jantung dalam waktu berapa menit langsung menghadap sang ilahi. Ada juga yang lebih mengenaskan bila meninggal dalam kondisi keadaan darurat seperti kita ketahui bersama, hal ini begitu cepat nyawa akan melayang dalam sekejap.
Keadaan darurat saat ajal menjemput seperti kapal selam tenggelam dan pesawat terbang jatuh beberapa bulan yang lalu. Musibah yang viral ini dengan ucapan duka yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia terutama keluarga yang mengalami kesedihan mendalam, karena dijemput dengan situasi dadakan.
Dengan situasi darurat lainnya bisa saja ajal dijemput karena menghadapi bencana kebanjiran, kebakaran, longsor, gempa bumi, kecelakaan kendaraan dan situasi yang tidak pasti lainnya. Hal ini lah yang membuat manusia sadar untuk mempersiapkan segala hal sebelum ajal menjemput atau kematian datang.
Fenomena diatas saya dan kita semua sudah saatnya memikirkan kapan mati, dalam waktu apa ajal menjemput, dan lain sebagainya. Dengan demikian setiap detik kehidupan kita akang menghadapi situasi suka dan duka yang penuh kekhwatiran, seakan-akan memang belum siap untuk menghadapi kematian.
Sebagai analisa bahwa manusia sesungguhnya kalau ditanya kapan mau meninggalkan dunia dan kapan mau menghadapi sang pencipta, pasti jawabnya bingung dan lucu juga, masa sih jawaban mau mati, tentunya tidak mungkin mau...ya kan.
Maka dari itu kematian tidak melihat umur, kelamin, jabatan, suku, dan lainnya. Selanjutnya perlu kita menyikapinya dan mempersiapkan sebelum datang kematian, berikut uraian yang bisa membantu kita semua :
1.Wasiat Keluarga :
Hal ini sering kita lupakan atau jarang juga untuk bercerita kepada keluarga dan sanak saudara lainnya kecuali dalam keadaan kritis akan menghadapi koma atau detik-detik ajal tiba.
Salah satu poin pentingnya adalah kita semua bisa cerita anak kepada kedua orang tua, istri kepada suami, dan sebaliknya. Memang ini bagian dari rahasia dari setiap masing-masing keluarga atau sanak saudaranya lainnya.
Hal ini seperti wasiat terhadap harta benda, hutang piutang, kerabat atau rekan semasa hidup serta orang yang dianggap berjasa dan dianggap penting dalam hidupnya. Mungkin situasi lain yang mengingatkan kita semua untuk selalu terbuka kepada keluarga dan sanak saudara lainnya.
Secara umum bahwa wasiat ini menyampaikan sesuatu yang penting, sakral serta rahasia yang akan diikuti keluarga setelah orang yang kita sayangi meninggal dunia atau ajalnya dijemput sang pencipta.
Sisi lain bisa juga menyampaikan sebelum ajal menjemput minta di makam di suatu tempat, ini sebagai pesan terakhir dari wasiat sebelum ajal kematian datang. Ini untuk kita semua mempersiapkan kematian sebelum ajal menjemput.
2.Fokus Bertaubat :
Ini harus penuh kesadaran yang tumbuh dari setiap manusia, karena bertaubat ini datang dari dalam hati bukan suatu intervensi orang lain atau paksaan mengajak untuk berubah. Jika semuanya tidak ikhlas dan tidak sungguh-sungguh maka taubatnya hanya sementara dan bisa diulang kembali.
Taubat itu bagian dari intropeksi diri dari setiap manusia yang mengaku kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja terutama perilaku, ucapan, perbuatan, atau tindakan yang tidak membuat nyaman manusia lainnya.
Tindakan yang terpuji dengan tujuan menyerahkan diri kepada sang pencipta, karena mengaku dengan kejujuran atas dosa-dosa yang diperbuat masa lalu. Perlu kita sadari bersama juga, bahwa manusia tidak lepas dari salah dan khilaf, maka dari itu tidak berbuat dosa saja manusia sering melakukan kesalahan dan kekhilafan tersebut.
Secara umum bahwa tobat dilakukan oleh manusia yang sudah menyakinkan akan memperbaiki diri dari kesalahan masa lalu. Biasanya manusia yang melakukan untuk bertaubat, ingat dengan kematian dan seakan-akan ajal sudah didepan mata.
Sisi lain dari taubat dalam kondisi mengenang masa lalu, karena sudah melakukan perbuatan yang salah dan merugikan oleh lain seperti, pencurian atau perampokan, pembunuhan, perjudian, mabok-mabokan, perzinahan, dan lain sebagainya.
3.Tingkatkan Iman dan Taqwa :
Iman dan taqwa menjadi tolak ukur diri kita semua tetap berada dijalan yang benar, sehingga dalam kondisi apapun dan dimanapun saat ajal menjemput semuanya sudah dipersiapkan serta tidak ada lagi yang diragukan.
Seperti diketahui dan sering kita dengar bahwa iman dan taqwa "menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya" maksudnya hal ini benar-benar harus sempurna dan komplit.
Walaupun diperjalanan ada saja yang dihadapi tidak sesuai dengan sesungguhnya. Setidaknya kita ingat bahwa itu tidak benar dan kita lebih cepat memberikan respon untuk memperbaikinya.
Secara umum kita menjalankan ajaran sesuai Agama Islam seperti sholat lima waktu dan melakukan perbuatan yang terpuji serta bermanfaat untuk orang lain. Dan pada dasarnya setiap Agama mengajarkan kebaikan dalam kehidupan manusia terutama hubungan dengan sesama usia dan hubungan manusia dengan Tuhan yang Maha Kuasa.
Dengan demikian iman dan taqwa membuat kita yakin, walaupun sudah mendekati ajal menjemput sudah tidak menjadi was-was. Artinya sudah ingat antara surga dan neraka tergantung amal perbutan semasa hidupnya.
4.Amal Kebaikan :
Amal kebaikan menjadi pertimbangan apa yang akan dilakukan oleh setiap manusia. Apa yang kita harapkan dari berbuat kebaikan tentunya mengharapkan penilaian dari sang pencipta, walaupun tidak diungkapkan dan disebarkan kepada orang lain.
Amal yang kita berikan akan mempersiapkan juga untuk menghadapi maut atau ajal kematian. Hal apa saja yang bisa kita lakukan seperti memberikan sedekah, infaq, berbagi dengan sesama, mendirikan mesjid, dan lain sebagainya.
Sisi lain beramal adalah kita harus bisa mencontoh yang baik kepada sesama manusia dan mengajak untuk berbuat baik semasa hidup. Dengan tujuan sebagai tabungan untuk menghadapi kematian dalam kondisi apapun.
Secara umum bahwa amal kebaikan bisa bermanfaat untuk sesama dan yang paling penting bisa berbagi secara terus menerus tanpa pamrih dan tidak mengharapkan pujian dari orang lain.
Sehingga apapun yang terjadi baik kematian atau ajal menjemput, kita sudah siap menghadapinya.Â
Dengan demikian uraian diatas merupakan analisa dan terjemahan berdasarkan kekuatan dalam menguraikan dan merangkai kata-kata. Siapapun manusia hidup dimuka bumi ini, pasti menghadapi ajal kematian.
Sebagai gambaran 4 poin diatas, untuk menghadapi kematian. Semoga bermanfaat dan membawa inspirasi, jika ada kekeliruan mohon dimaklumi.
Salam Perubahan....
Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CHLP, CPS, CPI.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H