Mohon tunggu...
Noralia Purwa Yunita
Noralia Purwa Yunita Mohon Tunggu... Guru - Guru, blogger, penulis pemula

Guru prakarya SMP NEGERI 8 Semarang Guru Kimia bimbingan belajar Ershanggono Penulis pemula Blogger pemula Pengajar TPA bimbingan belajar ENS STAN Pelatih ekstrakurikuler KIR

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Digital Mindset Mewarnai New Normal Bidang Pendidikan

2 Juni 2020   08:00 Diperbarui: 2 Juni 2020   08:04 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pandemi yang terjadi selama hampir 3 bulan ini telah merubah hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Tak terkecuali dunia pendidikan. Semua kebijakan yang dikeluarkan menjadikan pembelajaran jarak jauh sebagai pilihan. Tidak hanya guru, siswapun mulai beradaptasi dengan model pembelajaran baru ini. Gawai yang dulunya hanya sebagai alat komunikasi, kini mulai beralih fungsi.

Pandemi yang terjadi memang membuat banyak orang belajar. Belajar bagaimana cara untuk berkreasi, berinovasi, dan bertahan di tengah adanya pandemi. Seperti pernyataan resmi Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jumat 15 Mei 2020, bahwa kehidupan pasti akan berubah untuk mengatasi resiko wabah ini, itu keniscayaan. 

Itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru. Dan itupun sekarang berlaku bagi dunia pendidikan. Pembelajaran yang dulunya hanya terpusat pada pembelajaran konvensional, lambat laun beralih pada pembelajaran berbasis IT. Tidak hanya kegiatan pembelajaran, kegiatan lain penunjang pendidikan pun seakan tidak dapat berjalan tanpa IT sebagai penunjang. Adanya pandemi telah menghadirkan tatanan baru tersendiri bagi dunia pendidikan.

Pembelajaran berbasis online

Kemajuan teknologi memberikan jawaban untuk sebuah model pembelajaran baru. Sebuah model pembelajaran yang menerapkan protokoler kesehatan, namun tidak mengubah esensi dari tujuan  pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran jarak jauh berbasis  onlinepun mulai diterapkan di semua jenjang pendidikan. Mulai dari dibentuknya kelas-kelas online, disiapkannya aplikasi yang mendukung kegiatan pembelajaran online serta guru dan siswa yang mulai untuk melakukan metode pembelajaran baru ini.

Pembelajaran berbasis online telah memberikan warna baru di dunia pendidikan. Siswa yang dahulu hanya dapat belajar di sekolah, menjadi tahu bahwa belajar dapat dilakukan dimana saja, bahkan di rumah pun bisa. Kebiasaan belajar yang dahulu masih terbatas waktu hanya ketika jam pelajaran sekolah, kini dapat dilakukan kapan saja siswa inginkan. Kecanggihan teknologi telah meruntuhkan dinding ruang dan waktu yang dirasa membatasi proses belajar siswa.

Pembelajaran berbasis online merupakan sebuah inovasi yang lahir dari kemajuan teknologi dan dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Tidak hanya dalam penyampaian materi pembelajaran tetapi juga perubahan dalam kemampuan berbagai kompetensi siswa. Melalui pembelajaran ini, siswa tidak hanya akan mendengarkan uraian materi dari guru saja tetapi juga siswa dituntut untuk aktif mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memberikan komentar atau sanggahan terhadap uraian materi ajar yang disampaikan (Yustanti, 2019).

Banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran berbasis online. Mulai dari aplikasi yang memfasilitasi guru dan siswa untuk bertatap muka secara virtual seperti video conference, hingga yang memberikan tempat untuk melaksanakan diskusi online seperti grup chat, google classroom, edmodo dan yang lainnya. Jika dikemas dengan baik, pembelajaran online akan membuat siswa untuk turut aktif dalam mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya dalam diskusi online.

Pada pembelajaran yang bersifat konvensional, pembelajaran dibatasi oleh adanya jam pelajaran. Sehingga tidak semua siswa akan mendapat kesempatan untuk aktif berdiskusi terhadap materi ajar yang diberikan. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa siswa yang cepat tanggap dan berani. 

Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran online. Setiap siswa mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk aktif dalam proses pembelajaran. Bahkan siswa yang kurang berani pun dapat mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari beberapa teman lain yang lebih pandai darinya (Loftus, 2001). Dengan demikian, pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi ini tetap berlangsung secara dua arah.

Sumber Belajar Online

Sumber belajar pada pembelajaran ini juga sudah dikemas secara elektronik dan tersedia bebas agar mudah diakses oleh siswa melalui internet. Dengan demikian, siswa dapat mengakses sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Tugas-tugas yang ada pada lembar aktivitas belajar, juga dapat diserahkan kepada guru begitu selesai dikerjakan. 

Siswa tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru untuk menyerahkan tugasnya. Semuanya telah terfasilitasi secara online melalui pembelajaran elektronik. Pemanfaatan email dan chat dapat dijadikan sarana siswa untuk dapat mengumpulkan tugas ke guru kapan saja siswa inginkan.

Disamping itu, siswa juga tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pembelajaran konvensional. Hal ini karena, pada proses pembelajaran online dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja siswa inginkan. Sumber belajarpun dapat diakses secara mandiri oleh siswa. Penyajian bahan ajar dapat divirtualisasikan dalam berbagai format agar lebih menarik dan lebih dinamis. 

Bahan ajar dapat ditampilkan dalam bentuk video animasi interaktif sehingga dapat menarik perhatian siswa pada proses pembelajaran berbasis online. Akibatnya siswa akan semakin bersemangat untuk mengakses dan belajar dengan bahan ajar online secara mandiri.

Adanya bahan ajar online juga semakin menyadarkan siswa bahwa kini sumber belajar tidak hanya terfokus dari guru. Banyak sumber belajar yang dapat diperoleh oleh siswa. Melalui internet, siswa dapat dengan mudah mengakses sumber belajar apapun sesuai dengan materi ajar yang diterima. 

Fungsi guru disini hanya sebagai fasilitator yang memberikan informasi kepada siswa mengenai sumber belajar yang benar-benar dapat dipercaya dan bukan sekedar opini perseorangan belaka. Dengan demikian, pengetahuan siswa akan semakin diperkaya dengan hadirnya berbagai macam sumber belajar lain selain informasi dari guru.

Rapat Online

Kegiatan lain diluar proses pembelajaran penunjang pendidikan, juga dapat dilakukan secara online. Seperti halnya kegiatan rapat. Baik rapat antar guru, rapat komite dengan sekolah dan rapat kedinasan lainnya. Dengan adanya kemajuan teknologi, kegiatan rapat akan tetap berjalan secara online. 

Tidak ada lagi alasan untuk tidak menghadiri kegiatan tersebut. Seperti halnya ketika rapat konvensional dulu, banyak alasan yang mungkin diberikan untuk tidak menghadiri rapat tersebut. Waktu yang bersamaan dengan kegiatan lain atau mungkin tempat rapat yang relatif jauh untuk dituju, akan dijadikan alasan ketidakhadiran peserta rapat.

Melalui rapat online, waktu dan tempat tidak akan dijadikan masalah. Kekuatan internet memberikan solusi dari permasalahan yang ada. Aplikasi video conference seperti zoom meeting, webex meeting, google meet dan sebagainya, dapat dijadikan sarana untuk melaksanakan kegiatan rapat online ini. Rapat dapat dilakukan di rumah atau di manapun peserta rapat inginkan. Bahkan sambil melaksanakan kegiatan yang lainpun, kegiatan rapat ini masih dapat diikuti dengan baik. Kendala tempat dan waktu seakan teruntuhkan dengan canggihnya teknologi.

Hadirnya teknologi memang memberikan solusi. Kebiasaan barupun dimulai. Memulai kebiasaan yang baru memang tidak mudah. Kendala pasti ada. Meskipun begitu, itu dapat disikapi secara bijaksana. Pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan memanfaatkan apa yang ada. Karena tidak semua siswa mempunyai kondisi yang sama. 

Terutama dalam hal ketersediaan fasilitas. Hal ini karena pembelajaran jarak jauh model online butuh gawai dan jaringan internet yang memadai. Padahal tidak semua siswa terfasilitasi dengan perangkat yang dibutuhkan ini. Jika sudah demikian, inovasi guru yang menjadi sebuah kunci.

Guru harus pandai-pandai dalam memodel pembelajarannya tanpa harus menggunakan kedua perangkat ini. Radio dan televisi dapat digunakan sebagai media belajar pilihan dari rumah. Apalagi Kemendikbud telah memfasilitasi program rumah belajar sebagai sumber belajar dari rumah melalui tayangan di televisi. 

Ini dapat dimanfaatkan oleh siswa yang tidak memiliki handphone sebagai sarana belajar online. Guru dan orang tua dapat saling bekerjasama untuk mengemas bagaimana cara efektif belajar lewat televisi. Tentunya pendampingan orang tua juga diperlukan selama proses pembelajaran ini.

Kebiasaan baru selama pandemi sebaiknya dapat terus dilakukan setelah pandemi ini berakhir. Pola pikir digital sebaiknya tetap dikembangkan meskipun sekolah sudah mulai berjalan normal. Dengan dipakainya pola pikir digital, kemudahan dan keefektifan akan dirasakan. Kemajuan teknologi akan memberikan dampak positif tersendiri bagi penggunanya. 

Sekat ruang dan waktu pun tidak akan terasa jika teknologi sudah mulai berbicara.  Inilah yang dikatakan sebagai era new normal  di dunia pendidikan. Era dimana pengajar dan pembelajar dapat belajar dimana saja, kapan saja dan sumber belajar nya pun dari mana saja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun