Mohon tunggu...
Nonk Mardjono
Nonk Mardjono Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Tertarik masalah pendidikan, kesehatan, keluarga, wisata, kuliner, kebudayaan dan lain-lain. Mencoba menulis cerita fiksi, mudah-mudahan segera terwujud. Aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Foodie

A Hug in A Mug

1 Oktober 2024   21:00 Diperbarui: 2 Oktober 2024   21:30 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kahfee Koffie - Nonk's collection

Kemarin Minggu, kami disambangi sahabat lama yang tinggal di Bandung. Mereka sekeluarga sengaja jalan-jalan ke Jakarta, ingin mencoba naik kereta cepat Whoosh yang baru-baru saja launching. 

Dikutip dari berbagai sumber, Pemerintah memberi nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung 'WHOOSH'. Nama itu memiliki kepanjangan Waktu Hemat, Operasi Optimal dan Sistem Handal. Whoosh adalah sistem kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Dengan kecepatan hingga 350 km/jam, Bandung Jakarta ditempuh hanya dalam waktu 45 menit saja. Padahal jika mengendarai mobil, memakan waktu perjalanan kira-kira 2,5 jam. 

WHOOSH canggih sekali!

Tak lupa sahabat kami membawa oleh-oleh cemilan khas Bandung dan kopi Javaco -- kopi legend dari Bandung. 

Mantab, mereka masih inget kalau aku seneng banget minum kopi!

Waktu dulu masih remaja dan tinggal di Yogya, seingetku nggak pernah ngopi. Jangankan ngopi di warung kopi jadul seperti Kopi Tiam yang terhitung mahal di kala itu. Minum kopi instant sachet-pun aku nggak pernah. Dulu tahun 1990-an, juga belum ada warung kopi kekinian seperti yang sekarang banyak berdiri. 

Seingatku, aku cuma nimbrung minum kopi sesruput atau dua sruput, dari secangkir kopi hitam yang disiapkan ibuku untuk Bapak. Nggak pernah aku sengaja bikin kopi sendiri dan minum sampai segelas.

Setelah lulus kuliah, aku kerja di Jakarta sebagai auditor internal sebuah Bank. Nah, mungkin kebiasan ngopiku dimulai di sini. Waktu itu, dengan berbagai macam alasan aku memutuskan untuk  ngopi. Biar semangat-lah, biar nggak ngantuk-lah atau cuma iseng aja biar mulutku berasa pahit asam sensasi kopi.

Tapi yang aku rasakan, kalau sudah minum segelas kopi di pagi hari, bisa menjadi mood booster. Dengan ngopi satu mug, berasa seperti dipeluk ibu. Tenang, tentram dan semangat menghadapi hari ini dengan penuh keceriaan. Lebay banget, ya... Hehehe... 

Saking senengnya ngopi, akhirnya aku sering beli biji kopi dalam banyak quantity dan banyak juga macam kopinya. Maksud hati ingin ngicipin berbagai macam rasa kopi dan dapat harga discount. Karena petani-nya kasih harga reseller kalau aku beli banyak. Juga biar aku nggak bolak-balik beli ke petani kopi, yang lokasinya jauh di pegunungan.

Akhirnya sebagian besar biji kopi itu aku jual, dalam kemasan pouch 200 gram. Aku dapat keuntungan cukup besar dari jualan kopi ini, lho. Sekalian bisa menyalurkan hobi ngopiku. 

Kuberi merk "Kahfee Koffie", terinspirasi dari rumah kami yang terletak di Jln. Kahfi -- Jakarta Selatan. Keren khan...

Kopi yang aku jual bisa berbentuk bean/biji kopi atau kopi giling yang aku giling sendiri menggunakan coffee grinder kesayangan. Ada tiga pilihan tingkatan gilingan yang aku tawarkan kepada konsumen.

- Digiling fine/halus seperti kopi instant yang ada di supermaket.

- Digiling medium seperti pasir, atau

- Digiling coarse/kasar yang cocok untuk metode penyeduhan French Press, percolator & cupping.

Aku sangat suka kopi jenis Arabika karena tingkat kafein lebih rendah dibandingkan Robusta, tapi tingkat keasamannya lebih tinggi dibanding Robusta. Karena hanya Arabica yang aku suka, maka hanya Arabica saja yang aku jual.

Kalau dipikir-pikir, aneh sekali dasar pertimbangannya kenapa kok dulu aku cuma jual Arabica saja. Sama sekali nggak melihat peluang bisnis untuk menjual Robusta. Padahal penggemar Robusta juga banyak, lho. 

Sepertinya dulu jiwa bisnis aku belum terasah dengan baik. Hehehe...

Biasanya aku beli biji kopi yang berasal dari gunung-gunung sekitar Jawa Barat. Tapi kadang-kadang membeli kopi dari daerah lainnya di Nusantara. 

Cita rasa kopi di setiap daerah unik dan berbeda-beda. Karena dipengaruhi lingkungan alam tempat kopi ditanam, faktor iklim, kondisi tanah, ketinggian daerah kebun kopi dan curah hujan. Semua sangat mempengaruhi dan menciptakan rasa kopi yang khas dan unik.

Arabika -- Single Origin, biji kopi yang aku jual berasal dari satu sumber Arabica saja. Tidak dicampur atau blend dengan biji kopi dari daerah lain, karena aku ingin mempertahankan cita rasa aslinya. Misalnya:

- Arabica Single Origin dari Puntang yang dominan rasa sweet candy, grape & berry.

- Kopi Ciwidey yang memiliki rasa honey, lemon, citrus acidity & greenish.

- Sedangkan kopi Papandayan terkenal dengan rasa flowery, sugarcane & juicy.

Jastip -- jasa titipan kopi Javaco juga aku buka, karena Javaco adalah merk kopi tua dan terkenal dari Bandung. Berdiri sejak tahun 1928, saat ini Javaco dikelola oleh pak Budi Hermanto sebagai owner generasi ke-4. 

Sampai sekarang, Javaco masih menggunakan biji kopi yang berasal dari Jawa Timur dan metode klasik pengolahan kopi. Metode wet indische bereiding dan ost indische bereiding sudah dijalankan turun temurun. Nggak heran kalau aroma dan rasa kopi Javaco tetap sama, di umurnya yang hampir satu abad.

Aku paling suka dengan kopi Javaco jenis Melange, yang merupakan campuran dari Arabica dan Robusta. Digiling medium, nggak pake gula, nggak pake creamer. Langsung dibikin kopi tubruk tradisional saja, biar praktis bisa segera dinikmati. Tidak perlu pakai metode French Press, Drip V60 atau Aeropress.

Hmmmm... Yuuuk ngopi

Coffee is a hug in a mug!

 

-Jakarta, 22 September 2024-

-nonk-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun