Adalah fakta bahwa tentara Indonesia membentuk dirinya sendiri dan  kemudian  secara demokratis memilih panglimanya yang disebut Panglima Besar.  Panglima Besar  TKR tidak dipilih atau ditetapkan oleh pemerintah sebagaimana lazimnya tentara di dunia. Ciri khas sejarah pembentukan tentara Indonesia ini yang seharusnya menjadi pembeda antara Tentara Indonesia dengan tentara mana pun di dunia.Â
Terpilihnya Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar adalah pilihan yang tepat. Pada 19 Desember 1948, tentara Belanda melakukan  agresi militer Belanda II,  menyerang dan menduduki Ibukota Perjuangan Yogyakarta.  Panglima Besar Jenderal Soedirman yang sedang terbaring sakit setelah operasi paru-paru, memenuhi janjinya  mempertahankan kemerdekaan Indonesia sampai titik darah penghabisan.
Pak Dirman membatalkan  slogan olimpiade yang dipakai sejak Olimpiade di Yunani; "Men Sana In Corpore Sano"---di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.  Dalam tubuhnya  yang kurus kering dan ringkih serta dijangkiti penyakit paru-paru akut,  Pak Dirman  membuktikan "jiwa yang kuat".  Panglima Besar  meminpin perang gerilya dan menjadi inspirasi sekaligus motifasi prajurit-parjuritnya serta rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.                                     Â
Jenderal Soedirman sebagai Senopati Perang Gerilya; Â "Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia." Â Kemenangan gemilang mempertahankan kemerdekaan disebut oleh Pak Dirman karena bersatunya rakyat dan tentara. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Lebih dari  tujuh bulan meminpin perang gerilya, melintasi 11 kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur, menempuh rute gerilya  lebih dari 1000 kilometer.  Selama memimpin perang gerilya  adalah  Rakyat menyediakan logistik dan merahasiakan keberadaan Panglima Besar  dari kejaran tentara Belanda.  Maka Pak Dirman mengatakan bahwa Tentara dan Rakyat ibarat Ikan dan Air, dua unsur yang tidak mungkin  dipisahkan. Â
Sedangkan Presiden Soeharto saat melantik Jenderal M Jusuf menjadi Panglima ABRI memberi tugas khusus; "Tingkatkan kemanunggalan  Rakyat dengan ABRI (tentara).  Dan mantan  Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantio menyebut; "TNI Kuat Bersama Rakyat."  Memang sejatinya  Rakyat adalah ibukandung  Tentara.  Selamat ulang tahun, Anakku. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H