Jika kembali pada soal upaya peningkatan kualitas umat seperti disinggung di muka, maka sebenarnya inilah strategi untuk meraih kemenangan sejati. Sebab, sifatnya lebih berjangka panjang. Harusnya emosi keagamaan (marah, sedih, senang, geli) lebih dikelola ke arah sini. Tentang bagaimana kondisi sosial, ekonomi, dan pendidikan kebanyakan umat Islam yang faktanya masih jauh tertinggal dari umat lain. Lalu segala daya pun dikerahkan untuk membangkitkan mereka ke level lebih baik.
Tetapi ini ya pendapat saya saja. Di negara Pancasila ini, anda boleh setuju atau tidak, hehe... Salam.
*Tentang Penulis:https://norpikriadi.wordpress.com/perihal/
(1) Piagam Jakarta dengan segala konsekuensi sejarahnya tentu menarik jika ditulis sesuai momentumnya, 22 Juni nanti.
(2) Al-Qur'an Surah Al-Ikhlas ayat 1: Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa”.
(3) Mohammad Hatta. 1969. Sekitar Proklamasi. Jakarta.
(4) Al-Qur'an Surat al-Anbiya' ayat 107: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin)”
(5) Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 148: : "Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI