Mohon tunggu...
Adelyna Redi
Adelyna Redi Mohon Tunggu... -

talk less do more

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

“Memory Sang Doktor, Gurunya Calon Guru (Bros Merah Jambu)”

18 April 2012   09:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:28 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akupun tahu kematian itu pasti terjadi...

Kini adalah giliranmu untuk pergi dan takkan kembali...

Dan kini kusadari semua tlah menjadi takdir illahi...

Papa, keganasan dan sangar wajahmu mengingatkan hati..

Agar tak menilai pribadi dari luar namun dari dalam diri..

Terima kasih papa, 4 tahun ini akan selalu terkenang sebagai cermin diri sendiri...

Sudahkah aku menginspirasi bagi setiap pribadi?

Sudahkah aku siap untuk menggapai mimpi?

Sudahkan aku siap untuk menghadapi mati?

Itu terus aku ingat sejak kau pergi dari sini...

Akhirnya, Kembalilah semua itu sudah menjadi takdir..hidup, rezeki, jodoh dan mati hanyalah rahasia illahi..kita tak dapat menunda ataupun mempercepat. kau hanya ditakdirkan sampai disini dan ku ucapkan Innalilahiwainnailaihi rojingun, untukmu papa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun