Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Instagema, Inovasi Percepatan Penurunan Stunting melalui Gerakan Ekonomi Sirkular

2 Januari 2024   17:46 Diperbarui: 8 Januari 2024   10:47 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pri PT BBP (Posyandu Activity-Sungai Bokor, Pematang Danau), 2023

Mengenal Instagema Sebagai Strategi Penanganan Stunting Menuju Capaian SDGs

Dalam upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), penurunan stunting merupakan bagian dari goals 2 (No Hunger) dan SDGs 3 (Health-Wellbeing). 

Pada SDGs 2 fokus pada bagaimana pada 2030 ditargetkan untuk mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi , termasuk target pada 2025 yang disepakati secara internasional pada stunting dan wasting pada anak di bawah usia lima tahun (Balita).

Kemudian, memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui , dan orang-orang yang lebih tua. Sedangkan pada goals 3 dimana tahun 2030, Indonesia harus mampu mengurangi angka kematian ibu secara global, kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian dapat dicegah pada bayi yang baru lahir dan balita.

Pengalaman lain dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11% Gross Domestic Products (GDP) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%. 

Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality, sehingga mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar generasi dengan dampak yang signifikan.

Inilah mengapa kemudian penting melakukan Scaling Up Nutrition (SUN), yakni dorongan global berupa tindakan dan investasi untuk meningkatkan gizi ibu dan anak. 

Fakta menunjukkan bahwa nutrisi yang tepat selama 1000 hari antara awal kehamilan seorang wanita hingga usia anaknya dua tahun memberikan anak-anak yang sehat dalam hidup. 

Gizi buruk selama periode ini mengarah pada konsekuensi seperti pertumbuhan dan perkembangan kognitif terhambat yang ireversibel. 

Meningkatkan gizi merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, mengurangi angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu dan memerangi penyakit yang semua berkontribusi tersebut untuk masa depan yang lebih kuat bagi masyarakat dan bangsa yang disebut dengan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK).

Sedangkan secara global atau Global SUN Movement adalah menurunkan masalah gizi, dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan (270 hari selama kehamilan dan 730 hari dari kelahiran sampai usia 2 tahun) yaitu pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-23 bulan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun