5.Dengan keterpaksaan akhirnya artikel tersebut dikirimkan kepada manajemen kampus, walaupun saya sadar artikelnya belum sempurna dan banyak kekeliruan dalam hal menulis tersebut. Artinya hanya sebatas menulis dan sebatas kewajiban untuk tugas sebagai dosen.
Dari 5 poin di atas sebagai gambaran bahwa menulis tidak seindah yang kita bayangkan untuk menjadi penulis yang sesungguhnya. Artinya tidak sesuai dengan harapan apa yang kita mau terkait menulis tersebut.
Saya coba bandingkan kendala dan solusi menulis 7 bulan yang lalu dengan kondisi menulis saat ini, diantaranya adalah :
1.Belum mempunyai ilmu Menulis :
Awalnya saya hanya menulis dan tidak ada Basic ilmu untuk menulis, boleh dikatakan juga yang penting asal menulis. Terutama dari cerita di atas hanya sekedar memenuhi tugas dari manajemen kampus, kemudian jadi artikel tulisan online.
Berbeda dengan sekarang, berkat kemauan dan tekad untuk menulis, Alhamdulillah saya memiliki sertifikat kelas menulis online yang di selenggarakan oleh CV. Alineaku, didukung oleh mentor dan guru yang luar biasa, beliau adalah Pak Cahayadi Takariawan atau di panggil pak Cah atau pak Ustadz.
2.Belum percaya diri Menulis :
Dengan waktu yang lama di atas hampir dua bulan tulisan belum jadi juga, walaupun sudah melihat contoh tulisan yang lain. Karena masih belum yakin bahwa tulisan ini bisa di terima oleh pembaca dengan baik.
Yang saya rasakan hari ini adalah luar biasa hampir setiap hari saya menulis sudah berjalan dari 3 November 2020 sampai dengan sekarang, tulisan tersebut menggunakan Blog Kompasiana. Jumlah tulisan saat ini sudah sampai 70 tulisan yang sudah menjadi artikel online, dalam waktu satu bulan 12 hari.
3.Masih takut salah dalam Menulis :
Ini yang selalu menghantui, berpikir apakah benar yang akan saya tulis. Terutama dalam melihat dan mengutip tulisan orang lain, artinya sangat jauh harapan untuk terus menulis, banyak juga kegelisahan dan kegalauan dalam menulis tersebut.