Aku yang sekarang adalah previlege yang ku miliki. Tidak semua orang, bisa merasakan kenikmatan dan keberuntungan yang aku dapatkan saat ini. Kesehatan yang terjaga, keluarga yang sempurna, sahabat yang selalu ada, pendidikan yang terlampaui dengan baik, pekerjaan yang menjanjikan, dan orang baik yang hadir di kehidupanku. Sebelumnya, tidak pernah terfikirkan olehku hingga di titik ini, hampir seperempat abad kelahiran, aku bisa menyelesaikan pendidikan sekaligus bekerja di sekolah favorit.
Tetapi tahukah, bahwa ternyata yang aku rasakan saat ini adalah kesibukan yang nyata. Aku kehilangan waktuku untuk sering berkabar dengan orang tuaku, kehilangan masa mudaku untuk bisa berlibur kapanpun saat aku mau dan yang paling dalam adalah kehilangan ruhku saat bertemu kekasihku. Seharusnya aku bersyukur tetapi aku ingkar.
Aku sangat kangen dengan Ibuk dan Bapak, sungguh !
Semua pencapaian hingga detik ini adalah berkat doa ibuk-bapak serta orang-orang baik yang dengan tulus mendoakanku, alhamdulillah, terimakasih Tuhan :).
Tidak baik jika ada jarak antara anak dengan orang tuanya, semakin dekat anak kepada orang tuanya maka semakin baik. Bukan hanya kedekatan dalam fikiran tetapi juga dalam fisik. Berbakti pada orang tua haruslah atas dasar rindu dengan Allah, yaitu sambungnya hati kita pada orang tua kemudian pada Allah SWT.
Apakah lupa, tanpanya kamu tak pernah ada
Apakah lena, doanya semakin membuatmu jaya
Apakah iba, kasih sayangnya tak pernah dusta
Apakah sanggup, pengorbanannya tiada tara
Mari bersama, menjunjung namanya dihadapannya
Menjaga perasannya
Merendah saat berbicara dengannya
Mengikuti nasihatnya
Apalah daya, orang tua kian renta, menua dengan bakti adalah senjata berkumpul di surga
Hanya perlu dua hal untuk orang tua, membahagiakan dengan berbakti serta membanggakan dengan prestasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H