Mohon tunggu...
noor johan
noor johan Mohon Tunggu... Jurnalis - Foto Pak Harto

pemerhati sejarah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Super Krisis

12 April 2020   17:44 Diperbarui: 12 April 2020   17:46 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pola pertahanan seperti ini (lockdown atau karantina wilayah) memiliki implikasi yang sangat luas yaitu; selama masa penguncian (karantina), kebutuhan hidup ditanggung oleh pemerintah, dan selama penguncian itu pula semua kegiatan ekonomi terhenti. Singapura dan Malaysia berhasil menumpas pergerakan virus dengan pola pertahanan seperti ini, akan tetapi Italy, Spanyol, Amerika, gagal total.  

Kedua adalah pola pertahanan yang disebut social distancing yaitu pembatasan sosial dalam masyarakat dan dilakukan rapid test---test secara massif dan serentak serta penegakkan disiplin, hingga penyebaran virus dengan cepat didektesi dan dapat dikendalikan atau setidaknya diminimalisasi.

Bangsa Yang Disiplin                                                                                                                                                                                                   Dari dua pola pertahanan melawan serangan Cronid-19, ternyata yang menjadi kunci keberhasilan adalah kedisiplinan masyarakat di negara tersebut. Italy dan Singapura misalnya, yang sama-sama menerapkan pola pertahanan lockdown---Singapura dapat dikatakan berhasil karena kedisiplinan masyarakatnya dibandingkan dengan Italy.

Sedangkan pola pertahanan rapid test secara massif yang dilakukan Korea Selatan, dapat berhasil meredam serangan virus itu karena masyarakatnya disiplin dan mentaati semua ketentuan dari pemerintah.

Satu bulan setelah Covid-19 menyerang Indonesia, tanggal 31 Maret 2020, Presiden Jokowi mengeluarkan Keppres no 11 tahun 2020 tentang penetapan status kedaruratan kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Dalam Keppres itu, dalam bertahan dari serangan Cronid-19, Indonesia tidak memberlakukan lockdown atau karantina wilayah tapi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan akan melakukan rapid test secara massif seperti Korea Selatan.

Mengenai rapid test, Korea Selatan yang berpenduduk 51 juta melakukan test terhadap 300 ribu orang (0,7%). Sedangkan Indonesia sampai hari ini (10/4) belum sampai 60 ribu orang yang sudah dilakukan rapid test.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dalam wawancara dengan Wakil Presiden Makruf Amin mengatakan; Jika mengacu kepada Korea Selatan, maka yang harus dilakukan rapid test di Indonesia,  dengan jumlah penduduk 260 juta adalah sekitar 2 juta orang (0,7%). Selain itu,  yang sangat berbeda antara Korea Selatan dengan Indonesia adalah kedisiplinan masyarakatnya.

Covid-19 di Indonesia Sampai Juli                                                                                                                                                                             Indonesia yang diserang virus ini pada babak akhir (lebih belakang), masih harus menjalani masa yang panjang untuk bertempur dengan Covid-19 dibandingkan dengan negara yang diserang di babak awal. Dan kita menyaksikan bagaimana dampak dari negara-negara yang gagal menangkis serangan Covid-19 seperti Italy, Spanyol, Amerika.

Pertanyaannya, berapa lama lagi pertempuran dengan Covid-19 ini akan berlangsung di Indonesia? Menurut Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam rapat kerja virtual dengan Komisi IX DPR, mengutip kajian Badan Intelijen Negara (BIN), diperkirakan puncak serangan Covid-19 terjadi pada akhir Juni atau awal Juli.

BIN memprediksi yang positif Covid-19 pada akhir Juni mencapai 105.765, awal Juli 106.287. Prediksi kajian BIN itu diklaim memiliki akurasi 99 persen karena sebelumnya BIN berhasil menghitung kasus Covid-19 pada akhir Maret mencapai 1.577 orang, sedangkan faktanya mencapai jumlah 1.528 orang. "Ini akurat," kata Doni dirapat tersebut.                                                                                           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun