Sendari dia hadir dalam setiap kisah hidupku, datang bersama arutala bersinar menerangi gelapnya isi kepala dan hatiku
Mungkin sosoknya bukan orang yang kehadirannya aku tunggu, atau aku hanya sekedar kenal lalu nyaman
Tapi dia mampu menyadari aku tanpanya hidup akan lebih kelabu
Seiring waktu berjalan apsara mulai nampak dalam jiwanya, dia mampu merangsang ardayaku dan aku berhasil albinawanya
Kebahagiaan mulai tumbuh dalam jiwaku, aku rasa itu kebahagian paling sempurna
Karena kebahagiaan bersama orang yang sederhana, tapi dia memperlakukan aku dengan cara istimewa
Enu namanya, sapaan yang selalu aku gunakan ketika kami bertemu
Mukanya tampak anindya, membuat aku apsunÂ
Dia berhasil menabur binar-binar cinta, bersama segenggam pupuk rindu di tangannya
Dia meluluh lantakan kokoh hatiku, yang mencemooh cinta, setelah dahulu terluka, menjadi seorang yang berani membuka kembali hati
Dia pandai beradaptasi, layaknya seekor bunglon, mengerti kondisi jiwaku, memahami hiruk pikuk masa kelamku, dialah Enu
Dari sekali tatapan lembutnya, dari rangkaian senyuman manisnya yang jatuh, bersama lentik bola matanya, itu semua menyentuh hatiku
Dengan kesadaran tanpa kesabaran, aku mendambakannya, aku sungguh menginginkan dirinya, menjadi pendamping cerita baru hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H