Setelah 30 Hari Penuh menjalankan Ibadah puasa di bulan Suci Ramadan, saatnya menikmati hari kemenangan Idul Fitri 1442 Hijriah. Puncak kemenangan ini suatu keberkahan bisa berkumpul secara bersama-sama melaksanakan Sholat Idul Fitri.
Bertepatan Hari Kamis 13 Mei 2021 seluruh umat muslim Dunia memaknai hari kemenangan dengan melaksanakan Sholat Fitri. Kesempatan kali ini, penulis melaksanakan Sholat Idul Fitri 1442 Hijrah di Mesjid Baiturrahmah Sari Asih Ciputat, yang kebetulan Mesjid tersebut di samping Rumah Sakit Sari Asih.
Situasi pandemi Covid-19 membuat umat muslim melaksanakan sholat dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan membawa perlengkapan sholat masing-masing.
Selain situasi pandemi Covid-19, sudah hari ke-empat Istri rawat inap di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat. Bukan suatu kesengajaan melainkan harus diambil hikmahnya Idul Fitri 1442 H di Rumah Sakit.
Dari sisi lain bisa nikmati juga di Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Situasi Virus Corona, dan Istri yang sedang di rawat di Rumah Sakit, berikut uraian sharing semoga bisa berbagi dihari Fitri dan penuh kemenangan :
1.Sholat Idul Fitri 1442 Hijriah :
Momen terindah bisa dirasakan oleh umat muslim seluruh Dunia. Melaksanakan Sholat Idul Fitri 1442 Hijriah, menggunakan baju lebaran untuk menghargai di hari suci ini.
Walaupun tidak melaksanakan sholat di kampung halaman, kegembiraan bisa sangat senang melihat umat muslim lainnya yang bersama-sama melaksanakan Sholat idul Fitri.
Suasana yang harus dinikmati oleh penulis, walaupun istri sedang dirawat di Rumah sakit. Namun hati terasa senang dan bangga karena bisa berkumpul bersama untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri.
Alhamdulillah juga kebetulan Mesjid Baiturrahmah berada di samping Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, jadi lebih mudah untuk melaksanakan sholat Idul Fitri 1442 H. Namun tetap menggunakan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, menggunakan perlengkapan sholat, dan lainnya.
2.Makna Isi Khotbah Sholat Idul Fitri :
Pagi ini tepat pukul 07.00 Wib melaksanakan sholat Idul Fitri 1442 Hijriah di Mesjid Baiturrahmah Sari Asih Ciputat, sebanyak dua rakaat dengan 7 takbir di rakaat pertama dan 5 takbir di rakaat kedua.
Setelah selesai melaksanakan Sholat Idul Fitri 1442 Hijriah. Mendengar isi khotbah dari khotib adapun makna yang dijelaskan oleh penulis terkait arti sebenarnya hari raya Idul Fitri.
"Penjelasan dari khotib bahwa Hari Idul Fitri adalah hari makan, setelah 30 hari puasa saatnya untuk menikmati makan-makan bahkan diharamkan umat muslim bila berpuasa di hari Idul Fitri".Â
Selain bulan suci yang penuh kemenangan, mengajak kita untuk bisa intropeksi diri agar bisa berbagi makanan kepada anak yatim. Sudah berapa sering Anda berbagi kepada antar sesama manusia terutama yang membutuhkan seperti fakir miskin, yatim piatu, janda tua, jompo, yang membutuhkan lainnya.Â
Dari isi khotbah Idul Fitri yang disampaikan oleh Khotib adalah mengingatkan kita semua untuk terus berbagi terutama yang bermanfaat bagi orang lain.
3.Berbagi THR Dengan Perawat :
Tunjangan Hari Raya (THR) saat ini sudah berada dalam amplop kecil yang isinya tentunya uang baru untuk dibagikan kepada sanak saudara, keluarga, tetangga, dan lain sebagainya.
THR sudah menjadi tradisi setiap tahunnya baik saat lebaran Idul Fitri maupun lebaran Idul Adha. Walaupun besaran rupiahnya tidak seberapa, namun hati terasa senang dan bangga karena sudah bisa berbagi.
Kesempatan kali ini, nikmati lebaran di Rumah Sakit karena istri sedang rawat inap. Akhirnya berbagi THR nya kepada perawat kebidanan lantai 3 Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, Alhamdulillah bisa diterima dan sekalian mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.
Selain THR kami berbagi kerupuk Bangka, kebetulan waktu Istri rawat inap hari kedua membeli kerupuk kepada teman. Hal ini kebetulan diwaktu yang berkah dan bisa berbagi kepada antar sesama.
Istri dan anak bisa ikut merasakan senang dengan indahnya berbagi THR dan kerupuk Bangka tersebut. Semoga kedepan bisa berbagi dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
4.Telpon Kedua Orang Tua :
Jauh dari kedua orang tua pasti ada perasaan sedih dan rindu ingin bertemu, karena situasi pandemi Covid-19 lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah tahun ini tidak bisa mudik karena dilarang oleh pemerintah.
Walaupun tidak bisa mudik ke kampung halaman untuk berjumpa dengan kedua orang tua, mertua, keluarga, sanak saudara, dan lainnya. Namun hal ini bisa terobati melalui telepon dan komunikasi dengan mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.
Tidak hanya ucapan Lahir dan Batin, menanyakan kabar saudara di kampung, kondisi lebaran situasi pandemi, tamu datang ke rumah, makanan lebaran, dan lain sebagainya.Â
Perasaan dan pikiran ikut merasakan sedih karena bapak sedang mengalami keseleo bagian kaki kanan karena saat mau naik anak tangga dengan kondisi kaki terlipat. Dan dialami juga bapak mertua kepala pusing pada saat selesai sholat Idul Fitri.
Sebagai anak dan menantu memberikan dorongan dan semangat agar bapak dan mertua lekas sembuh dan diangkat penyakitnya...Amiin.
5.Besuk Dari Keluarga :
Kunjungan dari keluarga sungguh mengobati rasa rindu suasana berkumpul dengan situasi lebaran, walaupun istri dalam kondisi sakit namun terasa senang karena sudah didatangi keluarga.
Hari ini dikunjungi oleh keluarga, terima kasih yang sudah besuk diantaranya Leo, Wanhar, Ari, Sultan, Beni dan Yogi bersama istri dan anaknya (Saudara dari Nenek dan Kakek), serta  Cek Not bersama istri dan anaknya (Sebagai paman adiknya ibu).
Perbincangan dalam ruangan rawat inap berkumpul bersama, masih bersyukur ruangan rawat inap sendiri dan besar, sehingga bisa mengajak saudara yang besuk untuk masuk ruangan.
Sembari perbincangan dilanjut makan bersama kebetulan istrinya Yogi membawa rendang, sambal ikan, dan tekwan ciri khas Palembang. Berhubungan tidak ada piring, akhirnya makanya menggunakan tutup toples roti.
Menjadi keseruan bersama, beginilah nasib anak rantau dan tentunya hubungan menjadi semakin akrab satu sama lain. Semoga hal ini bisa berkumpul bersama diwaktu yang berbeda.
Dengan demikian, dari uraian diatas hanya cerita dan sharing dari penulis, semoga bisa bermanfaat dan berbagi untuk orang lain. Intinya adalah bahwa kisah diatas gabungan dari analisa perjalanan di hari kemenangan istri yang sedang sakit.
Sehingga dari berbagai kegiatan bisa memaknai dan menikmati dengan situasi kemenangan di bulan yang suci ini. Semoga istri semakin sembuh dan bisa berkumpul dengan keluarga dilain waktu.
Jika ada kekeliruan, mohon dimaklumi.
Salam Hari Kemenangan...
Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CHLP, CPS, CPI.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI