Dalam kegiatan kebhinekaan kali ini memberikan kesempatan kepada saya untuk mengunjungi dan mengetahui keberagaman budaya di kampung adat cireundeu yang terletak di kelurahan Leuwigajah, kecamatan cimahi Selatan, jawa barat.Â
Kampung cireundeu diperkirakan berdiri sejak abad ke-16 M. Nama cireundeu sendiri berasal dari 2 kata yakni Ci dan reundeu, Ci yang artinya air dan Reundeu yang berasal dari pohon reundeu.Â
Terletak dilereng pegunungan yang menawarkan pemandangan hijau yang menyejukkan dan udara segar yang menyegarkan. Namun, dibalik keindahannya itu, Kampung adat cireundeu sendiri memiliki Sejarah Panjang yang mencerminkan kekayaan warisan budaya.Â
Seperti sebagian warga dikampung ini masih ada yang menganut kepercayaan sunda wiwitan . Dan dikenal juga sebagai tempat yang telah berdiri sejak lama, kampung ini menyimpan sejuta cerita tentang keajaiban Panjang dalam kehidupan masyarakatnya.
Kampung cireundeu memiliki bangunan tradisional yang menggambarkan kehidupan masa lampau Masyarakat jawa barat. Kampung ini Memungkinkan pengunjung terlebih saya untuk merasakan atmosfer kuno yang masih terjaga dengan baik hingga saat ini.
Kampung cireundeu memancarkan budaya  jawa barat melalui berbagai acara seni tradisonal, salah satunya pertunjukan alat musik angklung buncis yang dimainkan langsung oleh masyrakat asli kampung cireundeu.Â
Disana saya tidak hanya sekedar menyaksikan permainannya, tetapi saya diajarkan langsung oleh masyarakatnya untuk mensimulasikan cara memainkan alat musik angklung buncis tersebut.Â
Tidak hanya musik angklung, kampung ini juga memiliki berbagai macam kerajinan tangan yang menjadi bagian integral kehidupan masyarakatnya. Sehingga kampung ini menciptakan lingkungan yang kaya akan warna dan keunikannya.
Seiring perjalanan saya dikampung cireundeu, saya mengetahui bahwa kampung ini terkenal dengan praktik pertanian berkelanjutan. Warga setempat telah menjaga tanah subur mereka dengan bijaksana untuk menghasilkan produk organik yang mendukung kehidupan dan merawat lingkungannya.Â