Mohon tunggu...
Noor Azizah Damayanti
Noor Azizah Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa / Universitas Lambung Mangkurat

Hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengintegrasi Pendidikan Multikultural di Indonesia untuk Mengurangi Marginalisasi

20 Juni 2024   15:05 Diperbarui: 20 Juni 2024   15:17 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dengan adanya pendidikan multikultural bisa mencegah dan mengurangi adanya marginalisasi di Indonesia. Indonesia memiliki banyak suku, ras, agama dan budaya serta adat istiadat yang beragam dengan banyak nya keberagaman itu bisa membuat pilar agar tumbuhnya rasa kesatuan dan persatuan agar terjalin nya satu kesatuan dan berjalannya pendidikan multikulturan yang baik dan berkesinambungan bisa dengan menanamkan rasa toleransi yang tinggi, menghargai perbedaan walaupun berbeda kelas-kelas sosial serta menerima perbedaan yang ada, karena setiap individu memiliki peran dan hak masing-masing walaupun memiliki banyak perbedaan.

Kesimpulan

Pendidikan multikultural di Indonesia merupakan solusi  efektif untuk mengurangi eksklusi sosial. Negara yang kaya akan keragaman budaya, ras, agama, bahasa dan etnis ini menghadapi tantangan dalam mencapai pemerataan pendidikan. Multikulturalisme memberikan pendekatan yang menekankan penerimaan dan penghormatan terhadap perbedaan sekaligus mengedepankan demokrasi dan egalitarianisme dalam kehidupan bermasyarakat. Perasaan keterasingan yang seringkali diakibatkan oleh kesenjangan sosial, politik dan pendidikan dapat diatasi melalui pendidikan yang menghormati keberagaman dan mengedepankan kesetaraan. Pendidikan multikultural tidak hanya mencegah keterasingan tetapi juga memperkuat kerukunan dan persatuan bangsa. Mengintegrasikan pendidikan multikultural memungkinkan individu untuk lebih memahami dan menghargai keberagaman, mengembangkan toleransi, dan menghindari perilaku diskriminatif. Hal ini juga mendukung terbentuknya individu-individu yang berilmu, toleran dan mau memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Saran

Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mengembangkan kurikulum yang komprehensif dalam pendidikan multikultural. Kurikulum ini harus mencakup pengajaran tentang pentingnya keberagaman serta cara menghargai perbedaan budaya, ras, agama, dan bahasa. Guru-guru perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk mengajarkan pendidikan multikultural. Mereka harus dipersiapkan dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan toleran. Evaluasi dan penelitian berkala juga harus dilakukan untuk menilai efektivitas pendidikan multikultural dalam mengurangi marginalisasi. Hasil dari penelitian ini bisa digunakan untuk terus memperbaiki dan mengembangkan strategi pendidikan multikultural di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, M. (2019). Pendidikan Multikultural. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Agustang, A., Mutiara, I. A., & Asrifan, A. (2021). Masalah Pendidikan Di Indonesia. Www.Melianikasim.Wordpress.Com, January, 0–19. https://doi.org/10.31219/osf.io/9xs4h

Akhmadi, A. (2019). MODERASI BERAGAMA DALAM KERAGAMAN INDONESIA RELIGIOUS MODERATION IN INDONESIA’S DIVERSITY. Jurnal Diklat Keagamaan .

Kamila, Fauziah, N., Safira, E., Sadikin, M. A., & Wardhana, K. E. (2021). Diskriminasi Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan, Pengajaran, dan Pembelajaran.

Rahman, R. (2019). Peran Agama dalam Masyarakat Marginal. Sosioreligius, 1(IV), 80–89. http://103.55.216.56/index.php/Sosioreligius/article/view/10661

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun