Selain itu, adanya sikap amal dengan konsistensi, berdoa, dan memperbaiki diri sebagai bentuk upaya untuk menjaga keikhlasan dan ketaatan. Melalui zakat seseorang Muzaki belajar bahwa apa yang dimiliki juga harus dibagikan kepada orang lain.
Agar muzakki dapat mengetahui tentang kewajiban zakat tentu ada cara yang harus dilakukan oleh lembaga pengelola zakat, yakni dengan meningkat literasi zakat. Literasi zakat dapat ditingkatkan melalui (Lihat Infografis).
Harta yang dikeluarkan muzakki adalah harta yang didapatkannya dari hasil pekerjaan baik formal, nonformal ataupun informal dalam arti apapun profesinya jika sudah mencapai nisab (ukuran/ketentuan minimal) wajib zakat. (Lihat Infografis)
Ketika muzakki mengeluarkan hartanya tentu muzakki ingin merasakan nikmat bahagia. Bahagia dalam arti bisa melakukan ibadah yang merupakan wajib dalam rukun Islam.
Berzakat tidak hanya memenuhi kewajiban agama pada rukun Islam, tetapi juga membawa berbagai kebahagiaan. Dengan berzakat, seseorang merasakan kepuasan batin karena berkontribusi dalam membantu sesama yang membutuhkan. Selain itu, perbuatan baik ini juga memperkuat ikatan sosial dan solidaritas di dalam masyarakat, menciptakan rasa keadilan, serta mendekatkan diri pada nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang.
Bahagia sebagai ketenangan jiwa, batin, hati dan sanubari seorang muzakki. Oleh karena itu, perasaan nikmat bahagia itu hanya bisa dirasakan oleh muzakki ketika hartanya, uang atau barangnya sudah berada ditangan mustahik. Bahagia bisa berbagi, bahagia bisa memberi, bahagia bisa menjadikan harta yang dimiliki bisa dinikmati orang lain.
Berzakat memberikan kebahagiaan melalui rasa memberi dan berbagi kepada sesama. Kehidupan menjadi lebih bermakna saat kita mampu membantu orang lain, meresapi kegembiraan mereka, dan menjadi bagian dari solusi terhadap kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat. Kebahagiaan tersebut juga terwujud melalui pemenuhan kebutuhan dasar orang-orang yang kurang beruntung, sehingga menciptakan lingkungan sosial yang lebih adil dan saling mendukung.
Untuk mendukung kebahagiaan berzakat. Muzakki  harus mendapatkan informasi, motivasi, transparansi agar setelah sampai ketangan mustahik tepat dan bermanfaat. Terlebih jika manfaat itu mengentaskan kemiskinan. Bahkan mampu menjadikan mustahik (orang yang berhak menerima zakat) menjadi muzakki (orang yang menunaikan zakat).
Kebahagiaan yang dirasakan muzakki tentu bukan sekedar pernah melakukan ibadah zakat. Akan tetapi, mampu konsisten memahami kewajiban betapa sangat pentingnya berzakat dan betapa dianjurkannya berazakat kelembaga resmi, seperti BAZNAS/LAZ.