Mohon tunggu...
Norberth Javario
Norberth Javario Mohon Tunggu... Konsultan - Penjaga Perbatasan

Menulis semata demi Menata Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Antara Pisang Goreng dan Mahalini Raharja

24 Juli 2024   22:46 Diperbarui: 25 Juli 2024   13:00 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Instagram Mahaliniraharja

Mari kita bertanya kepada para penggemar pisang goreng, mengapa tidak mensyukuri pemberian Tuhan dengan memakan langsung buah pisang melainkan harus diolah dulu sedemikian rupa. Apakah itu tidak mensyukuri apa yang sudah diberikan Tuhan? Mengapa pula ada ketidakpuasan lalu merasa perlu mengolahnya lagi?

Foto: Instagram Mahaliniraharja
Foto: Instagram Mahaliniraharja
Sebagaimana dulu nenek moyang tak mengenal kosmetik apa pun lalu itu semua berubah menjadi sedemikian radikal jika dibandingkan dengan zaman ini, persis buah pisang yang berubah jadi pisang rebus, pisang goreng, dan lainnya. Tak perlu mundur jauh ke era primitif tetapi cobalah tengok ke beberapa puluh tahun lalu saja. 

Nenek kita yang berbedak tipis saja sudah dianggap pesolek. Selanjutnya kita sama-sama tahu bahwa dunia mode mulai merambah bibir, di mana bibir pun mesti dimerahkan dengan gincu--bahkan sekarang sudah ada sulam bibir. Merambah pula ke alis, bulu mata dan akhirnya mengubah bentuk muka dengan oplas. Semuanya amat bertahap dan sistematis, menciptakan standar-standar dandan baru dalam eranya masing-masing.

Mungkin di zaman dulu dengan standar berbeda, berbedak saja sudah dikatakan berlebihan. Namun selalu saja ada pihak yang membuat terobosan baru menembus batas-batas nilai yang ada, sekalipun itu dianggap mendegradasikan etika dan moral yang berlaku.

Perlahan namun pasti, seperti mencairnya balok es, nilai-nilai etika dan moral itu pun perlahan runtuh, lalu semuanya menjadi wajar. Semuanya demi kepuasan manusia semata. Kepuasan tanpa batas.

JAVARIO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun