Perempuan berambut hitam dengan gelungan kecil itu begitu cekatan memetik berbagai ramuan rempah di sekitar rumahnya.Â
Rumah panggung, salah satu khas rumah masyarakat Provinsi Jambi yang hingga saat ini masih dipertahankan oleh sebagian masyarakatnya, dengan kayu ulin yang kokoh dan tak lekang oleh zaman.Â
Mbah Karti yang keturunan Jawa ini pun begitu senang dengan rumah panggungnya, karena merasa ada penyatuan jiwa sekaligus budaya di mana ia memijak tanah Melayu.Â
Di sekitar rumah inilah Mbah Karti menanam berbagai empon-empon yang ia butuhkan untuk para ibu hamil dan jabang bayi yang bertandang untuk sekadar meminta pijitan rempahnya yang khas. Ada kunyit, jahe, temulawak, deringo, kencur dan berbagai jenis akar-akaran serta dedaunan menjadi bahan racikan utama mbah Karti.
Kepada setiap ibu dan bayi yang datang, Mbah Karti selalu menyambut hangat, dengan ramah dan menanyakan keluhannya.
Dengan sigap tangannya yang lembut berbalur dengan kerut, tetap memberikan tambahan tenaga baru bagi para ibu dan bayi yang bertandang.Â
Tak jarang, setiap ibu hamil dan bayi yang datang padanya terasa nyaman setelah diberikan sedikit pijatan lembut dan diberikan 'wedang jahe' jika sudah selesai.
Apa yang dilakukan Mbah Karti, merupakan bagian dari rengkuha pertolongan bagi ibu dan bayi saat membutuhkannya.Â
Ada banyak cerita yang ia selalu utarakan, bagaimana ia memberikan pertolongan persalinan dengan keikhlasan. Justru nilai itulah yang melancarkan setiap kali Mbah Karti menangani berbagai macam kesulitan, saat ibu berjuang melahirkan.Â
Saat itulah Mbah Karti merasa terpanggil dengan kesigapannya, meski kini jasanya sudah jarang dipergunakan dan tenaganya pun semakin berkurang.
Minimal dengan penanganan efektif yang dilakukan Mbah Karti bisa menjadi upaya preventif meskipun kini sudah ada jaminan kesehatan lebih baik bagi masyarakat secara luas.Â