Pengantar
Bangsa Indonesia segera merayakan kemerdekaannya yang ke-79, Sabtu 17 Agustus 2024. Peringatan kemerdekaan dimaknai sebagai refleksi atas pembebasan bangsa ini dari ikatan belenggu penjajahan. Kemerdekaan menjadi penanda dimulainya kebebasan untuk mengatur diri sendiri. Maka dibentuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan membentuk pemerintahannya sendiri tanpa intervensi dari bangsa manapun.
Tujuan pembentukan negara dijabarkan dengan sangat baik dalam pembukaan UUD 1945. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tulisan ini adalah bagian refleksi menjelang perayaan kemerdekaan bangsa kita. Apa sumbangsih pendidikan dalam memaknai kemerdekaan Indonesia yang ke-79? Apa kontribusi para pelajar Indonesia dalam upaya mempertahankan dan melaksanakan cita-cita kemerdekaan bangsa ini? Di balik semarak kemeriahan seremonial kemerdekaan, semangat dan cita-cita menggapai tujuan kemerdekaan perlu terus direfleksikan dan dilanjutkan. Cita-cita pembangunan menuju Indonesia emas perlu ditindak lanjuti dengan mempersiapkan generasi emas 2045.
Cita-cita Kemerdekaan
Perjuangan bangsa menuju kemerdekaan, membutuhkan banyak waktu, melibatkan dan mengorbankan banyak elemen bangsa. Tidak terkecuali perjuangan para pemuda dan pelajar. Kita patut berbangga, bersyukur dan merayakan kemerdekaan saat ini. Kita pun perlu mengapresiasi semangat juang para pemuda, pelajar pada masa itu yang turut serta berkontribusi bagi penentuan cita-cita bangsa Indonesia.
Cita-cita bangsa kita tercatat dengan baik dalam pembukaan UUD 1945. Salah satunya adalah tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan ini menunjukan bangsa Indonesia sejak awal menempatkan penguatan sumber daya manusia sebagai bagian integral yang penting diperhatikan. Negara yang kuat dan maju perlu memiliki generasi muda yang berkarakter, terdidik dan berdaya saing.
Zaman awal kemerdekaan dipenuhi dengan perjuangan dan peperangan melawan penjajah. Pertempuran melawan penjajah di berbagai kota dan daerah melibatkan para pemuda, pelajar dan memakan banyak korban. Banyak pelajar harus meninggalkan masa sekolah untuk berjuang melawan penindasan. Generasi bangsa tidak bebas memilih sekolah dan tempat yang dikehendaki untuk mengemban pendidikan. Anak bangsa tertinggal dan terkungkung dalam kebodohan dan kemiskinan.
Cita-cita kemakmuran dan keadilan membutuhkan kesiapan sumber daya manusia yang terpelajar. Para pelajar adalah generasi muda yang menjadi penggerak roda kehidupan menuju cita-cita masyarakat yang adil dan makmur. Cita-cita kemerdekaan tidak bisa terjadi dan terus berkelanjutan tanpa memikirkan dan melibatkan para pemuda dan pelajar.
Saat ini gaung generasi emas dipersiapkan dalam menapaki perjalanan menuju Indonesia emas 2045. Bonus demografi bangsa mulai dipetakan dan dipersiapkan. Gong bonus demografi bangsa ditabuh dalam banyak perbincangan dan kebijakan pembangunan. Bonus demografi menjadi pertimbangan dalam menentukan perencanaan dan pelaksanaan berbagai kebijakan publik. Kesadaran bernegara dan berbangsa, perlu direfleksikan kembali di masa perayaan kemerdekaan ini. Perjalanan kemerdekaan bangsa menuju generasi Indonesia Emas 2045 meminta sumbangsih konkret pendidikan saat ini.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (2016) merancang Visi Indonesia Emas 2024 melalui empat pilar utama. Pilar pertama adalah pembangunan manusia dan Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Hal ini menunjukan cita-cita kemerdekaan bangsa ini adalah kesadaran untuk membebaskan manusia Indonesia dari belenggu ketertinggalan. Berbagai upaya pembangunan manusia terus digalakan saat ini. Pemerataan akses layanan dan perbaikan kualitas pendidikan terus dilakukan di berbagai jenjang pendidikan. Kebijakan pendidikan terus diperbaiki dalam bidang penganggaran, konten kurikulum, dan infrastruktur pendidikan. Merdeka belajar dikumandangkan, semakin familiar dan relevan di dalam ruang-ruang kelas kita.
Implementasi cita-cita kemerdekaan perlu dibarengi pula dengan kontribusi, partisipasi dan kolaborasi konkrit seluruh stakeholder pendidikan. Perjuangan kemerdekaan dewasa ini adalah mengatasi ketertinggalan agar mampu berpatisipasi dalam persaingan global. Itulah medan perang dewasa ini, dan tentu saja tidak mudah. Para pelajar masa kini perlu menyadari bahwa tantangan yang dihadapi adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berbagai inovasi teknologi digital dengan sistem siber membuat proses interaksi dalam berbagai bidang menjadi tak terbatas, tanpa ruang dan waktu. Ruang konektivitas, ruang virtual, Internet of Things turut merubah pola pikir dan budaya manusia termasuk pelajar masa kini.
Dengan demikian, cita-cita mencerdaskan bangsa, menempatkan pembangunan manusia sebagai pilar pertama dalam perencanaan pembangunan nasional patut didukung. Para pemangku pendidikan perlu berkolaborasi bersama tanpa menyisihkan peran para pelajar itu sendiri. Â pembentukan pola pikir, budaya, karakter (mindset and culture) perlu menjadi gerakan bersama. Semua perlu juga memikirkan kompetensi, ketrampilan yang mengasah bakat menuju generasi emas (Curriculum or Academic content). Akhirnya suasana dan pendekatan belajar yang relevan sesuai kebutuhan zaman (learning approach).
Pilar pembangunan manusia, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju Indonesia emas 2045 perlu dilaksanakan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Ketiga pilar pembangunan lainnya juga penting dilaksanakan untuk mendukung generasi emas 2045. Pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan harus dijalankan dengan baik.
Pendidikan Menuju Generasi Emas
Pembangunan manusia Indonesia menuju generasi Emas 2045 perlu memikirkan partisipasi konkret para pelajar itu sendiri. Para pelajar bukan sekedar masa depan bangsa menuju usia emas seabad kemerdekaan. Mereka perlu menjadi pelaku yang turut serta dalam mempersiapkan generasinya. Mereka perlu menjadi pelaku, bukan penonton gerak pembangunan hingga tiba waktunya. Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dan para pelajar itu sendiri perlu memikirkan kontribusinya dalam menyongsong generasi emas 2045.
Konten akademik dan kurikulum dewasa ini telah dirancang secara merdeka, sesuai namanya yakni kurikulum merdeka. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang dipilih para pelajar perlu secara sadar menyediakan rancangan pembentukan pola pikir, karakter dan budaya yang dibuat secara bersama-sama. Ciri-ciri konkrit karakter dan budaya dijabarkan bersama-sama dengan para pelajar. Hal yang sama perlu dilakukan berkaitan dengan target kompetensi dan ketrampilan yang dipersiapkan dan diusakan bersama selama proses pembelajaran.Â
Model pendekatan belajar dapat dilakukan bervariasi dan fleksibel sesuai kondisi dan kebutuhan para pelajar. Implementasi konkretnya adalah para pelajar perlu terlibat dan diajak dalam setiap proses refleksi seluruh stakeholder pendidikan termasuk di sekolah. Ciri-ciri, Pola pikir, karakter, budaya, kompetensi, ketrampilan seperti apa yang diharapkan dalam proses belajar menuju generasi emas yang diharapkan.
Pembentukan kesadaran ini akan melahirkan motivasi intrinsik untuk berkontribusi dalam pembangunan menuju cita-cita generasi emas 2045. Berbagai ruang perlu diberikan kepada para pelajar Indonesia. Peran konkret dalam pembelajaran di dalam kelas, di panggung pertujukan sekolah, di dalam lingkungan keagamaan, di tengah lingkungan tetangga desanya, hingga di pelataran istana ibu kota negara perlu dimanfaatkan. Para pelajar perlu berkolaborasi dan berkontribusi konkret mengisi cita-cita kemerdekaan tanpa harus menunggu 2045 tiba. Mari mulai dari yang paling sederhana di sekitar Anda hingga di ruang-ruang formal prestisius.
Pengembangan kesadaran konkret bersama dalam mempersiapkan generasi emas seperti ini perlu dibangun terus-menerus. Beberapa aspek strategis berikut ini pantas diperhatikan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan holistik dan integral perlu mempertimbangkan pengembangan aspek spiritual yakni kesadaran generasi yang menghayati iman yang terintergrasi dalam hidup.Â
Aspek intelektual yakni kesadaran generasi yang mencintai dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Generasi yang tekun dan terus-menerus belajar mencari kebenaran. Aspek sosial yakni kesadaran dan kemampuan menempatkan tujuan hidupnya pada kepentingan orang lain. Mampu membangung jejaring dan berkolaborasi dengan orang lain.
Aspek penting lainnya adalah sadar Proses yakni kesadaran dan kemampuan memiliki resiliensi, mencari solusi, kreatif dan inovatif dalam dunia global. Aspek kedewasaan adalah kesadaran dan kemampuan mengambil keputusan pribadi secara bijak dan bertanggungjawab. Terakhir adalah aspek ekologis yakni kemampuan dan kesadaran mencintai dan merawat bumi, alam ciptaan yang bersih, menyehatkan dan memberi kehidupan.
Aspek-aspek penting ini dalam konteks kurikulum merdeka dewasa ini dijabarkan dalam elemen profil pelajar Pancasila. Diantaranya adalah Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Bernalar Kritis yakni kemampuan pelajar secara objektif memproses informasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.Â
Berkebinekaan global yakni kemampuan mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya dan berpikiran terbuka dalam berintegrasi dengan budaya luar asalnya. Bergotong royong yakni kemampuan melakukan kegiatan bersama-sama dengan suka rela. Mandiri adalah kemampuan bertanggungjawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen terakhir adalah kreatif yakni kemampuan memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinil, bermakna, bermanfaat dan berdampak.
Kesimpulan
Kemerdekaan adalah berkat sejati dari Tuhan yang Maha Esa bagi segenap bangsa Indonesia. Sejarah panjang menunjukan berkat perjuangan seluruh elemen bangsa, menghantar para pendiri bangsa ini memproklamirkan bangsa kita sebagai bangsa yang merdeka. Kemerdekaan ini perlu dimaknai dengan rasa syukur kepada Tuhan atas perjuangan para pendahulu bangsa.
Generasi bangsa saat ini patut berbangga, dan terus mengisi ruang kemerdekaan ini dengan berbagai pembangunan menuju cita-cita kemerdekaannya. Generasi muda, para pelajar perlu terlibat mempersiapkan diri, berpartisipasi, mengembangkan diri menjadi generasi yang unggul dan mampu bersaing menuju cita-cita Indonesia emas 2045. Bangsa yang maju dan unggul ditandai dengan generasi muda yang mumpuni. Selamat menyongsong hari kemerdekaan. Selamat berpartisipasi menuju cita-cita generasi emas 2045. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H