Contoh diatas adalah pembelajaran proyek membuat puzzle. Proyek ini diselesaikan selama 5 hari. Hari ke-1 proses pewarnaan, hari ke-2 penjemuran, hari ke-3 belajar menghitung, hari ke-4 penempelan gambar pada stik es krim, dan hari ke-5 bermain dengan puzzle karya sendiri. Contoh proyek ini cocok diterapkan pada jenjang TK. Project based learning memang cocok diterapkan pada setiap jenjang pendidikan dari usia dini hingga menengah. Guru hanya perlu menentukan tema dan memberikan tahapan proyek yang sesuai kepada siswa.
Hasil dari kegiatan proyek dapat digunakan oleh siswa sebagai media belajarnya. Kemampuan menemukan atau menghubungkan pengalaman nyata dengan konsep teori, akan menonjol disini. Inilah yang diharapkan dari tujuan pembelajaran. Apapun kondisinya, belajar bermakna tetaplah yang utama. Siswa tidak hanya paham secara konten namun juga paham secara konteks nyata.
Project based learning yang diterapkan selama BDR sebaiknya tidak terlalu susah dalam pengerjaannya. Alat dan bahan yang diperlukan pun ada baiknya yang mudah ditemukan. Aspek BDR seperti yang telah dijelaskan di atas, tetap dijadikan pertimbangan untuk menentukan proyek seperti apa yang tepat dilakukan oleh siswa selama proses belajar dari rumah.Â
Dengan demikian, orang tua  tidak perlu merasa pusing dengan pendampingan siswa selama BDR. Tidak perlu lagi seabrek tugas tebal yang perlu diajarkan orang tua kepada siswa. Dengan project based learning, guru, siswa, dan orang tua akan sama-sama senang menjalani proses belajar dari rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H