Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Instagema, Inovasi Percepatan Penurunan Stunting melalui Gerakan Ekonomi Sirkular

2 Januari 2024   17:46 Diperbarui: 8 Januari 2024   10:47 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pri PT BBP (Posyandu Activity-Sungai Bokor, Pematang Danau), 2023

Dok Pri PT BBP (Posyandu Activity-Sungai Bokor, Pematang Danau), 2023
Dok Pri PT BBP (Posyandu Activity-Sungai Bokor, Pematang Danau), 2023

Begitu juga dengan Bidan Desa-Kader yang aktif dalam inovasi PMT berupa makanan olahan, sesuai minat ibu hamil dan balita. Dengan ini, maka terjalinlah "Circular Economic" dalam penanganan stunting kolaboratif: 

1) PT BBP support PMT bersama Bidan Desa-Kader Posyandu,
2) PT BBP support bibit sayuran dan pupuk,
3) PT BBP membeli sayuran dari KWT dan diberikan kepada peserta Posyandu,
4) KWT dapat menanam kembali dengan pembelian dari PT BBP,
5) Bidan Desa-Kader Posyandu inovatif mengolah PMT,
6) Peningkatan motivasi Ibu Hamil dan Balita untuk pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan gizi serta perubahan perilaku dalam pemberian gizi balita. 

Melalui gerakan aktif-kolaboratif ini PT BBP telah diakui oleh UPT Puskesmas Kec. Mataraman sebagai mitra terbaik dari private sector yang cepat tanggap dengan isu kesehatan, dan berperan dalam penurunan stunting di Kab. Banjar, turun menjadi peringkat 7 dari peringkat 9, dengan prevalensi penurunan 26,4%.

Instagema menjadi salah satu pembelajaran dalam proses penurunan prevalensi stunting di Indonesia, terutama dalam upaya pencapaian SDGs 2030. 

Model sirkular ekonomi yang dibangun, mulai dari support dari private sector dalam gerakan penghidupan lahan pekarangan Lestari, edukasi, pendampingan hingga pengolahan diversifikasi pangan, dukungan dari pemerintah daerah dan kecamatan dalam hal pengawasan dan kontrol serta kebijakan. 

Begitu juga dengan bidan desa dan para kader Posyandu untuk melakukan action bersama membantu memberikan penyuluhan dan arahan, termasuk kelompok kerja PKK dan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang menjadi bagian terpenting dalam pengelolaan pekarangan dan edukasi nutrisi keluarga serta subyek utama para perempuan muda, ibu hamil dan juga balita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun