Puisi malam
sendirian ku ditemani gelap tak nampak bayang.
Bersandar pada angin malam
Melambai tangan tak sampai awan
Sepi, sunyi, namun penuh arti
Membayangkan bayangan penuh misteri
Tertutup mata bukan hati
Langkah kaki terhenti
Tangan menari-nari
Diatas selembar putih
Duduk termenung menatap jemari
Mengkhayal pengakhiran indah
Namun,
Teringat bayangan ironis
Hati menjadi dengki
Mata terbuka
Tangan mencengkram selembar putih
Angin seketika berbisik
Berjubel dengan niat mengakhiri
Ah, ternyata sekedar firasat hati
Tetap bersama selembar putih dan jemari menari-nari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!