Mohon tunggu...
Noor Afeefa
Noor Afeefa Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Kebijakan Pendidikan

"Ketahuilah, sesungguhnya pintu terbesar manusia yang dimasuki oleh iblis adalah kebodohan” (al-Hafidz Imam Ibnul Jauzi al-Hanbali)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Soal Daya Nalar Tinggi (HOTS) dalam Ujian, Solusi atau Masalah?

27 Maret 2019   06:11 Diperbarui: 27 Maret 2019   06:25 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejatinya, itu semua telah tertuang dalam konsep berpikir Islami.  Konsep berpikir ini diyakini mampu membekali siswa akan kebutuhannya di masa mendatang apapun kondisinya.  Sebab, pada hakikatnya persoalan manusia tidak berubah sepanjang zaman.  Yang berubah adalah bentuk-bentuk fisik peradaban.  Kecanggihan berbagai penemuan mengikuti perkembangan masyarakat.  Sedangkan yang menjadi persoalan adalah bagaimana manusia bersikap atas perkembangan yang terjadi.  Di sinilah manusia memerlukan konsep berpikir sahih agar tidak mengambil keputusan keliru dan terus terdorong melahirkan kemajuan yang dibutuhkan manusia dalam koridor aturan Allah SWT.

Dalam sejarah penerapan sistem pendidikan Islam, tidak dikenal istilah HOTS maupun konsep berpikir tingkat tinggi.  Sistem pendidikan Islam menggunakan paradigma berpikir aqliyah.  Yaitu pola pikir yang didasarkan pada penggunaan akal.  Pola pikir aqliyah didasari oleh akidah Islam.  Oleh karenanya, hasil pemikiran aqliyah ini tidak akan menyimpang dari aturan karena basis akidah tersebut.

Metode berpikir aqliyah inilah yang digunakan untuk menemukan hakikat sesuatu. Basis akidah akan mendorong setiap pengemban ilmu untuk terus menggali hingga menemukan berbagai penemuan yang berguna bagi peradaban.  Dari sinilah sistem pendidikan Islam yang pernah diterapkan dalam masa Kekhilafahan Islam dahulu telah mampu melahirkan para ilmuwan yang mumpuni di bidang sains maupun budaya dan sosial.  Merekalah yang membangun peradaban Islam hingga Islam menjangkau dari Timur hingga Barat. Tercatat diantaranya : Al Khawarizmi, seorang ahli matematika yang dikenal Barat dengan Algebra atau Aljabar, seorang ahli kimia, Jabir Ibnu Hayyan atau dikenal dengan nama Ibnu Geber dan lain sebagainya.

Dalam Islam memang dikenal metoda berpikir ilmiah.  Namun, metoda ini hanya digunakan untuk menemukan hakikat yang bersifat materi dan saintifik.  Tidak bisa diterapkan pada objek bersifat sosial.  Penggunaannya pun harus disandarkan pada akidah dan syariat Islam.

Walhasil, sistem pendidikan Islam telah mengatur metode berpikir yang mampu merangsang peserta didik untuk terus mengembangkan akalnya untuk memahami ilmu dan menerapkannya dalam kehidupan.  Umat Islam akan maju dan tidak tertinggal oleh Barat bahkan bisa menguasai dunia jika mereka menerapkan sistem pendidikan Islam.  

Apa yang terjadi saat ini sejatinya lebih disebabkan kegagalan sistem pendidikan sekuler ditambah beban hidup yang berat dari penerapan neoliberalisme.  Beban berat ini telah membuat mereka malas berpikir, belajar hingga berprestasi.  Semua itu tentu tidak bisa diselesaikan dengan HOTS baik pada proses pembelajaran maupun evaluasi.

Negeri ini membutuhkan perombakan tolal.  Bukan hanya sistem pendidikan, namun juga sistem ketatanegaraannya.  Politik ekonomi dan politik pemerintahan neoliberal dan demokrasi harus diubah menjadi sistem Khilafah Islam.  Dengannya kehidupan akan berkah. Tak perlu mengekor pada Barat dengan HOTS atau yang lainnya.  Sebab, Allah SWT telah menurunkan aturan-Nya secara paripurna bagi manusia.  Tinggal kita mewujudkannya dengan penuh kepatuhan. Yuk! []
 
1 http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/04/16/p7a6h9354-kemendikbud-tingkat-kesulitan-soal-un-relatif-sama
2  https://www.ubaya.ac.id/2018/content/articles_detail/230/Sekelumit-dari-Hasil-PISA-2015-yang-Baru-Dirilis.html  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun