Di planet baru ini semua orang bebas melakukan aktivitas, memiliki properti tak terbatas sebagai asset, yang kemudian akan disertifikasi oleh berbagai perusahaan pencipta metaverse di berbagai negara dan tentu saja sebagai hak kepemilikan yang sah dan akan terjadi transaksi di dalamnya dalam bentuk Criptocurrency yang bersifat Non-Fungible Tokens (NFT) yang bisa diperjualbelikan seperti aset fisik. Semesta ini bergabung dengan menggunakan Avatar serta produk layanan lainnya yang taka da batas antara dunia nyata dan dunia digital.
Indonesia, sebagai salah satu negara yang termasuk menggunakan metaverse dalam mendesign ibu kota yang baru, di mana menggunakan teknologi VR dan hologram untuk dapat mengakses gedung ini.Â
Metaverse Indonesia digadang-gadang akan disiapkan perangkatnya hingga tahun 2024. WIR Group sebagai salah satu perusahaan perangkat lunak Indonesia menyebut akan memperkenalkan diri prototype metaverse Indonesia pada G-20 di tahun ini (2022) dengan tema ‘Recover Together, Recover Stronger’.Â
Tak hanya itu, WIR Group dikabarkan dalam mediaindonesia.com (2022), akan menggandeng pengembang Meta (Facebook) dan Microsoft dalam mengembangkan Kacamata Augmented dan Virtual Reality (VR).Â
Tentunya Indonesia tidak bisa hanya menduplikasi metaverse yang berasal dari belahan negara lain di Eropa, harus ada daya ungkit eksponensial dan memiliki nilai kearifan budaya local.
Pertanyaannya adalah ketika kolaborasi ini dimulai antar pemerintah, sektor swasta dalam menggarap metaverse, apakah kita sudah siap dengan kehidupan digital yang nantinya akan menggantikan kehidupan realita kita? Apa yang musti dipersiapkan? Tentunya berbagai pertanyaan ini penting untuk dijawab.
Jika bicara Indonesia sebagai negara besar dengan penduduk lebih dari 250 juta saat ini, dan berbagai kebutuhan pembangunan yang menjangkau keselarasan pada 17 ribu pulau, tentu sudah saatnya mengejar pemerataan pembangunan.Â
Apalagi Indonesia masih dalam peringkat 101 di atas Myanmar dan Kamboja dari 166 negara di dunia dalam pencapaian Sustainability Development Goals (SDGs)Â yang sebentar lagi akan berakhir di 2030.Â
Ini artinya untuk melakukan akselerasi pembangunan, Indonesia hanya punya waktu 8 tahun mendatang dengan policy (Perpres 59/2017), RPJMN 2020-2024 dan juga akselerasi lainnya yang dilakukan oleh Bappenas untuk mencapai 17 indikator SDGs.
Metaverse dianggap sebagai salah satu upaya optimal dan cepat dalam memindahkan capaian ini. Digitalisasi mulai dari dunia pendidikan, layanan kesehatan, layanan pekerjaan, layanan rekreasi, akses berbagai kebutuhan merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga transformasi ini diharapkan diikuti oleh masyarakat.Â
Jika ditilik dari proporsi jumlah penduduk pada 2020, Indonesia didominasi oleh Gen Z dan Millennial. Gen Z ditengarai mencapai 75,49 juta jiwa (27,94%) dari total populasi masyarakat Indonesia. Sedangkan Millennial mencapai 69,38 juta jiwa atau sebesar 25,87% dari total populasi. Generasi X mencapai 58,65 juta jiwa atau 21,88%.Â