Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rembang-Lasem; Daendels, Indische Eik dan Sejarah Morfologi 3 Negeri

17 Agustus 2022   12:15 Diperbarui: 2 September 2022   07:38 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selain bangunan, sejarah 3 negeri (Jawa, Tionghoa, dan Belanda) ini juga tertuang dalam 'pembubuhan dan pewarnaan batik Lasem'. Perpaduan ini jelas terlihat dari 'penyatuan gaya batik pedalaman berpadu dengan pesisiran pantura'.

Dalam catatan https://nationalgeographic.grid.id  Batik ini dimulai sejak masa 'Na Li Ni' atau Putri Cempa, dalam ekspedisi Cheng Ho pada (1405-1433) pada abad ke-15. Terdapat 50 motif batik tunggal dan 64 batik akulturasi, pada batik 'tulis' Lasem, mulai dari motif Kricak (batu pecah) yang menggambarkan pembangunan 'jalan raya pos' Daendels, Latohan (sumber makanan dari tanaman laut masyarakat Lasem), Gunung Ringgit (Pewayangan), Naga (Liong) sebagai lambang keagungan, Burung Hong (Phoenix) atau burung dewa, Sampe's Engthai (lambang keabadian cinta kasih), hingga Kawung (inspirasi dari buah kolang-kaling) yang bermakna kesucian, kesempurnaan dan kemurnian. Motif ini berasal dari Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat sejak 1755, atau abad ke-18.

Begitu strategisnya wilayah ini, hingga Perang Dunia II, Jepang sempat mendarat di Kragan pada 1 Maret 1942, yang menyasar minyak bumi di Cepu.

Hal ini dimuat dalam 'Atlas Van Tropisch Nederland' oleh Dinas Topografi pada 1938 (http://saig.upi.edu, 2019). Inilah kemudian, mengapa Rembang-Lasem menjadi sejarah bagi 3 negeri, bukan hanya karena sejarah tata kota dengan jalan secara morfologi, namun juga nilai budaya dan seni. Bukan soal lambang kebangkitan, namun juga bukti persatuan dalam kehidupan toleransi yang terus hidup hingga hari ini.

Hari ini, 17 Agustus 2022 adalah hari kemerdekaan Indonesia. Mari menghidupkan keyakinan, terus berjalan bersama, menghidupkan geliat pembangunan, pulih lebih cepat untuk ekonomi dan sosial budaya, bangkit lebih kuat melewati batas inspirasi, berdasarkan makna sejarah yang terus terukir serasi dalam sanubari generasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun