Peranakan baru SARS-Cov-2? Lagi?
Per tanggal 27 November 2021, masyarakat mulai gempar lantaran terkuaknya varian baru dari virus SARS-Cov-2, Omicron, yang berhasil masuk ke Indonesia.Â
Euforia penghujung tahun dan resolusi membaiknya keadaan bumi pertiwi di tahun 2022 nampaknya sudah cukup pupus terlebih lagi jumlah kasus Omicron yang hingga 7 Januari 2022 telah mencapai 318 kasus.Â
Protokol kesehatan Indonesia yang awalnya dapat dikatakan sudah kendor karena penurunan dratis jumlah kasus Covid-19 kini kembali mulai diperketat, salah satunya yaitu dengan munculnya Perberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali hingga 17 Januari 2022.
Lalu, sudahkah Anda mengenal Omicron?
Melansir laman WHO, Omicron ditetapkan secara resmi pada 26 November 2021 dengan kasus pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Peristiwa ini kemudian disusul dengan ditemukannya kasus pertama Omicron di Indonesia yang diduga berasal dari warga negara Indonesia (WNI) yang baru saja tiba dari Nigeria, Afrika Barat pada 27 November 2021.Â
Adapun sampai saat ini tingkat penularannya masih belum jelas meskipun terjadi peningkatan kasus di berbagai negara termasuk Indonesia yang kemungkinan dapat dipicu oleh faktor lainnya.Â
Begitu juga dengan tingkat keparahannya, untuk varian ini juga masih belum dapat diidentifikasi dengan jelas apabila dibandingkan dengan varian lainnya.
Jika masih cukup simpang siur mengenai tingkat penularan dan keparahannya, hal apa yang bisa dilakukan?Â
Himbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada guna menekan angka kasus Omicron dan varian virus Covid-19 lainnya semakin terus digalakkan.
Protokol kesehatan 5M (mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) serta vaksinasi terus selalu diupayakan oleh setiap sektor di berbagai wilayah.Â
Namun, apakah dengan menerapkan kedua hal tersebut sudah cukup? Jawabannya adalah TIDAK. Lantas apa yang mampu membuat Anda akan merasa cukup? ISI PIRINGKU lah yang mampu menjadi salah satu jawabannya.Â
Isi Piringku: Benteng Pertahananku dari OmicronÂ
Isi Piringku merupakan salah satu program yang berkedudukan sangat penting karena turut andil dalam menjaga kekebalan tubuh serta memberikan perlindungan ekstra dari berbagai infeksi virus.Â
Lantas mengapa Isi Piringku dengan komponen utama berupa makanan bergizi seimbang menjadi begitu "penting" saat era Omicron ini? Jawabannya adalah sangat sederhana. "We Are What We Eat".Â
Segala jenis makanan yang Anda konsumsi ternyata sangat berpengaruh, salah satunya yaitu terhadap kesehatan tubuh yang pada kenyataannya telah menjadi urgensi setiap individu terutama saat memasuki new covid era saat ini.
Makanan bergizi seimbang mampu menjadi "perisai" dalam menghadapi Omicron dan varian jenis virus Covid-19 lainnya. Didukung dengan ketersediaan berbagai zat besi seperti antioksidan sebagai penangkal radikal bebas, vitamin sebagai penjaga fungsi tubuh, mineral sebagai penjaga kinerja dan organ tubuh, dan zat flavonoid yang dapat ditemukan pada komponen sayur dan buah tentu menjadikan makanan yang dikonsumsi menjadi suatu cerminan dari keberhasilan setiap individu untuk menjaga kesehatan tubuhnya agar mampu terhindar dari serangan Omicron. Namun, apakah makanan bergizi seimbang juga sudah cukup?Â
Lagi-lagi jawabannya adalah TIDAK. Konsumsi makanan bergizi seimbang juga harus dipenuhi oleh elemen lainnya, yaitu kebiasaan perilaku hidup sehat.
Lalu, seperti apakah penampakan dari Isi Piringku? Berdasarkan Kemenkes RI (2020), komponen dari "Isi Piringku" ini, antara lain:
1. Konsumsi makanan bergizi seimbang, meliputi:
a. Makanan pokok, sebagai sumber karbohidrat yang dapat berupa nasi, jagung, kentang, dan umbi-umbian. Porsi dari makanan pokok adalah 3-4 porsi
b. Lauk pauk, sebagai sumber protein dan mineral. Lauk terdiri dari dua jenis yaitu lauk hewani seperti daging (daging merah: sapi dan kambing ; daging putih: ayam), ikan, dan telur sedangkan lauk nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Porsi dari lauk pauk yaitu 2-3 porsi
c. Buah-buahan, sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat yang dapat berupa pisang, jeruk, alpukat, nanas, apel, pepaya, dan manggis. Porsi dari buah-buahan adalah 2-3 porsi
d. Sayuran, sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat yang dapat berupa sayuran berdaun hijau atau berwarna, terong, tauge, daun singkong, dan labu. Porsi dari sayuran adalah 3-4 porsi
2. Minum air 8 gelas sehari
3. Cuci tangan menggunakan sabun untuk mencegah infeksi yang dapat masuk melalui tangan. Lakukan cuci tangan terutama saat setelah melakukan kegiatan seperti pada saat sesampainya di rumah, setelah batuk atau bersin, sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan, dan setelah buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK)
4. Aktivitas fisik 30 menit secara rutin 3-5 kali dalam seminggu dengan berjalan kaki atau jogging di sekitar area rumah, senam pagi, berkebun, dan lainnya Â
Tiada kesehatan yang berarti tanpa konsumsi gizi seimbang dan penerapan kebiasaan hidup sehat. Isi Piringku bukan hanya sekadar tentang memperbaiki asupan gizi harian tetapi juga mampu menjadi amunisi saat era Omicron 2022 saat ini. Isi Piringku mampu menjadi penopang dalam membangun sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari berbagai serangan virus di new covid era. Dengan demikian, Isi Piringku mampu menjadi alternatif Anda karena tidak hanya status gizi yang membaik tetapi juga status kesehatan menjadi meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H