Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

My GFS: Seni Mengelola Pertanian-Pekarangan dan Investasi Sosial-Inklusif dengan Framework ESG di Industri Pertambangan

30 Oktober 2023   14:25 Diperbarui: 1 November 2023   11:00 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. PT Banjar Bumi Persada, 2023

Aspiah, sebagai Perempuan Kepala Keluarga (PeKa) juga berhasil mengembangkan pekarangannya, dengan pola integrated system (mulai dari pembenihan, pembuatan pupuk alternatif, hidroponik) dan bahkan surplus penghasilan sayuran yang kemudian ia berikan secara khusus untuk mensupport Posyandu guna penurunan stunting yang ada di desanya, Sungai Bokor-Pematang Danau, Kabupaten Banjar. 

Jika ia hitung, kini ia mampu menghemat belanja Rp. 600.000,-/bulan dan bahkan menghasilkan sekitar Rp. 1.000.000,- hingga Rp.1.500.000,-/bulan.

Komoditi lain yang juga menarik dikembangkan di pekarangn ini melalui My GFS adalah berkembangnya UMKM, kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT).

Sedangkan di wilayah lain yang kemudian mendorong kolaborasi belajar berbagi pengalaman bersama, saling menguatkan, saling berinovasi, seperti UMKM Lebah Madu, KWT Pelita Hayati, KWT Sumber Rezeki, KWT Sungai Putat, Poktan Karya Mandiri, Poktan Kayuh Baimbai dan Poktan Bina Bersama yang berada di sekitar industri pertambangan, PT Banjar Bumi Persada (BBP), Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

Dengan demikian, My GFS, sebagai sebuah terapan program dalam investasi sosial-inklusif yang akuntabel, bisa digunakan untuk turut berkontribusi dalam rangka mendorong capaian SDGs 1 (No Poverty) dan 2 (Zero Hunger), dimana 26,46 % kemiskinan justru ada di wilayah pedesaan Indonesia (antaranews.com., 2017).

Dok. PT Banjar Bumi Persada, 2023
Dok. PT Banjar Bumi Persada, 2023

Kontribusi industri pertambangan yang tersebar diberbagai wilayah Indonesia, dapat melakukan gerakan bersama mendorong pertanian dengan 'seni dan karakter' industri, sesuai dengan framework PPM, CSR dan ESG untuk SDGs 2030 mendatang, melalui:

Pertama, Pengembangan 'seni' mengelola pertanian dengan baik dengan mengenali karakteristik masyarakat secara sosial dan budaya.

Kedua, Tentukan strategi yang tepat sesuai dengan persoalan di tingkat lokal dan nasional yang dihadapi oleh petani dan masyarakat.

Ketiga, Gunakan 'empaty for empowering movement' dengan menghubungkan nilai manfaat yang diperoleh, baik bagi masyarakat maupun bagi industri pertambangan.

Keempat, Kelola dan lakukan pendampingan secara intensif selama proses implementasi program PPM-CSR melalui pertanian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun