Mohon tunggu...
Noor WahidHidayattulloh
Noor WahidHidayattulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Universitas Muhammadiyah Malang

Saya adalah seorang pengembara yang penuh semangat, selalu siap menjelajahi tempat-tempat baru dan menemukan keajaiban di setiap sudut dunia. Hobi saya yang tak terbantahkan termasuk mengeksplorasi berbagai destinasi wisata, merasakan keunikan budaya, dan menciptakan kenangan tak terlupakan di setiap perjalanan. Di samping itu, saya juga seorang pencinta film dan musik yang berjiwa petualang. Saya menemukan kegembiraan dalam menonton beragam genre film, tetapi romantis dan aksi adalah dua genre yang selalu berhasil menyentuh hati saya. Cerita-cerita yang penuh emosi dan tindakan yang mendebarkan selalu berhasil menarik perhatian saya. Dalam dunia musik, saya sangat menyukai irama romantis yang menggugah perasaan dan juga musik aksi yang penuh enerji. Saya adalah pendengar musik yang bersemangat, selalu mencari pengalaman mendalam melalui nada dan lirik yang bermakna. Keunikan saya terletak pada kepribadian yang berisik dan dinamis. Saya tidak hanya menikmati momen-momen tenang dan introspektif, tetapi juga memiliki sisi yang energetik dan penuh semangat. Saya percaya bahwa hidup harus diisi dengan warna-warni kehidupan, dan saya selalu siap menghadapi tantangan dengan sikap positif dan penuh semangat. Selamat menikmati perjalanan hidup bersama saya!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menggali Jejak Sejarah Mesir: Dari Dominasi Militer Hingga Kudeta 2013

6 Januari 2024   12:16 Diperbarui: 6 Januari 2024   12:36 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meskipun dekrit tersebut dicabut, protes dari kelompok oposisi yang sudah anti terhadap pemerintahan Mursi tetap berlanjut. Bahkan sebelum peringatan satu tahun kepemimpinan Mursi pada 30 Juni 2013, gerakan Tamarod, yang berasal dari kelompok oposisi liberal sekuler, mulai memberontak dan menuntut agar Mursi turun dari jabatannya. Pemerintahan Mursi dianggap telah menyimpang dari jalur demokrasi yang sedang berkembang di Mesir. Sikap otoriter yang ditunjukkan oleh Mursi membuat Mesir mengalami demokrasi yang membeku sebelum sempat berkembang setelah Revolusi 2011.

Melihat gejolak politik di Mesir, Kepala SCAF Abdel Fattah Al Sisi memberikan ultimatum kepada Presiden Mursi untuk menyelesaikan konflik politik dalam waktu 48 jam sejak 1 Juli 2013. Mursi tidak menyangka bahwa Al Sisi, yang telah diangkat sebagai Kepala SCAF menggantikan Mohamed Hussein Tantawi, akan mengambil langkah untuk menggulingkan kekuasaannya setelah menolak ultimatum tersebut. Pada malam 3 Juli 2013, SCAF di bawah pimpinan Al Sisi secara paksa mengambil alih kekuasaan dari Presiden Mursi. Kudeta Militer ini mengakhiri kekuasaan Mursi, yang terpilih secara demokratis, dan dianggap sebagai bentuk penghancuran demokrasi di Mesir (Harian Suara Merdeka, 2013).

Setelah kudeta yang menggulingkan pemerintahan demokrasi Mursi, junta militer di bawah Abdel Fattah Al Sisi menguasai panggung politik. Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir, Adly Mansour, ditunjuk sebagai presiden pemerintahan sementara hingga pemilu presiden berikutnya. Pada pemilu presiden tahun 2014, yang hanya diikuti oleh dua kandidat, Al Sisi meraih kemenangan mutlak dengan memperoleh 96,93% suara pemilih sah, mengalahkan lawan politiknya, Hamdeen Sabahi, yang hanya mendapatkan 03,07%. Dengan kemenangan ini, Mesir kembali dipimpin oleh militer setelah satu tahun kepemimpinan Presiden Mursi dari kalangan sipil (Basyar, 2015, p. 3). Penelitian akan difokuskan pada munculnya rezim otoriter baru pasca kudeta militer 2013 dan bagaimana karakteristik pemerintahan Mesir di bawah Presiden Abdel Fattah Al Sisi dalam membangun kembali rezim otoriter baru. Tujuannya adalah untuk mengetahui ciri-ciri pemerintahan Mesir setelah kudeta militer 2013.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun