Mohon tunggu...
Norbert Banusu
Norbert Banusu Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMAS Frater Don Bosco Lewoleba

Samudera biru yang tenang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kemerdekaan dan Pendidikan menuju Generasi Emas 2045

13 Agustus 2024   10:26 Diperbarui: 13 Agustus 2024   13:55 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Implementasi cita-cita kemerdekaan perlu dibarengi pula dengan kontribusi, partisipasi dan kolaborasi konkrit seluruh stakeholder pendidikan. Perjuangan kemerdekaan dewasa ini adalah mengatasi ketertinggalan agar mampu berpatisipasi dalam persaingan global. Itulah medan perang dewasa ini, dan tentu saja tidak mudah. Para pelajar masa kini perlu menyadari bahwa tantangan yang dihadapi adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berbagai inovasi teknologi digital dengan sistem siber membuat proses interaksi dalam berbagai bidang menjadi tak terbatas, tanpa ruang dan waktu. Ruang konektivitas, ruang virtual, Internet of Things turut merubah pola pikir dan budaya manusia termasuk pelajar masa kini.

Dengan demikian, cita-cita mencerdaskan bangsa, menempatkan pembangunan manusia sebagai pilar pertama dalam perencanaan pembangunan nasional patut didukung. Para pemangku pendidikan perlu berkolaborasi bersama tanpa menyisihkan peran para pelajar itu sendiri.  pembentukan pola pikir, budaya, karakter (mindset and culture) perlu menjadi gerakan bersama. Semua perlu juga memikirkan kompetensi, ketrampilan yang mengasah bakat menuju generasi emas (Curriculum or Academic content). Akhirnya suasana dan pendekatan belajar yang relevan sesuai kebutuhan zaman (learning approach).

Pilar pembangunan manusia, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju Indonesia emas 2045 perlu dilaksanakan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Ketiga pilar pembangunan lainnya juga penting dilaksanakan untuk mendukung generasi emas 2045. Pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan harus dijalankan dengan baik.

Pendidikan Menuju Generasi Emas

Pembangunan manusia Indonesia menuju generasi Emas 2045 perlu memikirkan partisipasi konkret para pelajar itu sendiri. Para pelajar bukan sekedar masa depan bangsa menuju usia emas seabad kemerdekaan. Mereka perlu menjadi pelaku yang turut serta dalam mempersiapkan generasinya. Mereka perlu menjadi pelaku, bukan penonton gerak pembangunan hingga tiba waktunya. Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dan para pelajar itu sendiri perlu memikirkan kontribusinya dalam menyongsong generasi emas 2045.

Konten akademik dan kurikulum dewasa ini telah dirancang secara merdeka, sesuai namanya yakni kurikulum merdeka. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang dipilih para pelajar perlu secara sadar menyediakan rancangan pembentukan pola pikir, karakter dan budaya yang dibuat secara bersama-sama. Ciri-ciri konkrit karakter dan budaya dijabarkan bersama-sama dengan para pelajar. Hal yang sama perlu dilakukan berkaitan dengan target kompetensi dan ketrampilan yang dipersiapkan dan diusakan bersama selama proses pembelajaran. 

Model pendekatan belajar dapat dilakukan bervariasi dan fleksibel sesuai kondisi dan kebutuhan para pelajar. Implementasi konkretnya adalah para pelajar perlu terlibat dan diajak dalam setiap proses refleksi seluruh stakeholder pendidikan termasuk di sekolah. Ciri-ciri, Pola pikir, karakter, budaya, kompetensi, ketrampilan seperti apa yang diharapkan dalam proses belajar menuju generasi emas yang diharapkan.

Pembentukan kesadaran ini akan melahirkan motivasi intrinsik untuk berkontribusi dalam pembangunan menuju cita-cita generasi emas 2045. Berbagai ruang perlu diberikan kepada para pelajar Indonesia. Peran konkret dalam pembelajaran di dalam kelas, di panggung pertujukan sekolah, di dalam lingkungan keagamaan, di tengah lingkungan tetangga desanya, hingga di pelataran istana ibu kota negara perlu dimanfaatkan. Para pelajar perlu berkolaborasi dan berkontribusi konkret mengisi cita-cita kemerdekaan tanpa harus menunggu 2045 tiba. Mari mulai dari yang paling sederhana di sekitar Anda hingga di ruang-ruang formal prestisius.

Pengembangan kesadaran konkret bersama dalam mempersiapkan generasi emas seperti ini perlu dibangun terus-menerus. Beberapa aspek strategis berikut ini pantas diperhatikan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan holistik dan integral perlu mempertimbangkan pengembangan aspek spiritual yakni kesadaran generasi yang menghayati iman yang terintergrasi dalam hidup. 

Aspek intelektual yakni kesadaran generasi yang mencintai dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Generasi yang tekun dan terus-menerus belajar mencari kebenaran. Aspek sosial yakni kesadaran dan kemampuan menempatkan tujuan hidupnya pada kepentingan orang lain. Mampu membangung jejaring dan berkolaborasi dengan orang lain.

Aspek penting lainnya adalah sadar Proses yakni kesadaran dan kemampuan memiliki resiliensi, mencari solusi, kreatif dan inovatif dalam dunia global. Aspek kedewasaan adalah kesadaran dan kemampuan mengambil keputusan pribadi secara bijak dan bertanggungjawab. Terakhir adalah aspek ekologis yakni kemampuan dan kesadaran mencintai dan merawat bumi, alam ciptaan yang bersih, menyehatkan dan memberi kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun