Mohon tunggu...
Noorhani Laksmi
Noorhani Laksmi Mohon Tunggu... Administrasi - writer, shadow teacher, Team Azkiya Publishing dan Sanggar Rumah Hijau, Admin Komunitas Easy Writing

http://noorhanilaksmi.wordpress.com FB : Nenny Makmun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Forgive for Sweet Vampire

26 Februari 2020   09:22 Diperbarui: 26 Februari 2020   09:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : freepik.com

Sudah beberapa tahun lalu saat aku melakukan hal yang tak jujur padamu. Hmmm cukup lama tapi aku bisa berbohong di depanmu tapi tidak dengan hatiku.

Terlalu sekali hatiku yang bertahun-tahun menyimpan kebohongan ini dan nyatanya aku hanya berani jujur berkata dalam tulisan yang aku coba rangkai apa adanya dan berharap kamu membacanya.

Membacanya dan aku tak tahu apakah kamu memngucapkan sumpah serapah atau malah sebaliknya tak perlu lagi mengingat tentang kita eh maksud aku tentang aku yang sudah kamu kubur namaku dalam hatimu tahun-tahun lalu.

Itu jauh lebih baik dan melegakan aku dari pada kamu menyimpan dendam dan terus memaki aku yang sudah kamu melabeli Sang Pengkhianat sejati atau malah sebaliknya kamu masih berharap bertemu aku dan memaki aku sepuas hati.

Yah aku mau jujur akan cerita kita yang belum kamu tahu sejujurnya dan seluruhnya karena...kita keburu saling menghilangkan jejak.

Tapi seperti aku bilang ada yang perlu aku ungkapakan kejujuran walau hanya dalam tulisan yang mungkin kamu anggap sudah tak ada artinya, biarlah mungkin sedikit melegakan hatiku.

***

Sampai detik ini aku yakin kamu masih menyimpan nama aku Sweet Vampire itu julukan yang kamu berikan padaku.

Sweet Vampire berawal dari kisah donor darah yang lucu. Ini pertama kali aku menjadi pendonor darah, kamu tahu aku paling takut dengan jarum suntik tapi kali ini atas nama kemanusiaan aku berani melakukan hal yang sepertinya mustahil.

Kamu kaget dan lucu! Aku yang diambil darahnya tenang-tenang saja kamu malah pingsan...duh cowok macam apa pula kamu ini.

"Ya ampun Kamu enggak sadar-sadar sih! Hai bangun aku enggak apa-apa kok sehat-sehat saja bangun dong Kamu!" Aku dan Lusi mencoba membangunkan Kamu yang tengah pingsan.

Ketika Kamu bangun dari pingsan,"Syukurlah Nina kamu baik-baik saja habis donor, kamu tuh sudah kurus kerempeng malah nyumbangin darah. Kalau kamu pingsan kekurangan darah sendiri gimana dong?" Kamu memang pacar yang sangat mengkhawatirkan aku. Kamu tidak pernah menutupi rasa sayang kamu sekalipun di depan banyak orang.

"Ya kalau aku kekurangan darah leher kamu aja yang aku hisap darahnya..." Jawabaku spontan.

"Hmmm mau kok, apalagi kalau vampirnya sweet ..." Katamu tersenyum menggoda.

Mukaku mendadak merah dan memanas apalagi Lusi langsung berkomentar,"Cieee sweet vampire nih ye..."

Sejak itu kamu selalu memanggilku "Sweet Vampir Sayang"

***

Sayangnya aku bukan vampir manis seperti yang kamu kira malah sebaliknya aku vampir berbisa yang melukai kamu jujur dan tidak jujur.

Jujur karena aku harus mengaku aku jatuh hati pada seseorang di saat kita bersama melewati dinginnya angin, sepinya suasana dan keterasingan di saat berjuang untuk melewati suatu masa perjuangan terakhir untuk predikat sarjana.

Kamu tidak pernah tahu siapa pria yang telas menggeser Kamu dalam hati ini karena aku dan dia berpura-pura di hadapan semuanya. Aku dan Dia saling jatuh hati ketika aku ada Kamu dan Dia ada kekasihnya. Kita memilih diam.

Saat aku meminta putus denganmu sebenarnya memang dihatiku ada Dia dan aku tidak mungkin mengatakan jujur alasan kenapa aku meminta kita putus. Kamu menebak ada yang lain dan aku memilih diam yang sudah pasti tanpa perlu bertanya lebih lanjut artinya iya, hanya saja kamu sampai sekarang belum tahu siapa Dia.

Dan kita memilih saling menjauh, aku pun dengan Dia juga memilih menjauh karena tiba-tiba aku sadar aku dan Dia beda dalam hal prinsip. Keyakinan aku dan Dia berbeda dan tak bisa ditolerir atas nama apa pun.

Maafkan aku ya...kali ini aku harus jujur siapa Dia? Dia yang aku sembunyikan dan tak pernah aku sebut saat hati kita tegang memanas ... aku terlalu menjaga Dia karena buat apa juga diperdebatkan lanjut kehadiran Dia memang menggeser Kamu, tapi dengan Dia pun aku tak bisa bersatu.

Dia sahabat baik Kamu ...

Boekit Golf broken rain 24012015 0:15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun