Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Hari Anak Nasional (HAN): Menjaga Generasi dengan Edukasi Melalui Corporate Responsibility

24 Juli 2022   15:38 Diperbarui: 24 Juli 2022   15:45 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak hanya itu, dampak Covid 19 juga membawa anak karena dampak angka perceraian yang tinggi oleh orang tuanya. Berdasarkan data Kompas.com, angka perceraian di Indonesia meningkat pada pertengahan 2020 dan terjadi diberbagai wilayah Indonesia, Merangin-Jambi (479 kasus), Semarang (1.586 kasus), Tangerang Selatan (naik 10%), Sulsel (58 kasus), Surabaya (1.982 kasus), dan di Katingan (Kalteng) naik 20% (14-26/kasus/bulan). Anak, dalam hal inilah menjadi terhambat dalam proses tumbuh kembang terutama dalam proses psikologinya. 

Di sisi lain, menurut paudpedia.kemdikbud.go.id, tumbuh kembang anak juga masih menghadapi tantangan stunting pada angka 24,4% (prevalensi diatas tandar WHO 37%) pada 2022. Ini masih belum termasuk jumlah anak dengan penyandang disabilitas yang mencapai 5,2 juta (merdeka.com) di seluruh Indonesia yang masih membutuhkan 'ruang dan fasilitas yang ramah serta accessible' buat mereka.

Kembali pada penyelenggaraan webinar dimana kebetulan juga pada hari yang sama dengan HAN. Sekilas sepertinya tidak ada kaitannya dalam webinar yang pembahasan utamanya adalah 'Strategi Jitu Implementasi CSR ala Sekolah Kehidupan'. 

Akan tetapi jika ditilik lebih jauh, topik ini justru sangat terkait dengan HAN. Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan aktivitas bisnis pada perusahaan yang tentunya harus berkomitmen, bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan sekitarnya termasuk masyarakat dan kelompok kepentingan dalam peningkatan dampak positif yang sustainable atau berkelanjutan.

Ada banyak interpretasi tentang CSR, diantaranya adalah UU No.40 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) Pasal 1 ayat 3 yang menyebutkan, bahwa CSR merupakan komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas masyarakat dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan (perusahaan), masyarakat setempat, maupun masyarakat umum (yang ada di sekitarnya). 

Standard ISO 26000 yang diikuti lebih dari 160 negara global, justru lebih jauh mendefinisikan sebagai 'tanggungjawab organisasi (baik perusahaan maupun non perusahaan) atas dampak keputusan dan aktivitas terhadap masyarakat dan lingkungan hidup, dengan cara transparan, beretika, kontribustif dan berkelanjutan'. 

ISO 26000 sendiri memiliki beberapa ruang lingkup, mulai dari; 1) tata Kelola organisasi, 2) Hak Azasi Manusia (HAM), 3) praktik tenaga kerja, 4) operasi bisnis yang adil, 5) isu konsumen, 6) lingkungan hidup dan 7) pelibatan & pengembangan komunitas (yang ada disekitar perusahaan).  

Jika difahami dari pengertian di atas maka jelas, 'anak-anak (diffable dan non diffable)' yang menjadi bagian dari struktur masyarakat tidak bisa kita abaikan dalam membangun pola pendekatan strategi implementasi CSR. 

Pendekatan yang kita gunakan dalam hal ini adalah mengacu pada apa dan bagaimana kebutuhan anak bisa terpenuhi melalui CSR. Konteks masyarakat hari ini sangat penting dipetakan, bagaimana kemudian 'anak' turut serta menjadi subyek penerima benefit dari adanya operasional perusahaan.

Pertama, assessment. Penting melakukan identifikasi, dengan menggunakan gender based analysis dalam melihat struktur kebutuhan masyarakat baik secara sex ratio, usia, pendidikan, hingga latar belakang subyek. 

Gender based analysis ini tak hanya melihat subyek hanya dalam sudut pandang 'laki-laki' atau 'perempuan' namun juga kelompok rentan lainnya, manula, penyandang disabilitas hingga kelompok 'anak' yang harus menerima benefit (tangible atau non tangible).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun