mahal jika dibiarkan seperti itu. Kenyataannya, hanya ikan mati yang terus mengikuti
air yang mengalir.
Anindita Sangat menyukai hujan. Ia seingkali duduk membisu menikmati jatuhnya setiap tetes sumber kehidupan itu dari atas sana. Bibirnya memang diam, tapi pikirannya sedang berkecamuk. Kadang la bijak berkata setelahnya bahwa hujan
akan memperlihatkan kepadamu hakikat kehidupan. Ada proses yang sangat panjang
disana, tugas yang diemban untuk rangkaian tujuan mulia. Ada luka yang harus
diperjuangkan disana. Luka atas pertengkaran terhadap sebuah perdebatan
alam. Mendung, guruh dan halilintar.
Anindita, Ia pemah hidup baik-bak saja dulunya. Rumah dan keluarga yang hangat
menyambutnya setiap kali pulang dari sekolahnya, teman-teman manis yang seringkali
membuat tawanya pecah, dan prestasi gemilang yarng menuai banyak pujian. Terlalu
sempurna hidupnya saat itu. Namun ternyata pemilik semesta punya jalan cerita lain