Mohon tunggu...
Nor Kholis
Nor Kholis Mohon Tunggu... Freelancer - suka

sedang mengetik...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pandemi dan Momentum Inovasi Anak Bangsa

28 Mei 2020   15:56 Diperbarui: 28 Mei 2020   15:58 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://techno.okezone.com

Sudah saatnya bangsa ini menjadi bangsa yang mau menghargai karya anak negerinya sendiri. Perlu adanya kolaboratif untuk mendukung berbagai inovasi yang dihasilkan dari tangan-tangan anak bangsa. 

Jangan lagi menelantarkan karya yang telah meraka ciptakan yang pada akhirnya hanya akan diambil oleh negara lain. Bagitu juga jangan sampai kita lebih memilih produk-produk hasil impor yang pada akhirnya hanya akan menghambat proses pegembangan inovasi di negeri kita sendiri.

Masih sangat disayangkan dalam bidang kesehatan, misalnya. Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku obat dan alat kesehatan, sampai saat ini 90 persen masih harus melakukan impor. Padahal pasar alat kesehatan di Indonesia sangat potensial bisa mencapai 2,2 milion US.

 Direktur Eksekutif Aspaki, Ahyahuddin Sodri menyatakan ketergantungan Indonesia terhadap produk impor bidang kesehatan karena dunia kedokteran mayoritas masih memilih menggunakan produk impor. Hal inilah yang menjadi faktor utama penghambat pengembangan produk alat kesehatan di Indonesia.   

Sudah saatnya pandemi saat ini menjadi momentum bagi bangsa Indonesia mau melakukan refleksi dalam pengembangan dunia riset guna memajukan berbagai inovasi hasil karya anak bangsa. 

Begitu potensialnya sumber daya yang dimiliki, sehingga tidak ada celah untuk tidak memaksimalkan potensi yang telah ada. Bangsa ini akan mampu bersaing dalam kancah internasional selama adanya kerja kolaboratif dan berkelanjutan dari para pemegang kebijakan.

Jika tidak adanya politik will yang baik, maka berbagai karya inovasi yang sudah ada hanyalah menjadi isapan jempol semata. 

Tidak pernah dihargai palagi dikembangkan sehingga hanya menjadi tumpukan proposal yang berserekan. Pengembangan inovasi kedepan setelah pandemi berakhir hanya akan stagnan dan tidak bisa berkembang.

Nor kholis

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PULiH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun