Mohon tunggu...
Noorhani Laksmi
Noorhani Laksmi Mohon Tunggu... Administrasi - writer, shadow teacher, Team Azkiya Publishing dan Sanggar Rumah Hijau, Admin Komunitas Easy Writing

http://noorhanilaksmi.wordpress.com FB : Nenny Makmun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Forgive for Sweet Vampire

26 Februari 2020   09:22 Diperbarui: 26 Februari 2020   09:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Kamu bangun dari pingsan,"Syukurlah Nina kamu baik-baik saja habis donor, kamu tuh sudah kurus kerempeng malah nyumbangin darah. Kalau kamu pingsan kekurangan darah sendiri gimana dong?" Kamu memang pacar yang sangat mengkhawatirkan aku. Kamu tidak pernah menutupi rasa sayang kamu sekalipun di depan banyak orang.

"Ya kalau aku kekurangan darah leher kamu aja yang aku hisap darahnya..." Jawabaku spontan.

"Hmmm mau kok, apalagi kalau vampirnya sweet ..." Katamu tersenyum menggoda.

Mukaku mendadak merah dan memanas apalagi Lusi langsung berkomentar,"Cieee sweet vampire nih ye..."

Sejak itu kamu selalu memanggilku "Sweet Vampir Sayang"

***

Sayangnya aku bukan vampir manis seperti yang kamu kira malah sebaliknya aku vampir berbisa yang melukai kamu jujur dan tidak jujur.

Jujur karena aku harus mengaku aku jatuh hati pada seseorang di saat kita bersama melewati dinginnya angin, sepinya suasana dan keterasingan di saat berjuang untuk melewati suatu masa perjuangan terakhir untuk predikat sarjana.

Kamu tidak pernah tahu siapa pria yang telas menggeser Kamu dalam hati ini karena aku dan dia berpura-pura di hadapan semuanya. Aku dan Dia saling jatuh hati ketika aku ada Kamu dan Dia ada kekasihnya. Kita memilih diam.

Saat aku meminta putus denganmu sebenarnya memang dihatiku ada Dia dan aku tidak mungkin mengatakan jujur alasan kenapa aku meminta kita putus. Kamu menebak ada yang lain dan aku memilih diam yang sudah pasti tanpa perlu bertanya lebih lanjut artinya iya, hanya saja kamu sampai sekarang belum tahu siapa Dia.

Dan kita memilih saling menjauh, aku pun dengan Dia juga memilih menjauh karena tiba-tiba aku sadar aku dan Dia beda dalam hal prinsip. Keyakinan aku dan Dia berbeda dan tak bisa ditolerir atas nama apa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun