Kini, era pemerintahan Jokowi-JK yang juga mengangkat kembali program reforma agraria menunjukkan itikad baik pemerintah dalam mewujudkan cita-cita nasional. Sayangnya, sejarah takkan berpihak kepada kita jika kita sekedar mengandalkan kemauan politik para elite untuk melaksanakan Reforma Agraria.
Pidato Jokowi yang sekedar 'menunggu' para pemilik konsesi seperti Prabowo untuk mengembalikan tanah konsesinya dengan cuma-cuma tak ubahnya pungguk merindukan bulan. Di sisi lain, ada juga aktivis agraria yang percaya Reforma Agraria sejati dapat dilakukan dengan membonceng kekuasaan seorang tokoh yang dianggap bersih dan punya kemauan politik tapi didominasi para "kapitalis besar", tanpa membangun serikat tani berbasis buruh tani dan petani kecil. Kita tidak tahu apakah mereka melupakan sejarah atau sedang membohongi diri sendiri.
Lantas apakah kehadian Ma'ruf Amin yang merupakan tokoh Sosialisme Islam (Syariah) mampu membuat rezim Jokowi-Amin (jika menang pilpres) 2019-2014 lebih bertaring untuk menggulingkan para oligarki sisa-sisa Orde Baru dan mewujudkan Sosialisme Indonesia? Hmmm... Rasa-rasanya sih tidak..
Ataulah mungkin pasangan Prabowo-Sandiaga Uno yang mampu menjadi "juruselamat" yang akan menebus kegagalan Indonesia melaksanakan Reformasi Agraria yang sejatinya telah para Founding Fathers Indonesia lebih dari 70 tahun lalu?
Membayangkan yang satu ini rasa-rasanya lebih sulit mengingat sang capres merupakan militer-pengusaha eks-produk Orde Baru.
Namun penulis percaya, suatu hari nanti keadilan sosial, dimana jurang kesenjangan sosial antara di kaya dan si miskin tidak terpaut lebar, akan terwujud. Suatu hari nanti industri dan kapitalisme global akan runtuh dan memicu revolusi masif untuk mendirikan Sosialisme di muka bumi, sebagaimana Teori Siklus Peradaban yang pernah diusung Karl Marx.
Acuan
Nasib Land Reform di Pilpres 2019
Hakekat reformasi agraria
Iwan Nurdin: reformasi agraria sejati itu pelaksanaan UUPA 1960
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H