Oleh:
Fr. Norbertus Banusu, CMM, M.Pd (Kepala Sekolah)
Reneldis Lengari, S.Pd, Gr (Guru/Ketua)
Paulina Ro'o Erap, S.Pd, Gr (Guru/Anggota)
Â
1. Situasi: Gambaran KombelÂ
Salam dan Bahagia. Jambore GTK 2024 yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek RI mengangakat tema GTK Inspiratif, GTK Dedikatif dan Komunitas Belajar (Kombel) Inspiratif. Ketiganya sedang dalam tahapan pendaftaran dan akan diproses hingga diumumkan pada Hari Guru 25 November 2024. Komunitas Belajar adalah sekelompok pendidik dan tenaga kependidikan yang belajar bersama dan berkolaborasi secara berkelanjutan dengan tujuan yang jelas dan terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik. Tulisan ini hendak berbagi tentang sebuah komunitas belajar yang digagas di sekolah kami. Komunitas ini berkegiatan dan berkesinambungan hingga hari ini.Â
Komunitas Belajar SMAS Frater Don Bosco Lewoleba (Kombel SMATER Don Bosco Lewoleba), aktif sejak kami mulai bertugas memimpin sekolah ini pada T.P 2019/2020 hingga saat ini. Kami memiliki kebiasaan melakukan evaluasi diri sekolah secara rutin setiap akhir pekan, akhir semester dan akhir tahun pelajaran. Kami menganalisis capaian belajar peserta didik di kelas hingga capaian rapor mutu sekolah (sekarang disebut rapor satuan pendidikan). Kami memanfaatkan data observasi dan aktivitas pembelajaran guru setiap pekan, data rapor satuan pendidikan sebagai bahan refleksi awal, perencanaan, implementasi, dan evaluasi performa peserta didik dalam pembelajaran. Aktivitas ini rutin dilakukan pada akhir pekan terkait perkembangan belajar yang terlihat dalam aktivitas pembelajaran yang dilakukan para guru di kelas selama satu pekan.
Ada tiga (3) situasi pemantik yang mendorong aktivitas komunitas kami berjalan rutin hingga kini. Pertama adalah Hasil rapor mutu sekolah, khususnya performa literasi, numerasi, karakter peserta didik serta perbaikan kompetensi dan kualitas pembelajaran para guru. Kedua, Covid-19 dan penyesuaian model pembelajaran. Ketiga, perubahan kurikulum menuju merdeka belajar. Perubahan situasi dan kondisi ini sangat berpengaruh pada pembelajaran dan capaian belajar peserta didik. Hal yang sama juga menuntut kesiapan, kompetensi dan kualitas performa guru dalam melakukan penyesuaian, perbaikan dan perubahan.
Situasi dan kondisi ini membuat kami mulai sepakat melakukan beberapa aktivitas pada akhir pekan antara lain sharing best practice persiapan perangkat dan proses pembelajaran. Setiap guru bergiliran mempresentasikan rencana pembelajaran dan proses pelaksanaan di kelas. Guru lain terlibat mengelaborasi sharing guru yang tampil. Kami juga mengevaluasi proses belajar sepekan, berdiskusi, menemukan solusi bersama atas tantangan karakter yang ditemui dalam proses pembelajaran bersama peserta didik.
Selama masa Covid-19 kami sepakat melakukan penyesuaian antara lain, ada belajar daring, penugasan rumah, home visit. Kami juga berlatih bersama zoom meeting, google meet, google form, desain canva, AI, dll. Kami kami melakukan dengan cara peer tutorial antar guru tentang aplikasi IT tersebut. Kami menstimulasi belajar guru dengan lomba membuat video pembelajaran interaktif antar guru pada hari guru.
Kami mendatangkan narasumber nasional untuk melakukan pendampingan perubahan kurikulum. Ada pelatihan literasi bagi seluruh guru dan siswa. Meskipun sekolah kami bukan sekolah penggerak, namun saat ini ada banyak guru telah mengikuti program guru penggerak (7 orang). Kami memfasilitasi guru penggerak untuk berbagi (desiminasi) materi PGP dalam kombel. Kami ikut melakukan penilaian kinerja di PMM pada periode Januari-Juni 2024 dan berlanjut pada periode kedua ini, meski tidak wajib bagi sekolah swasta.
Hasilnya bisa diukur. Rapor pendidikan naik signifikan (warna hijau). Apresiasi BOS Kinerja diperoleh dua tahun berturut. Guru penggerak sekolah berjumlah tujuh (7) guru, terbanyak di Kabupaten Lembata. Performa peserta didik meningkat pesat dalam literasi, numerasi meningkat. Ada lulusan diterima di PTN ternama di Jawa, Sulawesi dan NTT. Ada prestasi akademik seperti OSN tingkat provinsi setiap tahun dan lolos nasional tahun ini. Menjuarai duta genre tingkat provinsi. Menjuarai lomba literasi debat, pidato, monolog, seni tari, paduan suara di tingkat Kabupaten.
Kami menyelenggarakan berbagai ekstrakurikuler, salah satunya Marching Band adalah terbaik Tingkat SMA/SMK se-Provinsi Nusa Tenggara Timur (Piala Kapolda NTT 2023). Kami menginisiasi Buletin sekolah "SMART" yang terbit setiap semester. Manajemen informasi sekolah kami atur melalui media sosial sekolah. Silahkan lakukan pencarian SMA Frater Don Bosco Lewoleba, akan tersedia media Youtube sekolah, Fanpage/Facebook group, Website, Instagram, menyuguhkan berbagai informasi kolaborasi, performa, prestasi guru dan peserta didik sekolah kami.
Jadi, kombel sekolah ini berawal dari kebiasaan melakukan evaluasi performa guru, peserta didik dan proses pembelajaran setiap akhir setiap pekan di sekolah. Lalu, kami lakukan EDS, Analisis rapor mutu maupun rapor pendidikan. Nilai literasi, numerasi awalnya masih merah dan kuning pada rapor pendidikan. Akar masalah merujuk pada performa pengembangan diri dan pembelajaran dari GTK sekolah kami.
Kami mengevaluasi keterlibatan guru belajar mandiri di PMM masih rendah. Partisipasi guru mengikuti Program Guru Penggerak (PGP) awalnya ada keengganan. Mereka ragu dan berat mengikuti program guru penggerak. Namun berkat motivasi dan dorongan dalam kombel pada akhirnya para guru mengikuti dan menikmati proses belajar dalam PGP. Mereka termotivasi, mendapat inspirasi dan membawa dampak perubahan dalam pembelajaran dan budaya positif di sekolah. Mereka memberi respons positif atas dorongan, motivasi yang kami berikan untuk terlibat dalam program guru penggerak. Akhirnya, mereka merasakan manfaat positif, nyaman dan bahagia dengan pekerjaan mereka.
2. Tantangan: Tugas, Tanggung Jawab dan Target yang Ingin dicapai
Tugas dan tanggung jawab kami sebagai kepala sekolah yang pertama adalah memberikan motivasi dan penguatan komunitas belajar agar memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengembangkan diri melalui aktivitas komunitas belajar. Kedua adalah menyediakan ruang pengembangan diri melalui program pengembangan komunitas, alokasi waktu dan pembiayaan kegiatan bersama. Ketiga adalah memfasilitasi tumbuhnya budaya refleksi, berbagi, diskusi dan kolaborasi komunitas belajar guru di sekolah. Kami juga  melakukan penilaian kinerja guru melalui PMM dan rutin melakukan observasi, umpan balik, refleksi bersama para guru. Meski tidak wajib bagi sekolah swasta atau guru swasta namun kami melakukan di periode Januari- Juni dan sekarang periode Juli-Desember 2024.
Memasuki tahun pelajaran yang baru ini kami mengangkat budaya "Sekolah (Komunitas) Positif, Nyaman dan Bahagia." Kami melakukan sosialisasi tema ini kepada seluruh warga sekolah. Kami menulis artikel Sekolah sebagai Komunitas Positif, Nyaman dan Bahagia (https://www.kompasiana.com/sekolah-komunitas-positif-nyaman-dan-bahagia). Kami membangun kesadaran untuk menggerakan komunitas positif, saling berkontribusi, berbagi, komitmen dengan kesepakatan komunitas.
Target Utama yang Ingin DicapaiÂ
Target utama kami melalui keterlibatan dalam komunitas ini adalah menjaga budaya refleksi, evaluasi dan pengembangan diri terus menerus dalam komunitas belajar kami. Komunitas ini perlu bertumbuh menjadi ruang perbaikan dan pengembangan pelayanan para guru. Kami memiliki visi mengembangan sekolah sebagai sebuah komunitas yang positif, nyaman dan bahagia. Visi ini akan melahirkan performa maksimal guru dan peserta didik untuk mencapai potensi terbaiknya. Kami berusaha, mendorong pemanfaatan ruang platform merdeka mengajar untuk menimba inspirasi positif, dan berbagi antar guru dalam pembelajaran.
Saat ini rapor satuan pendidikan menunjukan nilai yang positif dengan semua aspek telah berwarna hijau. Kami juga mendapat apresiasi BOS Kineja sekolah berkemajuan terbaik. Tantangan, tugas dan sekaligus tanggungjawab kami adalah mempertahankan. Kontribusi positif komunitas ini dapat dilihat dari hasil rapor satuan pendidikan dan prestasi pencapaian peserta didik dalam berbagai perlombaan akademik maupun non akademik.
3. Aksi (Tindakan Implementasi)
Langkah-langkah Mengatasi Tantangan
Sekolah ini telah memulai kebiasaan postitif dalam komunitas belajar sejak 2019/2020. Dalam rentang waktu ini tantangan semakin berkurang. Komunitas guru semakin terbiasa melibatkan diri, mengembangkan diri dan berbagi praktik baik dalam aktivitas kombel setiap akhir pekan. Kami melibatkan semua guru, pegawai, peserta didik, orangtua, pengawas, yayasan untuk berkolaborasi membangun komunitas yang positif, nyaman dan bahagia.
Langkah konkret yang juga kami lakukan adalah mendorong prosedur penilaian kinerja melalui PMM ini sungguh diikuti sebagai ruang perbaikan dan pengembangan diri guru agar semakin banyak berkembang dan berjalan sesuai ekspektasi atau di atas ekspektasi. Kami memantau dan menyetujui perencanaan yang baik dan bisa berdampak pada perbaikan atau peningkatan performa guru. Kami memaksimalkan masa observasi guru dan umpan balik untuk berdiskusi dengan guru tentang pembelajarannya di kelas. Kami juga membaca hasil refleksi terkait dengan upaya tindak lanjut, tantangan dan inspirasi yang diperoleh. Kami berdiskusi dan saling membantu.
Kebiasaan evaluasi akhir pekan menjadi bentuk kontrol kombel agar tetap berada pada jalur positif, nyaman dan membahagiakan bagi semua. Kami terus melakukan evaluasi, refleksi dan perbaikan diri. Kami juga berupaya menanggapi setiap situasi dan kondisi yang berkembang di sekolah selama sepekan. Kami merespons secara bersama dan menemukan solusi bersama. Semangat belajar, semangat koreksi persaudaraan, semangat berbagi bersama dapat mengurangi tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Implementasi Strategi
Hal pertama yang kami lakukan adalah melakukan sosialisasi komunitas yang positif, nyaman dan bahagia bagi peserta didik baru maupun keseluruhan peserta didik pada masa PLS dan permulaan tahun pelajaran 2024/2025. Kami juga melakukan hal yang sama kepada komunitas guru dan pegawai. Terakhir kami kami melakukan sosialisasi kepada orangtua/wali peserta didik.
Hal kedua adalah mendorong pembuatan kesepakatan atau komitmen bersama di kelas. Kesepakatan bersama guru-guru mata pelajaran bersama peserta didik di dalam pembelajaran. Kesepakatan dan komitmen komunitas belajar guru, pegawai dan kepala sekolah. Kami juga melakukan sosialisasi dan kesepakatan bersama orangtua/wali peserta didik untuk mendukung proses pembelajaran. Semua bermuara pada menciptakan visi komunitas belajar yang positif, nyaman dan bahagia.
Hal ketiga adalah kami mendorong aktivitas kombel guru setiap akhir pekan terus dilakukan dengan pertanyaan refleksi apakah Saya sudah nyaman dan bahagia dalam aktivitas sebagai guru, pegawai, kepala sekolah selama pekan yang berlalu? Apa yang masih perlu diperbaiki? Dengan demikian terjadi evaluasi diri, dan perbaikan atau peningkatan terus terjadi dan tetap terjaga.
Inisiatif Program Keterlibatan Kombel       Â
Inisiatif atau program konkrit yang kami buat bersama yakni evaluasi, refleksi bersama setiap akhir pekan. Dalam kegiatan ini semua komunitas terlibat secara aktif, melakukan refleksi atas apa yang sudah dilakukan dan apa yang masih perlu diperbaiki pada pekan depan. Pertemuan rutin akhir pekan ini juga diisi dengan berbagai kegiatan sharing, diskusi dan belajar bersama atas topik-topik tertentu yang membutuhkan kerjasama semua komunitas.
Inisiatif dan program konkrit berikut pertemuan rutin bersama komite dan orangtua/wali. Program ini bertujuan menjalin komunikasi dan melibatkan partisipasi orangtua/wali dalam upaya pencapaian program sekolah bagi peserta didik. Kami juga melibatkan pengawas pembina, koordinator pengawas, dan pengurus yayasan dalam setiap pertemuan, analisis rapor, perencanaan berbasis data dan pembiayaan sekolah. Seluruh program kolaboratif ini, melahirkan partisipasi, akuntabiltas dan transparansi pelaksanaan program pelayanan di sekolah.
4. Hasil: Perubahan dan Dampak
Hasil yang dicapaiÂ
Hasil yang dicapai dari aksi yang kami lakukan adalah peningkatan hasil dan prestasi belajar. Peningkatan hasil rapor satuan pendidikan. Perbaikan partisipasi dan kinerja guru. Apresiasi kementerian pendidikan berupa pemberian BOS Kinerja Sekolah Berkemajuan Terbaik dua tahun berturut (2023 dan 2024). Tumbuh dan berkembang budaya positif seluruh komunitas, pelayanan yang prima seluruh warga sekolah.
Semua Aspek pada rapor pendidikan sekolah telah menunjukan warna hijau. BOS Kinerja dari pemerintah diberikan kepada sekolah. Prestasi akademik OSN lolos ke tingkat Nasional. Prestasi non akademik seperti duta genre, marching band juara di tingkat provinsi. Dan menjuarai Perlombaan literasi dan seni di Kabupaten. Sekolah kita menjadi rujukan, pilihan peserta didik baru yang meningkat pada tahun pelajaran ini.
Perubahan Positif dan Signifikan di Sekolah Â
Perubahan positif dalam hal rapor satuan pendidikan tentu tidak terlepas dari upaya kami menggerakan semua komunitas belajar untuk melakukan analisis dan intervensi dalam proses pembelajaran sehingga berbuah hasil terbaik. Peran manajer dan pemimpin pembelajaran dapat menghasilkan budaya positif dalam lingkungan belajar dan prestasi peserta didik.
Peran kepala sekolah sangat nyata dalam perubahan positif dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berbagai inovasi, program dan pembiasaan positif dalam komunitas belajar dapat memberi dampak positif bagi komunitas SMAS Frater Don Bosco Lewoleba. Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin, manajer, tidak bisa diabaikan begitu saja dalam keseluruhan perubahan positif dan pencapaian belajar peserta didik yang terjadi.
Peran Kami Sebagai Penggerak KomunitasÂ
Peran menggerakan kombel SMATER Don Bosco Lewoleba sangat mempengaruhi kepemimpinan kami yang efektif dan berdampak. Penggerak yang baik sudah pasti menjadi pemimpin yang efektif. Pemimpin tanpa memiliki kualitas penggerak, tidak akan berdampak. Oleh karena itu di era merdeka belajar ini, kami berupaya menjadi penggerak komunitas agar menampilkan peran mereka masing-masing secara maksimal sehingga perubahan yang diharapkan.
Saya memiliki kebanggan dan harapan pada komunitas belajar ini. Kesadaran semakin bertumbuh, partisipasi dan keterlibatan aktif terus dirasakan, kolaborasi positif antar guru semakin terlihat maksimal. Komunitas itu terus bertumbuh. Terus berdampak konkret bagi kemajuan kinerja satuan pendidikan. Kehadiran 7 guru penggerak dalam komunitas ini, menjadi  motor gerakan bersama menuju komunitas yang semakin positif, nyaman dan membahagiakan bagi peserta didik. Gerakan bersama ini melahirkan kepemimpinan berdampak baik sebagai kepala sekolah maupun sebagai guru.
Saya juga  membagikan  berbagai  opini,  artikel  tentang  pemahaman  konsep,  strategi menggerakan komunitas pembelajaran, dan merdeka belajar melalui tulisan di media buletin sekolah, media massa Pos Kupang, Cakrawala, dan Kompasiana. Tulisan ini dapat membantu pemahaman, memberi inspirasi dan menggerakan komunitas sekolah maupun masyarakat luas tentang pendidikan, kolaborasi dan budaya positif sesuai konteks pendidikan di sekolah.
Para guru juga memberi kesaksian bahwa keterlibatan kami sebagai Kepala Sekolah bisa dirasakan. Memberi dorongan, memfasilitasi ruang belajar dan kolaborasi. Menjaga dan menciptakan ekosistem disiplin dan komitmen pelayanan guru dan pegawai bagi perkembangan peserta didik. Kelembutan dan ketegasan dalam kepemimpinan mempengaruhi kinerja, lingkungan belajar dan prestasi sekolah.
Keterlibatan kami secara nyata, observasi kinerja, refleksi dan evaluasi rutin komunitas mempengaruhi budaya positif di sekolah terus terjaga. Kami memfasilitasi kegiatan kolaboratif guru yang melahirkan lingkungan belajar tercipta nyaman dan membahagiakan bagi seluruh peserta didik. Kami menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran untuk terus memberi motivasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H