Kemaren Minggu Fifit datang ke rumahku, sebelumnya udah chatt dan telpon, "Bu, besok minggu di rumah nggak? Fifit mau mampir sekalian berangkat kerja ke Tangerang. Tapi sekarang masih di kampung. Alhamdulillah kemaren panen mangga dapat banyak banget, ibu ngicipin panen Fifit yaa."
Mbak Fifit adalah pengasuh anak-anakku waktu masih kecil. Terharu aku jadinya, sempet-sempetnya mau kirim hasil panen untuk kami. "Masyaa Allah. Suwun mbak, repot-repot segala. Besok aku ada di rumah".Â
Akhirnya Fifit beneran datang dengan membawa 1 dus berisi 15 kg mangga Gedong dan mangga Indramayu!
Saking banyaknya mangga dari Fifit, suamiku nyuruh kirim juga ke Yogya, "Biar anak-anak ngicipin hasil panen mbak Fifit". Aku kirimkan +/- 10 buah dengan kurir langganan instant -- 24 jam sudah sampai Yogya. Tak lupa tetangga-tetangga rumahku kanan -- kiri -- depan -- samping juga kebagian, mereka sudah kenal baik dengan Fifit. Teriring doa insyaa Allah mbak Fifit sekeluarga selalu sehat, bahagia, rejekinya tambah banyak dan selalu diberkahi Allah... Aamiin...
Fifit asli Indramayu, bekerja di rumah kami sejak anak lanang umur 1 tahun sampai masuk TK. Membersamai kami +/- 4 tahun lamanya. Fifit pulang kampung karena memutuskan akan bekerja menjadi TKW ke Arab Saudi -- di kampung Fifit sudah biasa TKW ke Arab dan Taiwan.
Sebelum Fifit di rumah kami, ada mbak Cukri yang juga asli Indramayu. Membersamai kami 7 tahun lamanya -- sejak awal aku menikah sampai kakak masuk SD dan anak lanang lahir. Cukri pulang kampung ke Indramayu karena menikah dan memutuskan tidak bekerja lagi di Jakarta.
Alhamdulillah mbak-mbak Indramayu ini betah di rumah kami, dan sampai sekarang silaturahmi terjalin dengan baik. Kami masih sering bertukar khabar dan sesekali mereka datang berkunjung. Kadang sendiri saja, tapi pernah juga datang bersama anak-anak dan suaminya. Kadang menginap di rumah kami beberapa hari, tapi sering juga langsung pulang karena cuma mampir sebentar.
Dalam kbbi.kemdikbud.go.id, arti silaturahmi adalah tali persahabatan atau tali persaudaraan. Silaturahmi diambil dari Bahasa Arab -- "shilat ar-rahmi", yang berarti menyambung tali kasih sayang. Diperluas maknanya menjadi kasih sayang kepada sesama manusia, tidak hanya terbatas pada keluarga.
Ada cerita lucu waktu Fifit masih kerja di Arab. Waktu itu Lebaran tahun 2013, Alhamdulillah kami berkesempatan umroh sekeluarga. Sejak dari tanah air, aku udah janjian sama Fifit pengen ketemu di Mekah. Saat itu Fifit bekerja sebagai asisten rumah tangga di sebuah keluarga beranak 4 di kota Saugia -- kurang lebih 30 menit berkendara mobil dari Mekah.
Hari yang dinanti tiba, kami benar-benar bisa bertemu di Pelataran Masjidil Haram -- setelah sekian purnama terpisahkan jarak dan waktu. Subhanallah... Alhamdulillah... Allahu Akbar...
Fifit datang diantar majikannya sekeluarga -- suami istri dan 2 orang anak gadis mereka. Kami ngobrol dengan serunya, sesekali Fifit menerangkan dengan Bahasa Arab. Ternyata Fifit sudah fasih sekali berbahasa Arab. Aku dan anak-anakku dengan Bahasa Inggrisku yang ngepas banget, ngobrol dengan ibu dan anak-anak gadis keluarga Arab. Sedangkan suamiku dan bapak Arab juga ngobrol dengan keterbatasan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris suamiku.Â
Silaturahmi dua keluarga Arab dan Indonesia berjalan seru dan akrab, kami bisa ketawa ketiwi juga, lho. Berarti keterbatasan bahasa lisan bukan menjadi kendala untuk silaturahmi, karena kami ngobrol dengan bahasa kalbu. Heheheee...
Banyak surat Al Quran dan hadits yang menjelaskan tentang manfaat silaturahmi, salah satunya membuka pintu rezeki.
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS Al Hujurat: 10)
"Itulah (karunia) yang diberitahukan Allah untuk menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Katakanlah (Muhammad), 'Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.' Dan barang siapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Asy Syura: 23).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah dengan sesuatu yang lebih baik daripada silaturahmi. Dan silaturahmi menghasilkan kasih sayang di antara keluarga dan meningkatkan rezeki."
"Barangsiapa yang senang agar dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR Bukhari).
Ada lagi cerita silaturahmi aku dan Fifit yang tak terlupakan waktu lebaran tahun ini -- tahun 2024. Ketika itu suamiku masih sakit stroke parah, mobilitas masih sangat terbatas. Sepertinya kami nggak bisa ikut kumpul keluarga suamiku di rumah mbak no-1 seperti tahun-tahun sebelumnya. Akhirnya mbak no-1 mengusulkan acara silaturahmi Lebaran dipindah ke rumah kami - adik bungsu. Kue-kue, lasagna dan es buat seger-segeran dibawa masing-masing keluarga -- potluck.
Aku dan anak gadis sudah berencana siapkan hidangan praktis saja:
- Lontong sayur Betawi lengkap dengan semur tahu dan telor -- pesen di Bang Aman langganan.
- Nasi Briyani -- beli paket beras Basmati dan bumbu kering.
- Ayam ungkep dan tempe goreng.
- Untuk sopnya kami sajikan Tekwan -- pesen tekwan frozen dari teman.
Pokoknya yang praktis, nggak usah masak opor, sambel goreng daging giling, rendang daging dan masakan lainnya yang bersantan khas lebaran. Walaupun sudah diminimalisir, tetap saja masih ada sedikit kehebohan bikin nasi Biryani, goreng ayam, goreng tempe dan rebus tekwan. Kami meyusun rencana, aku dan anak gadis bertugas di dapur, sedangkan anak lanang bertugas membantu dan mendampingi ayah selama aku di dapur.
Dua hari menjelang Lebaran, tau-tau Fifit telpon. "Bu, aku sedang ada di Tebet. Tadinya mau kerja infal Lebaran 10 hari, dibayar Rp200rb/hari. Tapi kok ibu yang pesen udah dapat orang lain. Nggak telpon aku sebelumnya, aku udah terlanjur sampai Tebet. Travel ke Indramayu udah penuh semua, baru ada seminggu lagi".
Aku bisa merasakan kebingungan dan kekecewaan Fifit. Sudah ninggalin anak-anak dan suami, nggak bisa Lebaran di kampung, tapi kok kejadiannya seperti ini. "Astaghfirullah... Siapa yang nawarin kerjaan itu, Fit? Dia tanggung jawab ngurusin kamu nggak?"
"Tetangga di kampung bu, dia tanggugjawab sich bu. Aku tidur di kontrakannya, tapi di sini orangnya banyak banget sedangkan rumah kontrakannya kecil."
"Fifit mau tidur di Ciganjur sambil nunggu travelnya jemput? Tapi aku cuma bisa bayar infal-nya maksimal seminggu aja." Fifit dengan antusias menerima tawaran aku. Bersiap-siap dijemput ojeg online dan dianter ke rumahku. Alhamdulillah... Rezeki Ramadhan untuk aku dan Fifit.Â
Sedikit cerita kami - berkah dari menjalin silaturahmi.
Â
Sehat selalu yaaa mbak Fifit. Barakallah...
Jakarta, 18 November 2024
-nonk-
#KMJCA
#challenge30harimenulisdiary
#D18
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI