Mohon tunggu...
Noor Azasi
Noor Azasi Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni IPB dan Magister Ilmu Universitas Krisnadwipayana

Pegiat sosial, tinggal di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Anak Kandang

5 April 2021   13:27 Diperbarui: 5 April 2021   13:30 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Putri semata wayang Bang Utuh dan Acil Galuh ini tinggi semampai. Wajahnya oval seperti telur ayam. Hidungnya mancung. Bibirnya sensual. Sorot matanya, sering membuat para lelaki salah tingkah. Sangat mempesona bagi anak-anak kampung, termasuk kedua anak kandang yang bekerja di kandang ayahnya.

******

Kandang milik Bang Utuh itu berukuran 150 X 7 m2 itu dibangun di tengah-tengah kebun. Sekelilingnya penuh dengan sawit dan aneka jenis tanaman buah. Ada pisang, rambutan, jambu dan durian. Dari depan jalan, tampaknya posturnya tegap memanjang ke belakang.

Udin dan Amat duduk di bangku-bangku dari batang kayu di depan gudang. Sambil menyantap nasi bungkus dan singkong rebus yang dibawakan Rima, keduanya ngobrol tentang mimpi masa depan."Kalau kaina baisi duit banyak, aku handak maulah kandang yang megah kaya ini,"kata Udin sambil menunjukkan photo bangunan yang dilihat pada sebuah artikel. "Rima bakal betah lama nongkrong di kandang."

"Itu apartemen Ka, gasan bubuhan urang sugih guringan, kada gasan ayam pang,"balas Amat.

"Kalau manusia aja nyaman guring di sana, apalagi ayam, cagar lakas ganal."

"Mun kandang itu, walaupun ber-AC, tetap aja bau kalau tahinya sudah banyak."kata Amat. "Kalau sudah sugih, aku langsung lamar Rima. Cantik dan bisa masak. Imbah itu, kami membuka restoran ayam goreng, ayam bakar dan nasi kuning masak habang ayam. Boleh lah nukar ayamnya di wadah pian?"

"Kada boleh!"kata Udin sambil berjalan kembali ke kandang.

Keterangan bahasa Banjar : guring = tidur, sambahyang = shalat, baisi = mempunyai, duit = uang, maulah = membuat/membangun, bubuhan = kelompok orang, sugih = kaya, kaya = seperti, kada = tidak, gasan = untuk, cagar = bakal, lakas = cepat, ganal = besar, nyaman = enak, imbah = setelah, nukar = membeli, wadah = tempat, pian = kamu, habang = merah, masak habang = makanan khas Banjar, sejenis balado dengan sambal cabai merah kering.

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun