Mohon tunggu...
Amel_
Amel_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fitri amelia

Female

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Review Novel Hujan by Tere Liye

20 Juni 2021   10:16 Diperbarui: 20 Juni 2021   10:32 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esok dan Lail dipertemukan pasca gunung meletus di tahun 2042.Efek letusan gunung sangat dahsyat karena memporak-porandakan hampir seluruh isi bumi dan hanya menyisihkan 10% manusia. Awal kisah bermula ketika Lail dan ibunya naik kereta cepat bawah tanah. Hari itu merupakan hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang. Suasana kereta cepat bawah tanah yang mulanya tenang berubah drastis tak kala terdengar suara gemuruh. Berasal dari gunung api purba yang meletus. Dari peristiwa tersebut Lail harus kehilangan orang-orang yang ia cintai, termasuk ibunya sendiri. Beruntung saat kejadian itu, ia bertemu dengan Esok yang menyelamatkan nyawanya. Hingga mereka harus tinggal di tenda pengungsian bersama para korban yang lainnya.

Esok kembali menyelamatkan nyawa Lail untuk yang kedua kalinya saat menjemputnya di lorong bawah tanah yang saat itu sedang hujan. Tempat ibunya Lail beserta para korban tertimbun tanah. Untuk yang pertama kalinya Lail tidak suka hujan. Karena hujan telah membawa kesedihan.

Ketika suasana kota mulai membaik, tenda pengungsian resmi ditutup. Lail beserta kawan-kawannya akan dipindahkan ke panti. Berbeda dengan Esok. Esok yang memiliki nama lengkap Soke Bahtera ini merupakan anak muda yang pintar dan jenius. Ketika berumur 16 tahun, ia berpindah ke ibukota untuk meneruskan sekolah. Ia dan dan ibunya hidup bersama orang kaya.

Lail semakin rindu kepada Esok yang tak kunjung ada kabar. Ia menyimpan perasaan cinta yang mendalam selama bertahun-tahun kepada Esok, namun tidak bisa diungkapkan.

Esok sesekali mengunjungi Lail, dan setiap kali berkunjung Esok selalu mengenakan topi pemberian Lail dan sepeda merah miliknya. Namun intensitas pertemuannya berubah sejak Esok semakin sibuk dalam proyek yang ia sedang kerjakan Untuk mengatasi kerinduannya itu, Maryam, teman sekamar Lail mengajaknya untuk mendaftarkan diri sebagai anggota relawan. Padahal usianya baru 16 tahun, tapi berkat kehebatan mereka diterima. Bahkan pernah mendapatkan penghargaan sebagai relawan muda yang berjasa besar.

Singkat cerita, cuaca dan iklim di bumi semakin buruk. Hujan terus membasahi bumi, hingga diluncurkan sebuah teknologi yang dapat menghentikan pembentukan awan sehingga tidak dapat hujan. Namun dengan tidak adanya awan, bumi semakin panas karena tidak ada awan yang melindungi. Oleh karena itulah diputuskan untuk membuat kapal luar angkasa raksasa yang dapat mengangkut manusia untuk mencegah kepunahannya. Ternyata inilah proyek yang dikerjakan oleh Esok.

Sayangnya, kapal tersebut tidak bisa memuat semua penduduk, maka tiket untuk masuk ke kapal tersebut diberikan secara acak. Esok mendapatkan dua tiket, dari jatah sebagai salah satu pembuat kapal tersebut dan dari sistem acak. Pada awalnya Esok memberikannya pada Lail, namun walikota mendatangi Lail dan berterima kasih padanya karena sudah memberikan tiket tersebut untuk putrinya Claudia. Hal ini menimbulkan kesalahpahaman pada Lail bahwa Esok lebih memilih Claudia-anak walikota- daripada Lail. Oleh karena itu, Lail memutuskan untuk masuk ke ruang modifikasi ingatan dan menghapus semua kenangannya terhadap Esok. Lail juga ingin menghapus ingatannya tentang hujan. Ia dibantu oleh Elijah untuk meletakkan sebuah bando di kepalanya. Sebelum itu, Elijah bertanya tentang kenangan apa yang akan di hapus dari memori ingatannya. Lail pun menceritakan secara gamblang. Detik-detik penghapusan memori ingatan Lail adalah saat yang menegangkan bagi Esok. Ia berusaha menerobos agar bisa masuk ke dalam ruangan tempat Lail menghapus ingatannya.

Kelebihan

Novel ini sangat menarik dan memiliki gaya Bahasa yang mudah dipahami. Meskipun buku ini termasuk buku yang tebal, namun pengemasan ceritanya memiliki alur yang tetap bagus dan tidak terasa dipanjang-panjangkan atau diperlambatkan.

Pembaca akan menemukan kejutan-kejutan sehingga jalan ceritanya sendiri tidak dapat ditebak.

pesan yang disampaikan relate banget dengan kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun