"Ngga ayah, aku tidak ingin melanjutkan studiku lagi" jawabku menahan isakan.
Namun ayah tau kalau aku sedang berbohong
"Kalau kamu mau, kamu bisa melanjutkan studi tapi kamu harus tinggal bersama bibimu" ayah menyatakannya dengan berat hati
"Aku menyetujui kesepakatan itu"
Beberapa hari kemudian, saat aku sedang membereskan barang-barang yang akan kubawa ke rumah bibi, tiba-tiba ayah mengetuk pintu kamar dan berkata; Nak, ayah boleh masuk?
"Masuk aja yah, pintunya ngga aku kunci" Jawabku penuh antusias
Setelah beberapa menit hening, ayah mulai membukan obrolan.
"Kamu yakin mau ninggalin Ayah?"
Sebenarnya aku tidak mengerti dengan situasi ini, muka Ayah mendadak memancarkan kesedihan yang tidak bisa kutebak apa penyebabnya.
"Ayah tidak mau kamu pergi nak, ayah tidak mau nasibmu sama seperi kakamu"
Kamu ingat kan? Kejadian kakamu dulu? Waktu itu kakamu akan mengikuti Ujian Nasional dan kamu juga pasti tau kan? Kalau Ujian Nasional membutuhkan biaya yang cukup banyak. Bibimu keberatan dan meminta untuk membayar uang UN kakamu, waktu itu ayah punya sedikit tabungan untuk biaya pendaftaranmu nanti, tapi uang itu ayah pake untuk pembayaran UN kakamu.