Mohon tunggu...
nontunai
nontunai Mohon Tunggu... Jurnalis - Edukasi dan promosi transaksi #nontunai di Indonesia.

Cari tahu nontunaimu di nontunai.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ini Bunyi Peraturan BI yang Larang Merchant Gesek Kartu Nontunai di Mesin Kasir

6 September 2017   14:06 Diperbarui: 6 September 2017   14:31 4355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak tahun lalu, Bank Indonesia (BI) sudah mengeluarkan larangan pengambilan data dari kartu nontunai melalui mesin kasir oleh para pedagang atau merchant.

Ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran. PBI ini mulai berlaku pada tanggal 9 November 2016. Ditetapkan oleh Gubernur BI Agus DW Martowardojo dan diundangkan oleh Menkumham Yosanna H Laoly.

"Peraturan ini sudah berlaku sejak akhir tahun lalu," tegas Direktur Komunikasi Eksternal Bank Indonesia Edhie Haryanto saat dihubungi NONTUNAI.com.

Pasal 34 Ayat b PBI menyebutkan, Penyelenggara Jasa Sistem pembayaran dilarang menyalahgunakan data dan informasi nasabah maupun data dan informasi transaksi pembayaran.

Di bagian penjelasan PBI Pasal 34 Ayat b di atas, Bank Indonesia menguraikan bahwa "menyalahgunakan data dan informasi" adalah pengambilan atau penggunaan data selain untuk tujuan pemrosesan transaksi pembayaran. Misalnya pengambilan nomor kartu, nomor CVV (card verification value), waktu kadaluarsa ataupun kode layanan melalui cash register (mesin kasir) di pedagang.

Download:PBI Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran

Bank Indonesia menyebut aktifitas pengambilan data kartu kredit atau debit ini sebagai kegiatan gesek-ganda atau double swipekartu: Pertama kartu digesek di mesin EDC, lalu kartu nontunai digesek lagi di mesin kasir.

Dalam rilis Selasa (5/9) kemarin, Bank Indonesia kembali mengingatkan masyarakat dan pihak-pihak terkait penyelenggara jasa sistem pembayaran agar mematuhi larangan yang termaktub dalam PBI tersebut.

Sanksi untuk Acquirer

Bila larangan ini dilanggar, PBI telah menetapkan sanksi administratif bertahap, berupa teguran, denda, penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan, sampai pencabutan izin sebagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran.

Salah satu pihak yang terlibat dalam pemrosesan transaksi pembayaran adalah acquirer, yaitu pihak bank atau lembaga yang dapat memproses data alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) yang diterbitkan oleh pihak lain. Untuk mendukung perlindungan data masyarakat, acquirer yang bekerjasama dengan pedagang wajib memastikan kepatuhan pedagang terhadap larangan penggesekan ganda.

Baca juga:Bank Indonesia Larang Toko Gesek Kartu Nontunai di Mesin Kasir

Acquirer juga diharapkan mengambil tindakan tegas, antara lain dengan menghentikan kerja sama dengan pedagang yang masih melakukan praktik penggesekan ganda. Untuk kepentingan rekonsiliasi transaksi pembayaran, pedagang dan acquirer diarahkan menggunakan metode lain yang tidak melibatkan penggesekan ganda.

Masyarakat pun dapat berkontribusi menghindari praktik penggesekan ganda dengan senantiasa menjaga kehati-hatian dalam transaksi nontunai, dan tidak mengizinkan pedagang melakukan penggesekan ganda.

Kalau masih ada kasir yang menggesek kartu di mesin kasir, masyarakat diminta melaporkannya ke Bank Indonesia via Contact Center BICARA di nomor 131.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun