Mohon tunggu...
Nor Kholidin
Nor Kholidin Mohon Tunggu... -

Aku hanya pemulung kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin Mata

21 Januari 2012   16:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:36 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebatang riuh angin pedihkan mata

derai air mata berjatuhan di tanah pipi

namun segera tersapu sang bayu

jemari lentik mencolok kelopak

gelaplah sudah pandangan hati

robohkan pandangan

kaburkan perintah

rupa yang abstrak itu selalu muncul tak tentu waktu

menerjang kapan saja

tak peduli basah atau keringnya  hati

ia lumat semua sisakan puing-puing saraf yang terpecah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun